Arsais's View
"HARMONIA DATANG!"
Aku dan Axel melompat dari kursi kami, begitu pula dengan keempat bishop lain.
Kami segera berkejaran berlari menuju menara pengintai."Harmonia? Padahal aku sudah mengirim permintaan damai, tapi tampaknya mereka tidak menggubrisnya? Apa sebenarnya yang ada di kepala Marty?"
"Cardinal!"
Kami berpapasan dengan Yue tepat di depan tangga menara, dia menggertakkan giginya, tampak benar benar memendam amarahnya.
Satu demi satu tangga kami naiki, berpacu dengan deru jantung kami."Dimana mereka?!"
Prajurit yang berada di hadapanku hanya menunjuk kearah selatan dengan wajah pucat pasi."Mustahil...."
Axel ternganga menatap ke arah garis langit, dimana tampak bayangan hitam bagai serombongan semut perlahan merayap menuju ke arah kami."Mereka menginginkan Valerie...?"
"Tidak, mereka menginginkan Aronia, dan semuanya, aku yakin mereka tidak akan berhenti setelah menguasai Valerie..."
"Lady Kanna?!"
Wanita berpakaian merah tua, yang aku kenal adalah Warlord Suit itu baru saja memasuki ruang pengintai, dan sekarang berdiri di belakang kami."Mereka mengumpulkan negara negara lain untuk bersekutu dengan mereka dan menyerang Aronia. Aku yakin Falena yang haus darah sekarang sudah berada bersama mereka..."
Kanna mengernyitkan dahinya menatap ke arah pasukan yang maju perlahan."Kita punya waktu sampai petang ini. Segera organisir pasukan, kita bergerak mundur, ke North Wall! Kamu, panggil semua perwira ke Aula Utama Valerie, Sekarang!"
Prajurit yang diperintah oleh Kanna segera berlari tunggang langgang menuruni menara, sementara Kanna menatap ke arah kami. Ekspresi tenangnya berubah menjadi tegang dan bingung."Segera, sekarang, bersiaplah, Aku tidak yakin mereka akan beristirahat, peperangan di North Wall tidak mungkin bisa dielakkan."
Kami semua segera mengangguk setuju, dan segera bergerak menuruni menara, menuju aula utama untuk mengorganisir pasukan kami.***
". . . . . . Axel..."
Aku mengelus rambut hijaunya yang lembut dengan jemariku.
Yue dan Pasukan Aronia, beserta keempat bishop dengan sisa pasukan mereka sudah pergi menuju North Wall, sedangkan pasukan kami masih berdiri tertegun menatap Kastil Valerie."Lord Arsais, Apa kita akan berangkat sekarang...?"
"Kak Yujii..."
Karakter Yujii, Clive, menatapku dari balik kacamata pelindungnya yang kehijauan."Kami menunggu, sebaiknya jangan terlalu lama..."
Axel, sama seperti para pasukan Valerie, hanya menatap dengan pilu ke arah Kastil Valerie.
Aku memahami perasaan mereka, sama seperti perasaanku sekarang.
Marah, tidak rela, sedih, tapi tidak mampu berbuat apapun. Sekali lagi kami harus pergi dari Valerie."Axel, ayo, kita pergi sekarang..."
"Kenapa...."
Aku menghentikan kata kataku, Axel masih menatap lekat ke arah Valerie."Padahal kita tidak melakukan apapun, kenapa harus kita lagi yang menanggungnya...?"
"Sudahlah..."
Aku mengelus kepalanya, menatap kearah Valerie.Sebuah cahaya keemasan tampak bersinar di udara tepat di tengah kastil.
Cahaya apa itu?
Cahaya itu semakin membesar, tak lama kemudian mengeluarkan pijaran kekuningan."SUN RUNE!?"
Aku segera mengangkat tanganku."Mighty Earth, Mighty Keep of the nature! Lend me your power and protect us! Guardian Earth!"
Cahaya kehijauan membentuk pilar segera terbentuk di sekeliling kami, tepat pada saat ledakan besar muncul dari bola berpijar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasíaLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!