2. Biggest Regret

31.2K 1.3K 11
                                    

"Sweetheart..." Panggil Dario saat dia membuka pintu mansionnya dengan tergesa

Tidak ada jawaban. Dario berlari menaiki tangga menujunke kamarnya

"Sweetheart..." Panggilnya lagi

Hening hanya ada suaranya yang menggema di mansion itu. Dario membuka pintu kamar mereka dan menemukan kamar itu kosong. Perasaan kalut dan takut menghampirinya. Dario berlari mengelilingi mansion itu sambil memanggil Caroline dan tidak ada jawaban ataupun sosok gadis yang dicarinya di rumah itu

Dario menghubungi ponsel Caroline dan suara ponsel itu terdengar cukup keras dari kamarnya. Dengan segera Dario kembali ke kamarnya dan menemukan ponsel itu tergeletak di atas nakas. Rasa penasaran membuat Dario membuka ponsel itu dan melihat isinya. Pesan dan e-mail juga panggilan dari seseorang bernama Cathlin

"Sweetheart... Kemana kamu?" Tanya Dario lirih

Mata Dario menoleh ke ranjang mereka. Ranjang itu masih berantakan dengan pakaian-pakaian milik Caroline dan juga uang. Seketika otak Dario memutar kembali kejadian hari itu. Kejadian dimana dia menyakiti fisik dan hati Caroline

Dugh

Dario kehilangan kekuatannya, dia jatuh bersimpuh di lantai. Dia mengingatnya, mengingat bagaimana dia memaksa gadisnya dalam kondisi marah dan melakukannya dengan sangat kasar. Dia juga menghina istrinya tanpa mendengar penjelasan dari bibir istrinya. Dia sudah benar-benar menyakiti istrinya. Sekelebat ucapannya terlintas kembali

"Kalau buat kamu hubungan ini cuma permainan kamu saja, lebih baik cerai saja!! Menyesal aku sudah begitu percaya padamu!!! Membuang-buang waktuku saja!!!"

Tersadar dengan ucapan bodohnya Dario mulai merasa takut

"Kamu tidak akan pergi, kan Sweetheart?" Tanya Dario dan seolah kenyataan menunjukan semuanya pada Dario, dia mengingat ucapan Caroline pada Sharron

"Bagiku, kalau suatu saat nanti Xander merasa jenuh padaku, itu salahku. Dan kalau suatu saat nanti dia menemukan seseorang untuk mendampinginya maka saat itu aku harus melepaskannya. Terlebih jika dia bahagia dengan pilihannya"

"Meskipun dia sudah meniduriku dan menjadi yang pertama buatku tapi, kalau dia memiliki kebahagiaan bersama orang lain yang bukan aku. Aku akan melepaskan dia. Walau sulit untuk merelakannya tapi, akan aku coba. Asal Xander bahagia, maka aku akan mencobanya"

"Karena, cinta selalu membawa kebahagiaan. Jika dia bahagian dengan orang lain bukan denganku, maka aku akan merelakan dia. Agar aku bisa ikut tersenyum bersamanya walau dia tersenyum bukan karena aku"

"Asal kita bersama di bawah langit yang sama. Walau dia tidak di sisiku, asal dia hidup bahagia. Aku juga ikut bahagia bersamanya"

"Arrrgggghhhh!!!!!" Teriak Dario dengan keras. Dia meremat rambutnya dengan kencang

"Tidak! Dia tidak mungkin pergi!" Ujar Dario pada dirinya sendiri

Dario langsung berlari ke walk-in closet hanya untuk menemukan seperempat dari pakaian istrinya menghilang bersamaan sebuah bag pack milik istrinya dari sana. Dario merosot ke tanah. Dia menunduk dan meremat erat-erat rambutnya. Dario kesal dan marah pada dirinya sendiri dengan bodohnya dia melukai istrinya. Orang yang paling mencintai dia

"Maafkan aku Caroline... Maaf" gumamnya

Seperti Tuhan hendak memberikan pelajaran pada Dario. Otak Dario terus memutar kejadian saat dia memperlakukan istrinya dengan sangat kasar dan keji. Mata Dario terus terbayang pada wajah Caroline yang berlinang air mata karena menahan sakit dan takut. Jantung Dario berdegup dengan sangat cepat membuatnya sulit untuk bernapas

"Sir!" Panggil Winson dengan kaget saat dia melihat Dario terduduk di lantai dengan tangan meremat dadanya dan kesulitan bernapas

"Sir, take a deep breath!" Ujar Winson

Dario menoleh dan mencengkram tangan Winson dengan erat

"Dia pergi.... Dia meninggalkan aku!!" Ujarnya seperti orang linglung

Winson terpaksa memukul tengkuk Dario, membuatnya pingsan dan mengendong tuannya seperti karung beras. Winson membawa Dario ke kamar kosong lainnya

"Hubungi Gael dan minta gadis disana untuk tetap tinggal!" Ujar Winson pada Fioz

Dengan segera Fioz menghubungi Gael. Setelah selesai dia menghubungi dokter untuk datang. Gael datang bersama gadis itu. Saat Gael datang dokter baru saja keluar dan menitipkan resep obat penenang untuk Dario pada Winson

"Apa yang terjadi?" Tanya Gael

"Panic attack-nya semakin parah. Penyebabnya karena Mrs. melarikan diri"

Mata Gael membulat sempurna

"Biarkan sir istirahat. Lebih baik kita bersihkan mansion ini saja" saran Winson dan Gael setuju saja

Gadis yang datang bersama Gael pun ikut membantu. Dia merapikan area dapur dan terkejut

"Tuan" panggilnya pada Gael

"Ada apa?"

"Apa Freya pergi dari sini?"

Gael terkejut begitu juga Dean, Joshef dan Cello

"Bisa pinjam lampu senter?" Ujar gadis itu lagi

"Untuk apa kau kemari?" Tanya Dario dengan dingin

"Ada pesan disini dari Freya. Bisa pinjam senter?" Ujar gadis itu

Gael memberinya senter dan gadis itu mulai membaca pesannya

"Looks like this is the end. Thanks for everything and sorry for making you disappointed. I always love you. From someone you hate so much" ujar gadis itu

Tanpa sadar Dario menitikan air matanya. Dengan cepat dia menghapusnya

"Siapa namamu?" Tanya Dario

"Cathlin"

"Kumpulkan temanmu, mulai sekarang kalian bekerja padaku"

[KDS #2] Xander's 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang