CHAPTER 2.34: Old Friend Farewell

29 6 1
                                    

Rio's View

"Aku Moccachino Milkshake, jangan ditambahin es ya mbak!"

Aku mengetuk ketukkan tanganku dengan tidak sabar melihat orang didepanku membolak balik menu dengan santainya.

"Rio, kamu mau apa? Kayaknya kita perlu cemilan, apa kamu mau kentang goreng? Ah! Ada roti panggang kopi! Aku mau yang ini satu, sama kentang goreng untuk Rio, kamu ga suka manis kan Rio? Minumnya apa? Ah~"

Kutarik dengan kasar menu itu dari tangannya, dan kubanting ke meja.

"Aku Teh, ga pakai gula...."

aku menatap dengan tajam ke arah waitress yang segera mencatat dengan kikuk dan berlari menjauh dari kami karena merasakan aura tidak nyaman.

"Ah! Aku padahal mau pesan roti bakar kornet keju susu..."

"CHRIST!"

"Eh..."

Christ tampak terkejut karena aku membentaknya, dia menatapku dengan melotot, tapi kemudian segera melipat kedua tangannya di atas meja.
Ia membersihkan atas meja dengan baik sebelum meletakkan lengan kemejanya disana.

"Iya, tumben kamu ajak aku makan! Ada apa? Lama kamu ga kerumah, tadi mama cari kamu..."

Aku memijat keningku dengan jengah.

Selalu saja seperti ini.
Selalu saja tidak bisa bersikap serius.
Selalu tertawa dalam keadaan apapun.
Benar benar menyebalkan.

"Christ! Jangan bertingkah bodoh! Kamu tahu apa yang akan kita bicarakan kan?"

"Eh, kenapa? Aku tidak tahu, kan kamu ga ada bilang apapun ke aku..."

"Christ! Tolong serius sedikit!"
aku sedikit menghentakkan meja dengan marah.

Christ melebarkan matanya, kemudian akhirnya menutup kedua matanya dengan tangan, senyumannya tampak jelas dari mulutnya.

"Okay, kalau kamu mau begitu, tentang Alvin, apa aku salah?"

Christ menopangkan hidungnya diatas kedua punggung tangannya yang ditangkupkan. Ia menatapku dengan tatapan tajam.
Aku mengangguk, dan ia hanya menghela nafasnya.

"Oke, Bicaralah, aku mendengarkan..."
Christ melipat kedua tangannya dan menyandarkan tubuhnya pada kursi bambu tempat kami duduk.

"Kenapa diam? Ayo bicara..."
Christ berbicara lagi, semakin membuatku kehilangan kesabaranku.

"Aku mau bertanya padamu. Apa sebenarnya maksud semua ini...?"

"Semua ini? Apanya?"

"Jangan bodoh! Semua juga tahu kamu mendekati Alvin akhir akhir ini apa maksudmu?"
Christ melebarkan matanya, dia tampak terkejut.

"Ya aku mendekati Alvin, memangnya ada yang salah?"
Aku menatapnya dengan pandangan tak percaya.

"Bagaimana bisa kamu bertanya begitu! Apa maksudmu? Apa tidak cukup semua yang kamu lakukan selama ini?"
Christ lagi lagi mengerutkan keningnya dan menatapku dengan pandangan bingung.

"Apa maksudmu Yo?"

"AKU YANG HARUSNYA TANYA APA MAKSUDMU! Apa kamu kurang mempermainkannya dan menyiksanya di game, sehingga kamu sekarang juga mendekatinya di dunia nyata? Kurang semua siksaanmu selama ini? Sekarang kamu juga mau melakukannya di dunia nyata?"
Christ melebarkan matanya, kali ini dia sampai membuka mulutnya dengan ekspresi terkejut, dan akhirnya menggeleng, sambil meletakkan kedua tangannya di atas meja.

"T..Tunggu! Ada salah paham disini!"

"Apa? Kamu tahu dia masuk rumah sakit karena apa? Aku sudah mencari tahu semuanya! Dia masuk rumah sakit akibat trauma karena reseptor dari alat gamenya memberikan pengaruh terlalu nyata padanya. Seharusnya dia tidak akan kenapa kenapa bila tidak memaksakan diri, tapi kau tidak memberikannya pilihan!"
Christ mengatupkan dan membuka mulutnya berkali kali sambil melongo, dia menggeleng seakan ingin mengatakan sesuatu.

The Night and The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang