Arsais View
"Akhirnya kalian tiba juga..."
Aku memain mainkan kompas kecil yang sedaritadi masih berada di telapak tanganku, aku menatap datar ke arah empat orang yang barusaja memasuki kemahku."Hmm, Ga ada senang senangnya ngeliat bala bantuan ehh?"
Aku hanya mendengus, kemudian kembali mengarahkan pandanganku ke arah mereka."Duduklah, kita harus membahas rencana penggabungan tentara kita."
Arvyn, Greg, Wyatt, dan Pixel segera beralih dari pintu kemahku, kemudian masing masing mengambil kursi dihadapanku dan duduk melingkar mengelilingi meja di hadapanku."Seperti biasa? General Arsais dari 1st Harmonian Shrine Guardian akan memimpin pasukan?"
Greg memulai pembicaraan kami.
Ketiga orang lain yang duduk di hadapanku mengangguk dengan cepat menyatakan persetujuannya."Yeah, kalau begitu aku akan mengambil alih komando utama, tapi kalian harus memimpin divisi kalian masing masing."
Arvyn melipat kedua tangannya kemudian menaikkan kedua kakinya ke atas meja."Aku tidak mengerti apa yang sedang mereka pikirkan. Dari segi jumlah dan kekuatan, jelas Aronia tidak akan mungkin mampu menyaingi Harmonian Shrine Guard.... Apalagi sampai dibantu Temple Guard...."
Aku mengangguk."Memang, kecuali kalau mereka punya ahli taktik jenius yang mampu membalikkan arah angin di perang ini."
Sesaat kemahku kembali hanyut dalam kesunyian, tak ada seorangpun berani berbicara."Dan kamu tahu? Jumlah Mercenary di sekeliling Central distric semakin meningkat, dan mereka menarik diri mereka mundur ke perbatasan central distric, membentuk cincin mengelilingi central. Apa analisamu, Arsais?"
Pixel bertanya kepadaku sambil menggaruk garukkan kuku telunjuknya pada peta yang terhampar di hadapan kami."Aku masih belum mengerti ada apa sebenarnya di Central. Dan Lord Marty yang menolak untuk pergi berperang atau meninggalkan Central, itu sungguh membuatku bingung."
Aku bergumam sendiri mengutarakan isi pikiranku, keempat bishop lain hanya termagu magu tanpa mampu berkata apapun.
Pixel menghela nafasnya jengah."Kupikir ada sesuatu yang ganjil. Kumpulan mercenary, Lord Marty yang menolak pergi, serangan dari sebuah negara yang jelas lebih lemah dari kita, semuanya terlalu ganjil.."
Pixel kembali mendudukan dirinya karena tadi dia berbicara sambil setengah berdiri dan menopangkan tangannya ke meja. Wajah tampannya tampak tertekuk karena kebingungan."Kau juga menyadarinya sampai kau turun tangan langsung menyelidikinya, Arsais?"
Aku menekuk daguku."Maksudmu?"
Arvyn mengangkat bahunya."Sekarang malah berpura pura tidak tahu? Mata mataku sering melihatmu berjalan keluar masuk One Temple, kediaman Lord Marty..."
Aku mengernyitkan dahiku."Aku? Di Central...?"
Pembicaraan kami mendadak terhenti oleh suara gaduh tak jauh dari tenda kami."Suara apa itu? Ada yang berkelahi?"
Aku segera mengenakan sarungtanganku dan mengambil sepasang pisauku, kemudian melesat keluar dari kemahku."Ada apa ini?"
Aku menatap ke kerumunan orang yang bergerombol di hadapan kami."Ada orang berkelahi di dalam..."
Aku menatap wajah tentara yang sedang berbicara kepadaku, wajahnya tampak kebingungan."Sir Caesar sedang bertempur dengan seseorang..."
Dia menekuk raut wajahnya, sebelum melanjutkan perkataannya."Dan orang itu adalah kau..."
Axel tampaknya barusaja sampai ke kemah saat dia menatap bingung karena kemahnya menjadi pusat perhatian orang banyak."W,,,Woa ada apa ini! Ada apa ini!"
"Axel?"
Aku tidak membuang waktu lagi, aku segera menyeruak masuk ke dalam tenda Axel.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasyLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!