Axel's View
"Siap, mundur, kita mundur sekarang!"
Aku memberikan aba aba pada pasukanku dan pasukanku segera bergerak mundur sejauh yang kami bisa."Siap! Tetap perhatikan Lord Arsais! Perhatikan gerakannya!"
Barisan tentara Valerie kembali membariskan diri mereka di hadapan sebuah benteng karang, membentuk formasi perang dengan rapih kembali. Aku berdiri tegap di hadapan mereka, melihat ke arah seberang."Lord Arsais..."
Lord Arsais tampak menyeringai pelan, kemudian segera menjentikkan jarinya, dan sepasukan kadal dengan baju zirah lengkap dan kapak di tangan kirinya segera menyeruak keluar dari tanah dan merayap ke arah kami."Bersiap! SERANG!"
Pasukanku segera mendobrak maju, menyerang rentetan Kadal yang terus bermunculan."Jangan sampai mati! Serang terus!"
Aku terus memberikan aba aba, dan melayangkan pandanganku ke segala arah.Lord Arsais menatap dari kejauhan, pandangan tajamnya memperhatikan kami dari jauh, sebelum akhirnya dia menjentikkan jari dan semua kadal raksasa tiba tiba menghilang.
"Cukup sampai disini! Kalian boleh bubar!"
Aku menyibakkan tanganku, dan kesepuluh tongkatku segera merapat dan kembali bertengger di punggungku.Hufh.......
Repot banget bawa bawa benda berat gini....
Coba bisa diganti ama tusuk gigi yah...
Kan bisa disakuin
Sayang gabisa
(gapenting dibahas)"Terimakasih teman teman! Sampai jumpa di latihan nanti!"
Aku melambaikan tanganku ke arah pasukanku yang mulai merapikan diri mereka dan beranjak pergi ke sembarang arah."Axel, naik ke atas!"
Suara Lord Arsais terasa bergaung di seluruh ruangan, Wajar sih, soalnya ruangannya benar benar tertutup dan terbuat dari batu, jadi kalau suara keras sedikit pasti bergaung kemana mana.."Siap Lord Arsais!"
Aku segera beranjak keluar dari ruangan dan menuju tangga putar dari batu yang berada tepat di samping pintu itu."Axel, ayo turun"
Lord Arsais ternyata sudah berada di ujung tangga saat aku berhasil menaiki semua anak tangga, dan mengajakku turun.
=_="Gimana sih orang ini!
tadi disuruh naik, sekarang disuruh turun
Cih..."Okay..."
Aku menggembungkan pipiku dan mendengus kesal."Kamu memperhatikan cara mereka bertempur, Axel?"
Bishop berbicara sambil terus menatap ke depan, kakinya seakan tergesa melangkah menyusuri lorong panjang."Valerie 12th Division? Yeah. Mereka benar benar parah"
Bishop mengangguk membenarkan.Aku tahu, alasan Bishop tadi mendadak menghentikan latihan adalah karena dia tidak puas dengan kemampuan pasukannya. Divisi keduabelas, divisi terakhir sekaligus divisi terlemah yang ada di Valerie.
"Kita harus kejar target untuk melatih mereka dengan keras, kalau tidak, mungkin mereka harus puas kalau hanya jadi tim pembantu saat peperangan..."
Aku mengangguk pelan membenarkan perkataan Lord Arsais."Yeah, maaf Bishop..."
"Maaf untuk?"
"Karena aku ga bisa maksimal melatih mereka"
"Ha?"
Lord Arsais terkekeh pelan, dia memegangi keningnya.
Eh..."Ehh..."
Lord Arsais segera menghentikan tawanya kemudian menatap ke arahku."Kenapa?"
"Ti.... tidak, hanya rasanya pernah melihat Bishop di suatu tempat"
Lord Arsais kembali tersenyum, menampilkan wajah manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasiLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!