Rex's View
"Uhh....."
"Lord Rex....? LORD REX SUDAH SADAR!"
Kepalaku.... Kepalaku pening.....
Mataku.....Aku kembali memejamkan mataku saat cercahan cahaya dengan kasar menerobos mataku.
"Lord Rex, bagaimana keadaanmu? Priest! Tolong heal Lord Rex!"
Aku merasakan tubuhku diangkat dan suara Lady Kanna terdengar setengah panik berbicara disampingku.
"Sir Axel juga sudah sadar!!!!!"
Sebuah suara lain berteriak setengah lega saat aku mulai duduk, aku menerawang ke sekitarku, Axel tampak baru saja bangun dam sedang mengibaskan kepalanya dengan kasar.
"APA YANG TERJADI KENAPA AKU TIDUR DISINI APA YANG TERJADIII?!"
Aku mendengar suaranya, tapi kesadaranku masih belum sepenuhnya kembali.
Apa.... Apa yang terjadi padaku?
Ah....
Ingatanku terputus tepat sebelum aku menyerahkan kesadaranku pada Life and Death Rune, dan melihat sekeliling, lapangan kosong terbakar, penug dengan ukiran rune, tampaknya aku bisa memahami apa yang terjadi."Lord Rex, syukurlah anda sadar, saat ini pasukan kita sedang kehilangan semangat bertarungnya, bisakah anda kembali dan mengambil alih komando?"
"Apa? Apa yang terjadi? Kemana Cardinal? Para bishops?"
Kana tampak menimang sebentar, kemudian ia berdeham pelan sebelum menjawabku
"Lord Rex, anda barusaja kehilangan kendali atas Life and Death Rune dan menyebabkan... Umm, kekacauan disini, tapi pasukanmu bergabung dengan pasukan harmonia berhasil mengalahkanmu, dan Pontiff menyegel Rune itu kembali di tubuhmu..."
Keningku berkerut, kesulitan menerima informasi yang barusaja dijejalkan padaku.
Harmonia dan pasukanku?
Pontiff membantu?
Kepalaku gagal memberikanku bayangan yang cukup jelas tentang apa yang terjadi, tidak barang sedikit.
"Lalu, kenapa komando berada di tanganmu? Mana Cardinal? Para Bishop?"
"Mereka semua lebih dahulu menembus ke dalam Circle Palace, meninggalkan kita, mengejar Pontiff Marty yang melarikan diri."
"Mereka membiarkan pasukan dan masuk begitu saja?"
Kana mengangguk, membiarkanku menggertakkan gigiku dengan kesal
"Jadi sekarang kita harus menerobos benteng ini....?"
"Benar, dan aku kuatir, waktu kita tidak banyak, pasukan Harmonia yang tersisa sudah meninggalkan distrik luar dan saat ini dalam perjalanan kemari, mereka sudah mendekat......"
Aku menggigit gigit jariku, berpikir strategi termudah yang bisa kulakukan.
Pasukan musuh mendekat dari belakang, dan benteng di depan kami.
Bukan hal yang bisa diremehkan."Lord Rex, haruskah kita memanggil mundur pasukan kita, membereskan tentara bantuan, atau haruskah kita menerobos masuk ke dalam benteng?"
"...................."
Keduanya sama riskan, aku tidak tahu berapa jumlah pasukan yang akan datang, begitu juga dengan jumlah pasukan di benteng ini, tapi, bertarung dengan benteng jelas lebih menguntungkan.
"Benteng.... Lady Kanna, Minta Lazlo memimpin 100 orang Shadow Assassins untuk menyusup ke dalam benteng, dan coba buka benteng ini dari dalam! Kekuatan True Runenya pasti cukup untuk menghabisi penjaga benteng dari dalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasyLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!