"Kenapa kamu tidak percaya padaku? Bukankah kita sudah berjanji?" Lirih Caroline
Caroline duduk di sofa. Menunggu Dario kembali ke rumah mereka dan pria itu tidak kunjung kembali. Melewatkan makan malam, Caroline tertidur di sofa. Sampai pagi menjelang, Dario tidak juga kembali. Caroline terbangun. Dia sadar tidak ada siapa pun selain dirinya disana
"Sebegitu rendahnyakah aku untukmu?" Tanya Caroline dalam diam
Caroline teringat ucapan Dario
"Cerai. Itu mau mu Xander?"
Caroline tidak rela melepaskan pernikahannya begitu saja. Bahkan belum tiga bulan pernikahan mereka. Caroline ingin bertahan tapi, ucapannya pada Sharron saat itu membuatnya tersenyum miris
"Bagiku, kalau suatu saat nanti Xander merasa jenuh padaku, itu salahku. Dan kalau suatu saat nanti dia menemukan seseorang untuk mendampinginya maka saat itu aku harus melepaskannya. Terlebih jika dia bahagia dengan pilihannya"
"Meskipun dia sudah meniduriku dan menjadi yang pertama buatku tapi, kalau dia memiliki kebahagiaan bersama orang lain yang bukan aku. Aku akan melepaskan dia. Walau sulit untuk merelakannya tapi, akan aku coba. Asal Xander bahagia, maka aku akan mencobanya"
"Karena, cinta selalu membawa kebahagiaan. Jika dia bahagian dengan orang lain bukan denganku, maka aku akan merelakan dia. Agar aku bisa ikut tersenyum bersamanya walau dia tersenyum bukan karena aku"
"Asal kita bersama di bawah langit yang sama. Walau dia tidak di sisiku, asal dia hidup bahagia. Aku juga ikut bahagia bersamanya"
Caroline termakan ucapannya sendiri. Caroline tertawa juga menangis disaat bersamaan
"Aku harus pergi agar kamu senang?"
Caroline mengangguk sekilas. Dia bangkit dari sofa. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi dua orang dengan grup call. Tangannya membuka sebuah tas dan mulai merapikan pakaiannya. Dan saat Caroline merapikan pakaiannya, maka benar-benar pakaian yang dia beli sebelum bertemu Dario lah yang dia bawa
"Mrs" panggil kedua orang itu
"Kalian bersama Xan- maksudmu Mr. Alex?" Tanya Caroline berusaha menahan isakannya
"Iya Mrs. Tapi, sir sedang di dalam ruangannya" jawab Cello
"Kami ada di parkiran Mrs" jawab Winson menimpali
Ya. Caroline menghubungi kedua pengawal Dario itu
"Jangan katakan jika aku menghubungi kalian!" Pinta Caroline
"Understood Mrs." Ujar mereka
"Aku tahu kalian berdua tidak hanya bekerja padanya. Winson adalah suruhan sir Ares dan Cello suruhan Daverick Ardlan. Apa aku salah?"
"Tidak Mrs." Jawab mereka nyaris berbarengan
"Aku tidak akan memberitahu siapapun. Tapi, aku hanya ingin tanya. Siapa yang memberikan foto itu padanya?"
"Kami tidak tahu Mrs."
"Oh. Baiklah"
Caroline menarik napasnya dalam-dalam dan kedua pengawal itu mendengarnya
"Mrs. maaf, apa anda baik-baik saja?" Tanya Winson
"Baik. Sangat baik"
"Mrs."
"Kalian tidak perlu mengkhawatirkan jalang sepertiku" Ujarnya getir dan kedua pengawal itu tahu Caroline tengah menangis
"Aku hanya sampaikan ini pada kalian. Tolong jaga dia sebisa kalian. Lalu, tolong jangan khianati dia. Jangan beritahu apapun tentang penyelidikan kalian!"
"Tapi Mrs" protes Cello
"Jangan Cello! Tidak ada bantahan! Itu perintah terakhirku sebagai nyonya kalian!"
Cello dan Winson mengernyit dengan kata-kata "perintah terakhir"
"Lalu, sampaikan terima kasihku dan selamat tinggal untuknya"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...