Caesar's View
Sudah 4 hari ya?
Sepi juga...Hari ini sudah 4 hari Axel ga online, aku gatau apa alasannya, dia cuma kirim message bilang gabisa online sementara waktu.
Langkah demi langkah berlalu, aku berjalan tanpa tujuan. Hari ini sebenarnya giliran pasukanku untuk pergi berlatih untuk berperang, tapi hari ini aku sengaja tinggal di Kastil karena hari ini adalah hari pertemuan Arsais dengan 4 Bishop lainnya.
Entah kenapa, semenjak kejadian Warlord's Suit itu, aku jadi sendirian. Axel ga pernah lagi mengajakku pergi atau berlatih. Arsais juga hanya memanggilku kalau ada hubungannya dengan urusan diplomatik dan masalah masalah yang perlu kutangani.
Aku berjalan ke arah taman, aku menengadahkan kepalaku ke atas beranda.Arsais sedang berdiri di beranda dan menatap jauh ke arah tanah tandus di lingkungan sekitar Kastil. Dari wajahnya tampaknya ada sesuatu yang dipikirkannya. Entah sejak kapan, dia selalu menutup tangannya dengan sarung tangan. Aku juga ga pernah menanyakan, kenapa dia sering merintih kesakitan akhir akhir ini. Hubunganku dengannya benar benar sudah menjauh.
Aku mendudukkan diriku di pohon yang berada sedikit tersembunyi dari beranda tempatnya berdiri, memposisikan diriku di titik butanya, tetapi dari sini aku bisa dengan leluasa memandang ke arahnya.
Alvin, atau Arsais aku memanggilnya di game ini, Lelaki yang dulu sempat menarik perhatianku. Dialah laki laki pertama yang membuatku tertarik. Padahal sebelumnya aku tidak pernah suka pada cowok manapun. Aku juga ga pernah berpikir tentang orientasi seksualku. Tapi saat ini, hal itu tampaknya perlu aku pertanyakan.
Arsais tampak menulis sebuah surat lewat jendela messagenya, kemudian mengirim pesan itu.
Senyum?
Sejenak Arsais tersenyum pelan saat pesan itu terkirim.Aku memicingkan mataku.
Dia tampak tersenyum senang, tampaknya surat barusan benar benar penting untuknya. Kemana surat itu dikirim?
Axel kah?Deg!
Mendadak segaris luka di dadaku yang sejenak terlupakan mulai terbuka. Aku meremas dadaku.
Terasa sangat panas...
Semua perlakuanku pada Axel kembali berputar di kepalaku.
"Sialan..!"
Aku membenturkan kepalaku ke batang pohon yang kusandari."Sial.. Sial.. Sial...!"
Aku menoleh ke arah Arsais.
Dan dia sedang menatap ke arahku.
Arsais menyeringai pelan saat pandangan kami bertemu.Apa dia menertawakanku?
Mengapa harus dia yang berbuat begini kepadaku? Tak bisakah aku tetap menyukainya?
Araais masih tetap menatap tajam kepadaku, sampai sejenak kemudian ia sudah berlalu masuk ke dalam Kastil."Caesar? Mana bosmu?"
Seorang pemuda dalam setelan merah dengan ikat kepala putih menepuk pundakku pelan"Bishop Pixel? Anda berjalan kaki kemari?"
Pemuda yang tampak berusia 17an itu menyeka peluh di lehernya. Dia mengangguk pelan dan tersenyum."Ya! Sekalian latihan. Kalian tahu? Monster di daerah sini memang mengerikan! Untung kebanyakan berelemen tanah, jadi Fire Rune ku bisa mengatasinya.
Dia menyeka peluh di dahinya sambil memasang raut wajah lega. Aku tertawa pelan mendengar perkataannya
"Silahkan masuk. Kurasa Bishop lain juga segera tiba..."
Kami berjalan beriringan memasuki Kastil sambil berbincang bincang.
Orang yang ada di hadapanku memiliki kekuatan yang sama seperti Alvin, Seorang Elemental Bishop. Hanya saja, selama ini Alvin ga pernah menggunakan kekuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasyLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!