One Shoot - Old Book Vol. 4
Life of the Strategist LadyKanna's View
"Selamat siang, Kanna..."
"Alvin...? Ada apa? Apa kamu mau belajar? Dimana bukumu?"
"Tidak..."
"Apa?"
Aku menatapnya penuh selidik."Apa yang kamu inginkan, Alvin...?"
Pria berambut kuning emas dengan pakaian khas para Sage, Sebuah terusan putih dengan tudung kepala dari kain kasar, dengan sebuah tali pengikat di pinggangnya.
Pria kecil itu menatapku dengan serius."Aku mau pergi...."
Aku langsung menatapnya tajam."Apa maksudmu?"
"Aku ingin pergi bertualang..."
"Alvin! kamu yakin? kamu baru aja dapat promosimu sebagai Sage, dan kamu bilang sekarang kamu mau pergi?"
ucapku Sage muda di hadapanku.
Wajah tampannya menampakkan keteguhan, dia mengangguk sambil mengulum bibir bawahnya."Yeah, Kanna, maaf, kupikir aku sudah cukup kuat sekarang. lagipula, aku Sage, bila ada apa apa aku bisa menyembuhkan diriku sendiri"
Aku hanya bisa menghela nafasku.Apa yang sedang dipikirkannya?
Saat ini keadaan Suikoworld sedang kacau.
Terutama daerah Harmonia.
Kudengar sedang ada pembantaian besar disana, dan beberapa daerah lain juga mulai memecahkan perang dengan tetangganya."Kamu tahu? di utara sedang ada perang besar, dan kamu mau pergi kesana? apa yang kau kejar?"
Lelaki muda itu menggeleng, kemudian menatapku dengan pandangan bersungguh sungguh."Aku tahu, tidak ada yang kukejar, Kanna. Kamu sebagai guruku, dan aku menghormatimu, tetapi sekarang kupikir aku ingin bertualang, entah apapun yang kamu katakan...."
"Aku sudah tidak setuju dengan langkahmu sejak awal. Kamu jenius dalam strategi perang, tetapi tidak menunjukkan ketertarikanmu untuk bekerja di medan perang, dan sekarang kau memilih jadi Sage dan pergi bertualang?"
Pemuda itu hanya mengangguk mantap.Ya.....
Aku begitu mengenalnya.
Dia adalah anak yang benar benar keras kepala.
Kalau sudah begini, aku yakin dia pasti tidak akan bisa dipengaruhi siapapun."Terserahmulah!"
Aku menghardiknya dan membiarkannya lepas dari diriku.
Pemuda itu hanya tersenyum tipis, kemudian membungkuk dan mengucapkan terimakasih padaku, dan meninggalkanku."Alvin, suatu hari kita pasti bisa bertemu kembali..."
Ucapku saat aku menatap punggungnya yang menjauh perlahan dari tempatku berdiri.Ya, aku pasti akan kesepian.
Pada dasarnya aku memang bukanlah siapa siapa, dan aku tidak benar benar berniat untuk memainkan game ini.
Awalnya aku hanya ikut bermain karena anakku memainkan permainan ini.
Kupikir sebagai seorang ibu, aku harus bisa mengawasi anakku, dan tugaskulah untuk menjaga agar anakku tidak salah bergaul dimanapun kan?Apa aku terlalu berlebihan?
Yah, itu maksudku pada awalnya.
Tetapi, ternyata aku malah harus menjadi guru ahli strategi anak itu.
Sungguh aneh memang, entah darimana aku mendapatkan berbagai keahlian berperang, hingga aku digelari si Phoenix Tidur, karena keahlianku dalam mengatur strategi perang.Dan sekarang akhirnya dia pergi meninggalkanku.
Apa yang aku lakukan sekarang?
Kuhela nafasku, kuputuskan untuk menunggunya di desa ini, sambil sesekali mengirim orang untuk melihat keadaannya.Tak seberapa lama setelah kepergiannya, aku mendengar kalau dia akhirnya terlibat dalam sebuah perang dan menjadi pemimpin perang itu.
Hmm, anak itu sudah berubah banyak.
Apa yang sudah mengubahnya?
Bukankah dia dulunya tidak tertarik sama sekali dengan seni berperang?
Sungguh disayangkan pada awalnya, karena otak briliannya menolak untuk menerima ilmu strategi dariku, walau aku yang terus terusan mencekokinya dengan berbagai strategi dan seni berperang.
Tapi sekarang, dia terbukti menggunakan semua kepintarannya untuk berperang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasiaLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!