Bals city, Inzpia
Dario kembali menginjakan kakinya di negara yang menyimpan kenangannya bersama dengan Caroline. Meski dia ingin menolak tapi, demi adiknya dia memutuskan pergi. Dario memasuki mobilnya. Disini, di Inzpia pengawal Dario adalah kelompok yang diketuai oleh Jordan. Jordan memang besar di Inzpia maka dari itu, hanya sedikit saja anak buah Jordan di Andlesia dan lebih banyak berada disini, di Inzpia
"Sir kita sudah sampai" ujar Gael saat mobil itu berhenti di pelataran parkir Vila milik Dario yang dia beli dengan bantuan Jordan
Dario turun dan melihat laut lepas ada di belakang Vila miliknya. Dario tersenyum. Dia selalu ingat ingin membawa Caroline kesini. Senyumnya luntur saat mengingat kenyataan pahit Caroline tidak bersamanya lagi. Sudah empat tahun dia berusaha mencari Caroline dan hasilnya selalu nihil
"Sir, anda mau ke D' Kingdom atau mau ke tempat klien sir Daverick?" Tanya Gael
"Nanti saja. Aku ke pantai dulu" ujar Dario
Gael mengangguk, dia meminta Winson dan Jordan menemani Dario. Sementara dirinya dan Cello akan merapikan Vila milik tuannya. Dario berjalan di pasir putih itu sesekali dia menarik napasnya dalam-dalam. Melihat keadaan pantai yang cukup ramai membuatnya sedikit tidak nyaman
"Sir?" Tanya Winson. Dario menoleh dan menyuruh Winson membiarkannya sendiri untuk beberapa saat
Menurut, Jordan dan Winson membiarkan tuannya berjalan sambil termenung di pantai yang cukup ramai. Dario terus menerus mengenang kebersamaannya dengan Caroline saat Valentine dulu
Duk!
Dario menunduk dan menemukan sebuah tas terlempar ke bawah kakinya. Tak lama seorang anak laki-laki berlari ke arahnya
"Maaf, saya tidak sengaja" ujarnya dia berjongkok dan merapikan isi tasnya yang berantakan
"What did you say boy?" Tanya Dario sambil ikut berjongkok dan membantu mengambilkan buku juga alat tulis anak itu
"Nothing, I just say I'm sorry" ujar anak itu
Anak itu mendongakan kepalanya dan seketika itu juga Dario terpaku. Kenangan bersama Caroline dan hari terakhirnya melihat Caroline tiba-tiba saja muncul ke permukaan
"Uncle?" Tanya anak itu
Dario mulai bernapas dengan tidak teratur. Rasa panik mulai menderanya
"Uncle? Are you okey? Uncle!" Panggil anak itu sambil menggoyangkan lengan Dario
"I-I'm fine" ujar Dario dengan susah payah
Entah kenapa anak itu mulai menangis. Dia memegang lengan Dario erat-erat. Melihat anak kecil itu menangis, Dario refleks langsung mengatur napasnya dan memeluk anak itu sambil mengusap punggungnya pelan
"I'm okey... Just don't cry" ujar Dario pada anak itu
"Are you sure you're okey?" Tanya anak itu sambil melepaskan pelukan Dario
"I'm pretty sure. I'm fine"
Anak itu mengangguk dia mengusap air matanya. Dario mengernyit melihat pipi kiri anak itu memerah dengan ceplak tangan seseorang
"What happened with your cheek?" Tanya Dario
"Um? It's nothing... I've to go. My mom waiting for me. See you uncle" ujar Anak itu menjauh
Dario tersenyum. Dia berdiri dan memanggil Jordan dan menanyakan apa yang diteriakan oleh anak-anak lain yang sepantaran dengan bocah itu
"They said, he's just unwanted child. Don't have father and should be dismissed" ujar Jordan menterjemahkan bahasa Inzpia ke bahasa sehari-hari mereka
Jordan bertanya pada anak buahnya tentang anak laki-laki itu. Sebelum dia menyampaikan pada Dario tentang anak itu. Dengan seksama Jordan mendengarkan cerita anak buahnya. Selesai mendengarkan dia menceritakan pada Dario
"Sir. Menurut penduduk disini, anak itu hanya tinggal dengan ibunya. Empat tahun lalu, ibunya datang kesini dan baru beberapa bulan tinggal disini ibunya sudah mengandung. Karena, pekerjaan ibunya saat datang adalah pelayan cafe dan ini adalah daerah hiburan, maka mereka menuduh ibunya sudah berzinah. Ibunya sendiri mengatakan dia sudah menikah tapi, penduduk sini tidak percaya. Karena itu dia terus diejek dengan kata anak haram dan dianggap mempermalukan daerah sini"
Dario tercengang mendengar cerita itu. Dia merasa kesal dan iba pada anak itu
"Siapa namanya?" Tanya Dario
Jordan bertanya pada anak buahnya sebelum menjawab pada Dario
"Namanya Michael Brian, sir. Biasa dipanggil Brian"
Seketika Dario terdiam. Dia kembali mengingat harinya saat Caroline masih bersamanya
"Honey..." Panggil Caroline
Dario yang baru saja mau memejamkan matanya kembali membuka mata dan menjawab istrinya
"Ada apa, sweetheart?"
"Kalau nanti kita punya anak mau kamu kasih nama siapa?"
Dario mengeratkan pelukannya di pinggang Caroline sembari memikirkan pertanyaan Caroline
"Kalau kelak anak kita laki-laki namanya Michael Bryan K. Dimitry. Kalau perempuan Michealla Anastasia K. Dimitry"
Caroline tersenyum. Dia menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya dan menggumamkan nama itu beberapa kali sebelum dirinya terlelap
"Michael Brian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...