Alvin's View
Setitik demi setitik, hujan deras mulai mengguyur tubuhku saat kami berjalan semakin dekat dengan North Wall.
"Hujan...?"
Anabelle menengadahkan tangannya sambil menatap bingung ke arah langit.
Semua orang tampak sama bingungnya, mereka mengelap tubuh mereka, dan menatap seakan tak percaya pada apa yang sedang terjadi."Hujan? Di game ini? Baru kali ini aku merasakan hujan disini."
Aku hanya berdiam, memaklumi apa yang daritadi mereka kuatirkan.
Memang di game ini tidak pernah di ciptakan adanya pergantian cuaca, sehingga kami hanya bisa menikmati cuaca cerah dimanapun, kecuali jika ada event tertentu, atau berada di daerah tertentu yang memang di ciptakan untuk selalu dalam keadaan hujan.Aku berdehem, mengingatkan mereka untuk terus melangkah.
Aku memahami keraguan mereka, tapi hujan ini justru adalah penanda yang mengingatkan kami untuk segera menuju North Wall.Ya, Hujan ini bukan hujan alami, dan hanya satu orang yang bisa menciptakan hujan selebat ini.
Bishop Wyatt.
Hujan ini adalah pertanda Water Rune sedang berubah dari fase pembantu menjadi fase penyerang, fase yang sangat jarang digunakan Wyatt karena menurutnya keahlian bertarungnya sudah cukup tanpa dibantu Rune.
Dan alasan kenapa dia menggunakan Runenya, jelas.
Karena dia terpojok."Percepat pasukan, MAJU!"
Kami semakin tergesa berjalan menapaki tanah berumput di dataran Saqqara.
Titik titik hujan di sekitarku mendadak mengeras, menjadi butiran butiran es padat.
Wyatt?
Ini....
Gawat, kami sudah masuk dalam area Water Rune!"Keith! Pasang mantra perlindunganmu yang terbaik! CEPAT!"
Aku berteriak pada Keith, yang segera dengan terburu buru mengangkat tangan kirinya."Shield Rune! Conjure the shell that will stand against anything! Omni Shield!"
Kututup mataku saat sebuah cahaya hijau menyilaukan muncul.
dengan perlahan aku kembali membuka dan memicingkan mataku.
Ribuan cahaya putih berjatuhan bagaikan salju, membentuk perisai perlindungan di atas kami.
Semua orang menatap dalam diam, saat butiran hujan yang tadinya menghujam kami berubah menjadi titik es setajam jarum dan menghujani perlindungan kami dengan suara keras saat butiran jarum es itu pecah terkena perisai Keith."Wah, jelas ini bukan hujan biasa!"
Anabelle menatap kagum saat beberapa dari naga yang terlihat mulai berjatuhan dan menghantam tanah.GROAARR!!!
Sesosok naga biru dari air tampak menguak dari balik dinding, dia menatap marah ke arah seberang dari mata merahnya yang menembus tubuh transparannya.
"WATER! CORRUPT THE PURITY, GATHER THE FURIOUS EMOTION AND FLOOD OVER THE LAND! MAJOR FLOOD!"
Naga itu membacakan incantation Water Rune seakan melolong, suaranya terdengar begitu memekakkan telinga.
Sebuah ombak raksasa, entah dari mana, muncul, dengan deruan kencang, menghantam daerah di depan kami."Astaga, ada naga raksasa!"
Anabelle berseru girang sambil menatap dengan takjub, seakan tidak merasa takut sama sekali dengan yang sedang terjadi."WATER THAT POUR OVER THE EARTH, CHILL YOURSELF IN MERCILESS EMOTION, DESTROY ALL THE LIFE YOU HAVE BROUGHT! RAIN OF RAZOR!"
Lagi lagi, ratusan butiran hujan kembali berubah menjadi butiran es, dan menghujami perlindungan kami dengan suara berkeletak nyaring."Masuk ke North Wall, aku akan naik dan berbicara dengan Wyatt..."
"LAND OF WING! SUMMON THE DRAGON UNDER MY SERVICE!"
Baru saja aku memberikan perintah pada pasukanku, mendadak sebuah portal kemerahan terbuka, dan ribuan ekor naga kembali muncul, menyerang secara membabi buta pada pasukan yang sedang bertempur di bagian atas North Wall. Sesekali aku melihat mereka terlempar karena Wyatt yang berubah menjadi naga raksasa menghempaskan mereka dengan ekornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasiLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!