Arsais's View
Aku beringsut masuk kedalam istana. sebenarnya aku malas harus masuk kemari, aku tidak pernah nyaman dengan lingkungan ramai di Central. Tapi menghadiri rapat saat dipanggil sudah menjadi kewajibanku sebagai Bishop yang memegang Distric. Lagipula siapa tahu kalau pertemuan ini memang penting, tapi hal yang paling membuatku malas adalah....
"Heh, datang juga yah kamu.... "
Aku sontak langsung berbalik dan menghunus belatiku, ke arah seorang pemuda sebaya denganku yang berpakaian sama denganku, hanya saja dengan warna hijau rumput.
Ini dia.....
Orang yang baru kupikirkan...."Arvyn.... Mau apa kau?" geramku
"Heih, masih belum jinak juga? seharusnya Pontiff lebih mendidikmu ya..."
Ujarnya sambil tersenyum. senyum dingin dan penuh ejekan."Apa maksudmu?"
tanyaku, tetapi orang yang aku tuju berlalu pergi."HEI BRENGSEK KEMARI KAU!"
Bentakku, tapi dia sudah berlalu masuk ke dalam ruang pertemuan"Hei, hei, ada apa ini?"
Seru seorang lagi, yang berpakaian merah dengan ikat kepala putih datang kearahku."Arsais..... Arvyn..... "
Jawab seorang lagi, yang berpakaian cokelat dengan sebelah mata tertutup sambil berlalu pergi ke arah aula utama"Hahaha, yah, walau selalu berantem gitu mereka juga MVP kalo udah di garis depan hahaha..!"
Ujar seorang Pria berambut kuning dengan pakaian putih kebiruan.
"Wyatt....."
Pria berperawakan besar itu menarik tanganku dan menyeretku ke aula."Kalo kalian terus seperti ini, kalian bisa bikin "Ayah" marah lo say"
Bisiknya sok genit, kemudian mengedipkan sebelah matanya ke arahku"Bye cutie~!" ucapnya ringan
"JIJIK! JAUH JAUH DARI AKU"
Wyatt pun terkekeh dan pergi meninggalkanku.
Mereka adalah kelima Bishop utama di Negaraku. Bishop disini adalah sebutan untuk pemimpin dari setiap Distric. total semuanya ada 5, dan setiap dari mereka memimpin salah satu dari distric itu.
Aku bergegas mengikuti mereka masuk, dan mengambil kursiku. Di depan kami, duduklah seorang lelaki yang tampak berusia sepantaran denganku, dengan pakaian berwarna putih kekuningan, dan disisinya berdiri dua orang pemuda kembar dengan pakaian hitam dan putih.
aku tertegun memandangnya. rasa sakit di dadaku kembali terasa. dadaku terasa sesak saat memandang orang ini"Kalian boleh duduk... "
Mata tajamnya menyapu ke seluruh ruangan. Ia menghela nafas, dan mulai membuka pembicaraan
"Kuharap, kalian semua bisa mempersiapkan seluruh pasukan kalian. tadi subuh pasukan Aronia terlihat berkumpul di perbatasan kita, dan untukmu, Arsais, kaulah yang menjaga Valerie, dan itu artinya, kaulah yang pertama kali berhadapan dengan mereka karena Valerie berbatasan langsung dengan Aronia. Yang lain akan berkumpul di Central untuk melakukan regroup, dan bergerak ke arahmu. Berapa lama kau bisa memberi kami waktu?"
"Berapa banyak yang terlihat?"
Aku menimang nimang, menghitung keseluruhan jumlah pasukan di Valerie.
"Puluhan, mungkin lebih dari seratus ribu. bisa kau ulur waktu untuk kami?"
Aku berpikir sejenak.
Pasukanku hanya ada beberapa ribu, tapi dengan benteng dan earth runeku, kami memiliki keuntungan dalam bertahan.....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasyLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!