CHAPTER 2.15: Decision

37 8 0
                                    

Kenny's View

"Buuu~~~~~~"

"WAAA!"

"AW! SAKIT!"
Aku hanya meringis sambil melihat Kevin yang memegangi dadanya, kuusap pelan kepalaku yang tadi barusaja jadi pendaratan mulus kepalan tinju Kevin.

"Sakit tau, kok kamu jahat sihh..."
Kumajukan bibirku, dan kutekuk mukaku ke arah Kevin.

"Kamu tuh! Makanya jangan ngagetin orang sembarangan!"

"Ya kan habisnya akhir akhir ini kamu jadi sering melamun terus..."

Huh!
Aku kan maksudnya baik.
Daritadi habisnya Kevin cuma melamun aja, padahal kan kami lagi pergi kerumah Alvin buat nengokin Alvin, tapi Alvinnya malah lagi ga ada dirumah.
(= 3=)

"Kevin, Kenny, kalian masih nunggu? Tante gatau lho kapan Alvinnya pulang..."
Mama Alvin mendongakkan kepalanya dari balik pintu, melirik ke arah kami.

"Iyah, tante ga apa apa, pr kami juga udah selesai semua, jadi ga masalah kok..."

"Ya ga masalah Kenny, lagipula juga esok kan minggu, maksud tante kamu ga apa apa kemalaman nihh?"
Oia yah, esok minggu...

Jadi ngapain aku mesti ngerjain pe er tadi
tau gitu esok aja yah.
Hufh, lain kali aku pasang alarm aja deh, jadi kalo sabtu aku diingetin buat ga bikin pr.
>,<

"Ah, iya tante, ga apa apa kok, mamaku ga marah kok..."
(Lagipula mama juga lagi ga dirumah kok XD)

"Ohh, yasudah, tante sudah sms Alvin tadi, bilangnya sih ke Mini Market, tapi gatau kenapa sekarang belum pulang juga.."

"Oke tante, kami tunggu deh..."
Wanita itu tersenyum manis, kemudian kembali menutup pintunya.

Aku menatap ke arah pintu hingga akhirnya pintu itu kembali tertutup rapat, kemudian kembali menatap ke arah Kevin.
Dan
Kevin kembali melamun sambil duduk bersila di pojokan kasur.
Hmph.
Menyebalkan!
Aku mendekatinya, kemudian segera mendekatkan mulutku ke telinganya.

"Buu~~~"

BUAK!

"AWW! Kok dua kali sih!"

"Ah, maaf, kamu ngagetin sihh.."
Kevin mengelus dahiku yang memerah dengan kedua tangannya, sesekali sweater birunya menyentuh daguku.

"Kamu ah! Makanya jangan melamun terus. Mikirin apa sih...?"
Kevin tersenyum pelan, kemudian sedikit mengambil jarak dari tempatku duduk, dan menyandarkan tubuhnya di dinding.

"Tentang Harmonia..."
Kevin masih tersenyum, ia sejenak mengusap kedua matanya, kemudian menarik nafas dalam.

"Entahlah, gimana ya, rasanya aku ga berani berhadapan dengan Alvin kalau begini..."
Aku menggigit bibir bawahku.
Jelas Kevin sangat tertekan dengan keadaannya sekarang.

"Padahal Alvin sudah mempercayakan Harmonia padaku, tapi aku malah gagal menjaga kepercayaannya."
Kevin mengulum bibir bawahnya.

"Ya, bukan sepenuhnya salah Kevin kok, lagipula keadaan yang memaksa kita jadi begini..."
Kevin tersenyum dan mengelus rambutku.

"Entahlah, mungkin kalau Alvin yang memimpin keadaannya tidak akan seperti ini...?"

"Enggak kok, Kevin udah ngelakuin yang terbaik, jadi Kevin ga salah..."
Kevin kembali tersenyum sambil mengelus lembut rambutku.

"Makasih ya Kenny, yahh, andaikan Alvin masih di dalam game, mungkin kita tidak akan jadi pelarian seperti ini ya? Mungkin sekarang kita sudah hidup tenang di Valerie?"

"Entahlah, hmm, mungkin Alvin masih mau membantu kita...?"

"Tidak, Alvin punya alasannya sendiri, Kenny, lebih baik jangan memaksanya, lagipula ini cuma game kan, ga ada yang penting..."

The Night and The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang