Yue's View
Aku melirik ke arah para panglima perangku, kami duduk berjajar di sekeliling meja kayu yang terletak di belakang aula besar di Valerie.
Dari keadaan dan barang barang yang tertinggal, kurasa ruangan ini adalah ruangan strategi tentara Valerie.
Yeah, paling tidak berarti kami mempergunakan ruangan ini dengan tepat, ya kan"Keith, Harmonia, hanya diam...?"
Aku melirikkan bola mata perakku ke arahnya, Keith mengangguk sambil menatap peta di bawah kami dengan serius."Tidak ada pergerakan, mereka semua hanya berdiam, hanya berkemah di sekitar benteng Gaia Wall di selatan kita, yang tampak masih rapat, selain itu tidak ada pergerakan berarti dari mereka.
Tidak ada tanda tanda akan memulai penyerangan juga."
Kanna menimpali pertanyaanku dengan serentetan penjelasan panjang."Bagaimana dengan pasukan kita? Vian?"
Seorang Priest berpakaian hitam dengan kumis hitam tipis menunduk dengan sopan kemudian menatap dengan mantap ke arahku."Pasukan kita dalam kondisi moral terbaik, Valerie memiliki banyak sarana dan berbagai penunjang yang mendukung keadaan pasukan, kupikir, tidak ada yang perlu di kuatirkan untuk pasukan kita. Selain itu, separuh dari pasukan kita juga sudah saya kirim untuk kembali ke Aronia, karena ada beberapa masalah di perbatasan kita dengan negara tetangga, tampaknya mereka memanfaatkan keadaan ini untuk menyerang perbatasan kita."
Aku mengangguk angguk, sejenak aku berpikir, kemudian aku kembali memutar pandanganku ke arah mereka.Vian sejenak menimang nimang untuk berbicara, tapi akhirnya memutuskan untuk berbicara.
"Cardinal Yue, maaf saya harus menyatakan hal ini, tapi ada baiknya, kita melepaskan Valerie, dan kembali ke Aronia, lalu menyatakan perdamaian pada Harmonia, apalagi kita sudah mengalahkan Lord Arsais, perang ini sudah tidak ada tujuannya lagi...."
"Tidak.... Aku berubah pikiran.... Kita tidak akan menarik mundur atau berdamai.... Tujuan baru kita adalah: Menghabisi Harmonia.... Kita tidak akan mundur sebelum Harmonia menghilang dari peta.... "
Tegasku, membuat semua orang tampak terkejut dengan perubahanku yang selama ini selalu bersikap damai dan menghindar."Cardinal, aku bisa mengerti keinginan anda untuk merebut Harmonia, tapi seperti yang anda lihat, Harmonia berukuran enam kali lebih besar dari kita, begitu juga kekuatan militer massifnya, belum lagi benteng yang didesain sedemikian rupa, memerlukan jumlah pasukan besar untuk mempertahankan satu distrik saja, karena desain pentagonal mereka. Kita saat ini tidak meninggalkan kekuatan apapun di Valerie karena harus mempertahankan South Wall, dan perbatasan dengan dua distrik lainnya, kita hanya akan diinjak seperti lalat jika kita maju lebih dari ini..."
"Tidak, kataku.... Kita akan menghabisi Harmonia. Aku menginginkan Harmonia... Dan.... Untuk pasukan, kita tidak perlu kuatir, kupikir tidak akan lama lagi kita akan mendapat bala bantuan pasukan, dan mereka semua adalah veteran dan terlatih dalam seni berperang."
Semua orang memandangku dengan kebingungan, kecuali Keith dan Kanna"Apa? Bagaimana bisa kita dapat bala bantuan? Jelas jelas selama ini semua negara aliansi kita tidak mau membantu kita, darimana anda bisa mendapat bala bantuan, Cardinal?"
Aku tersenyum, kemudian kembali menatap mereka."Serahkan urusan pasukan padaku, banyak yang harus kita lakukan, saat ini aku punya tugas rahasia untuk kalian yang ada disini, semuanya..."
Mereka mengernyitkan dahi mereka dengan bingung, beberapa saling berpandangan, kemudian akhirnya mereka memajukan sedikit kepala mereka ke arahku."Apa itu, Cardinal?"
"Kanna, mohon jelaskan ke mereka..."
Kanna mengangguk, dan berjalan ke arahku.
Aku berdiri dari kursiku, dan memberikan kursiku pada Kanna yang sedaritadi berdiri di belakangaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasyLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!