CHAPTER 43: Better Than Right

47 7 1
                                    

Kenny's View

"Nih...."

"Iyah...."

Kak Yuuji menempelkan sekaleng minuman dingin ke pipiku, membuatku sejenak tersentak, tapi kemudian mengambil kaleng minuman itu dengan santai dan membuka tutupnya.

"Hmm, Gimana? Udah tenang?"

Kak Yuuji duduk di hadapanku, tepat disamping Kak Marco. Kak Yuuji memandangku dengan tatapan kuatir, seakan aku baru aja kena serangan jantung di depannya.

"Iyah kak, makasih..."
Aku masih memain mainkan kaleng minuman itu di tanganku, mengguncang guncangnya pelan, sampai sedikit isinya terpercik keluar.

"Nah kan! Jadi kotor deh! Woi!!"

"Marco!"
Kak Yuuji menatap tajam ke arah Kak Marco yang segera membungkam mulutnya sigap.

Rasain! 
Aku tertawa pelan, dan kayaknya tawaku barusan membuat seulas senyum lega di bibir kedua temanku ini. Yuuji tersenyum lebar, sementara Marco memamerkan sengiran ala kuda yang biasa dia tampilkan.

"Kenapa kamu tadi Ken?"

Aku sejenak terkesikap, kemudian kembali menundukkan kepalaku, Jujur saja aku agak terkejut dengan semua pembicaraan yang barusaja aku dengar. Kevin, dan Alvin? Mereka kah?

"Kenny?"

Kak Yuuji mendadak sudah mendekatiku dan membelai kepalaku perlahan, sementara Kak Marco masih diam di tempatnya sambil menatap penasaran ke arah kami.

"Kamu terkejut dengan apa yang barusan kamu lihat di sekolah?"

"Umm...."

Aku mengangguk pelan, kemudian aku menatap Kak Yuuji dan melebarkan senyumanku ke arahnya.

"Kamu terkejut karena mereka berpelukan, gitu?"

Aku ragu sejenak, kemudian kembali menganggukkan kepalaku.
Kak Yuuji sejenak menyisir tangan rambutnya yang sejak tadi menutup sebagian matanya, kemudian menghela nafas sambil terpejam.

"Kamu terkejut karena kamu mengira mereka gay?"
Aku melirik sejenak ke arah Kak Marco, yang segera mengalihkan pandangannya dari tatapanku. Aku menghela nafas, kemudian mengangguk perlahan.

"Kamu takut dengan gay...?"
Aku menggeleng, tanpa bisa menutupi keraguanku. Begitukah dunia gay? Kenapa aku merasa risih melihatnya?

Yuuji terkekeh pelan, kemudian duduk disampingku, diikuti Marco yang ikut duduk di sebelahnya. Dia membelai rambutku pelan, sementara Marco menepuk nepuk punggungku dengan agak kencang.

"Kak Marco sakit ahh!"
Aku mencibir ke arahnya, Marco langsung melotot dan bersiap membuka mulut.

"Ahem..."
Marco mengurungkan niatnya buat membuka mulut segera setelah Yuuji berdehem pelan. Ni anak takut banget ama Kak Yuuji yahh?

Drrr~Drrr~Drrr~
Ponsel Kak Yuuji bergetar pelan, berputar di atas meja belajarnya. Kak Yuuji segera berdiri dan mengambil ponselnya, kemudian menerima teleponnya.

"Iya? Benny? Iya? Astaga lupa! Oke! Aku tunggu dibawah!"
Aku dan Kak Marco menatap bingung ke arah Kak Yuuji yang bergegas membereskan beberapa berkas dari meja dan menaruhnya di tasnya.

"Hari ini aku harus mengumpulkan proposal ke Benny! Marco! Kamu ga ada kerjaan kan? Kamu temani Kenny ya! Aku tunggu Benny di bawah buat ngambil proposal!"
Kak Yuuji kembali menyibukkan dirinya dengan berkas berkasnya, dia membolak balik beberapa halaman proposal yang diambilnya.

"Tapi, tapi Yuuji ...."
Kak Yuuji segera menoleh ke arah Marco, senyum manis menghiasi wajahnya, tapi entah kenapa, aura sekitar kamar berubah menjadi sangat menyesakkan.

The Night and The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang