Rio View
Kuserahkan selembar uang 20ribuan ke pada penjaga kasir itu beserta satu kotak teh dengan bungkus berwarna merah hati.
Kasir itu segera menerima pembayaranku, dan memberikanku beberapa lembar uang sebagai kembaliannya, seraya mengucapkan terimakasih padaku."Huaaahh~~~!"
Aku meregangkan seluruh badanku setelah keluar dari kafetaria tempatku membeli minuman, dengan santai kutopangkan kedua tanganku pada pagar lorong rumahsakit yang segera menuju ke arah taman.Sruutt
Kuhisap sedikit teh yang baru kubeli, dan kupejamkan mataku menikmati rasa manis dan sejuk mengisi mulutku.Aahh, segar sekali rasanya, setelah seharian berpanas panas ria bekerja karena lorong rumah sakit tidak dilengkapi pendingin udara, sehingga aku harus bertahan melawan panasnya cuaca hari ini.
Aku memandangi dengan santai bunga bunga di depanku, sesekali kulihat mereka bergoyang ditiup angin yang lewat.
Rasanya benar benar tenang, semoga tidak ada yang menggangguku menikmati istirahatku ini.PLAKK!
"Rio~~~~!"
aku sedang menutup mataku dan kembali menghirup teh ku, saat seseorang mendadak menghantam punggungku dengan keras, membuatku menyemburkan kembali teh yang aku minum.
"Astaga! Maaf!"
"Christ!"
Aku berseru geram sambil menatapnya tajam, sedangkan Christ hanya cengar cengir sambil menggaruk kepalanya."Maaf, kan aku ga tahu kalau kamu lagi minum, kupikir kamu kemana! Akhir akhir ini kan kita jarang bertemu karena shift kita selalu berbeda, belum lagi kamu juga langsung pulang kalo udah selesai kerja. Sombong!"
Christ menudingkan telunjuknya ke arahku sambil memasang muka masam padaku. Mata tajamnya dibuat buat terlihat sangat tegas, walaupun dia jelas jelas sedang bercanda denganku.
"Iya iya, aku maafin! Kamu kemana aja? Tadi pagi kamu juga ga keliatan pas briefing pagi?"
Christ meringis sambil menggaruk kepalanya."Aku telat! Dan karena itu aku dapat omelan habis habisan deh dari bos!"
Aku mengerutkan keningku menatapnya.Christ telat?
Yang benar saja.
Walaupun dia kelihatan santai dan selalu tidak perduli, tapi aku tahu kalau dia orang yang paling tepat waktu.Aku sendiri nyaris telat jika jam wekerku tidak membangunkanku.
Pertarungan tadi malam melawan Harmonia cukup menguras tenagaku.
Apalagi saat The Beast Rune memunculkan wujudnya dari Harmonia, Wyatt mendadak menghubungi kami dengan panik. Kami semua menyaksikan pemandangan itu dari dalam Rupanda.
Akibatnya aku harus tidur malam dalam kondisi seluruh tubuh kesemutan karena efek Reseptor saat aku terluka dalam peperangan."Tumben kamu telat Christ! Apa kamu abis begadang?"
"Yeah, semacam itulah, melelahkan banget!"
Aku hanya menganggukkan kepalaku sementara pikiranku sibuk menikmati sekotak teh yang barusan aku beli."Rio..."
"Hmm?"
*Sruut"Aku mau cerita."
"Ya, cerita aja..."
*Sruut"Berenti dulu minumnya! Mengganggu tauk!"
Christ dengan sebal merampas kotak minumanku, dan meminum semua isinya, kemudian membuangnya ke kotak sampah.
Aku masih ternganga menatapnya, sementara dia hanya mendengus dengan sebal ke arahku."Aku mau cerita serius!"
"Oke oke, sorry..."
Christ mengangguk sambil terus memasang tampang sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasyLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!