CHAPTER 44: Rune's Sacrifice

40 7 0
                                    

Arsais's View

Jleb!
Aku melemparkan pisau lemparku tepat pada waktunya. Yue tampak kewalahan mencabut panah saat seekor leopard tiba tiba menerjang saat dia membungkuk.

Dia tampak terkejut, tapi kemudian menolehkan tubuhnya ke belakang. Panah dan busurnya masih tersimpan mantap di kedua tangannya, siap untuk ditembakkan.

"Alvin! Sudah datang ya!"
Yue tersenyum saat dia melihatku, kemudian segera menyarungkan anak panah yang barusaja diambilnya dan meletakkan busurnya di punggungnya.

"Yeah, maaf telat..."
Yue mengangguk sambil terus terseyum ke arahku. Aku beranjak ke arah Leopard yang masih terbaring di tanah. Suara rintihan pelan terdengar saat aku mencabut pisauku dari tubuhnya dan dengan segera sosoknyanya menghilang dari pandanganku.

"Ga! Kamu ga telat kok!"
Yue menyeka peluhnya, Ia berjalan mendatangiku, kemudian mendekapku lembut.

"Aku kangen...."
Aku sejenak terpaku. Kurasakan dadaku mulai berdegup dengan kencang.

Sial!

Padahal dia sudah sering melakukan hal ini, tapi entah kenapa setiap dia melakukannya rasanya dadaku selalu berdegup kencang! Aku kayaknya ga akan pernah terbiasa dengan hal ini!

Yue melepaskan pelukannya, kemudian tersenyum penuh arti ke arahku.

"Gugup karena melihatku?"
Dia memandangku tanpa berhenti menyungginkan senyuman yang terus membuat dadaku terasa begitu bersemangat berdetak. Kata katanya seakan tepat menembak ke dalam pertahananku.

Aku membuang wajahku, kemudian segera mengambil tempat duduk di batuan yang berada tak jauh dari kami.

Yue hanya meringis, kemudian mendekatiku dan menjulurkan sebelah tangannya.

"Ayo! Kita pergi ke kota terdekat, daripada harus disini! Berbahaya!"

Aku menggeleng pelan, kemudian menatap ke arahnya. Apa dia lupa, kalau tempat ini adalah tempat dimana aku pertama kali bertemu dengannya?

"Aku tahu, kamu ingin disini karena disini adalah tempat kita pertama bertemu kan, Alvin?"

Aku terkejut sejenak, kemudian menganggukkan kepalaku sambil menatap ke arah danau di kejauhan.

"Yeah, kita memang bertemu disini, tapi, bukan disini tepatnya, ya kan?"
Ujarnya sambil mengedipkan sebelah mata kemudian kembali menjulurkan tangannya ke arahku.

"Ayo..!"

Aku mengamit tangannya, dan membiarkannya membawaku ke pinggiran danau yang tadi kupandangi dari kejauhan.

"Disinilah, kita pertama ketemu. Sudah cukup lama ya?"

Yue berjalan ke arah air sambil menengadahkan tangannya ke atas. Samar sinar yang menerobos ke dalam hutan menyentuh rambutnya yang berwarna keperakan, membuatnya seakan berkilau di dalam kegelapan hutan.

Aku memandanginya, menikmati setiap gerakan yang dilakukannya. Entah keberuntungan apa yang dulu datang padaku, sampai aku bisa bertemu dengannya.
Takdir?

Aku meringis pelan, menertawakan pikiranku sendiri yang begitu bodoh mempertanyakan pertanyaan yang mungkin bahkan tidak perlu dipikirkan sama sekali.

"Kemari!"
Aku berdiri, bagai disihir, aku berjalan perlahan ke arahnya. Saat ini aku bagaikan menatap pemandangan yang begitu indah. Pakaian putihnya berumbai panjang dengan aksen biru kehijauan terasa begitu sepadan dengan rambut perak panjangnya.

"Ayo dong! Kamu ga asyik sama sekali sih!"
Yue melemparkan seberkas air dari danau yang memercik membasahi pipiku. Aku menyekanya lembut, Yue terus mencoba memancingku untuk ikut bermain, tapi aku masih terus berjalan ke arahnya tanpa menghiraukannya sama sekali.

The Night and The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang