Alvin's View
"Kok bisa jadi begini! Kamu harus jelasin ada apa tadi!"
"Auh... Sakit..."
"Ya jelas sakit! Mana mungkin enggak!"
Aku kembali meringis saat Kevin menekankan cairan obat ke luka di dadaku dan membalutnya dengan perban.
"Liat lukamu sampai sebesar ini! Dan kamu ga mau di bawa ke dokter? Kamu emang luarbiasa yah!"
". . . . . . . ."
Berisik aja anak ini. Sedaritadi dia terus berceloteh mengomeliku karena luka yang sedang diobatinya.
Aku juga ga sadar apa yang terjadi, begitu aku sadar, Kevin sudah datang dan mematikan gameku, dan mencabut reseptor dari leherku sehingga kesadaranku kembali. Mungkin kalau Kevin tadi terlambat datang, aku sudah kehilangan banyak darah dan harus dibawa ke rumah sakit."Keluargamu ga ada yang dirumah ya?"
Aku mengigit bibir menahan omelannya. Sedaritadi yang keluar dari bibirnya hanya omelan.
Aku mengalihkan pandanganku ke arah meja komputerku, bercak darah tampak masih menetes dari meja ke lantai, melukiskan betapa banyak darah yang tadi sudah kukeluarkan.
Aku bergidig ngeri membayangkan pemandangan yang tadi harus dilihat Kevin saat dia datang ke rumahku."Kamu menggunakan True Earth lagi...?"
Aku terhenyak, kupandangi wajah yang sekarang berada di depanku dan menatap tajam ke arahku."Yeah..."
Kevin melebarkan matanya sejenak, kemudian kembali menggelengkan kepala sambil kembali membalut luka di punggungku."Aku memang tahu, kalau rune itu membahayakan jika dipakai, tapi aku ga mengira kalau efeknya bakal separah ini!"
"Au!~ Sakit!"
"DIAM!"
Aku terkesikap, Kevin menatapku dengan wajah sebalnya."Diam sebentar selagi aku membalut lukamu! Kamu mau ini bengkak esok?"
Gelengan kepalaku disambut dengan helaan nafas dan gelengan jengah darinya."Kamu harusnya tahu kalau Rune itu berbahaya, kenapa kamu pakai sih?"
Aku mengalihkan pandanganku dari Kevin, berusaha mengalihkan pembicaraannya."WOI! Apa sih yang maksa kamu pakai Rune itu?!"
". . . . . . . ."
Kevin kembali menggeleng, tampaknya dia sudah menyerah mengorek keluar informasi dari benteng yang aku sebut mulut ini."Kamu harus berhenti pakai kutukan itu! Ada rune lain kan! Ga perlu kamu menggunakannya. Selama ini juga kamu ga pernah pakai True Earth Rune dan baik baik aja kan?"
Kevin menatap dalam ke arahku, wajahnya menunjukkan dia sedang tidak ingin dibantah sedikitpun."Yeah, memang...."
Kevin untuk kesekian kalinya menghela nafas dan kembali menyibukkan dirinya dengan gulungan perban di tangannya."Lalu kenapa kamu menggunakannya?"
Hmph, lagi lagi, pertanyaan yang sama..."Aku harus menggunakannya, aku harus melindungi seseorang.."
Kevin nampak terkejut, kedua belah matanya yang sedaritadi terpicing ke arahku melebar karena reaksinya."Wanita itukah...?"
Aku menggigit bibirku, sebuah anggukan muncul, walau aku tertawa dalam hati karena dia menyebut Yue sebagai "Wanita".
Kevin tersenyum, kemudian menepuk bahu kiriku perlahan."Orang yang harus kamu lindungi, eh? Yah, dia memang sangat berharga bagimu hmm?"
Aku kembali mengangguk, kemudian mengambil sebuah lap dari lemariku."Biar aku aja..."
Kevin mengambil lap itu, dan menyeka bercak darah yang ada di mejaku. Seraut bau amis merebak di kamarku. Bau darahku kah?"Yeah, seperti Axel untukku..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasyLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!