22. Perfect Dinner

21.8K 850 13
                                    

"Siapa namanya?" Tanya Caroline pada Dario

Saat ini mereka sedang berada di kamar rawat Caroline dengan bayi kecil mereka yang baru saja diantarkan oleh suster. Caroline menggendong bayi itu dengan senyum bahagia di wajahnya

"Hm..." Dario nampak terdiam sejenak

"Michealla Anastasia K. Dimitry" ucap Dario sambil mengusap pipi halus putrinya dengan ibu jarinya

Seolah suka dengan nama itu, putri kecil Dario tersenyum dalam tidurnya. Dario dan Caroline tersenyum senang. Sementara Brian? Dia sudah tertidur lelap di sofa yang ada disana. Dario menyelimuti Brian dengan selimut tambahan dari rumah sakit. Brian untungnya tidak rewel dengan keadaan di sekitarnya. Bagi Brian asal dia sudah mengantuk tidur dimana pun akan sama rasanya dan Dario bersyukur putranya memiliki sifat seperti itu

"Kamu mau menggendongnya?" Tanya Caroline

Dario mengangguk kecil. Caroline menyerahkan Michealla ke tangan Dario. Dengan amat hati-hati Dario mencium pipi putrinya dengan ujung hidungnya

"Welcome to the world my princess" bisik Dario

"Daddy menyayangimu" bisiknya lagi

Dario meletakan putrinya di box bayi dan dia menyelimuti putrinya dengan selimut bayi. Dario beranjak ke ranjang Caroline. Dia mencium kening istrinya dengan lembut

"Terima kasih" ucapnya

"Untuk?"

"Memberikan kebahagiaan dan keluarga kecil ini padaku. Terima kasih sudah menghadirkan kedua malaikat kecil itu untukku"

Caroline tersenyum dia memeluk Dario dengan perlahan karena luka pasca melahirkan itu rasanya masih cukup sakit

"Jangan bergerak dulu sweetheart..." Saran Dario. Dario mendekat dan mencondongkan badannya ke arah Caroline, memudahkan Caroline untuk memeluknya

"Terima kasih. Kamu dan kedua malaikat kecil kita adalah kebahagiaan dan hidupku"

...........

A few weeks later

Ingatkan Dario kalau ternyata mempunyai bayi cukup merepotkan dan melelahkan. Ingatkan dia juga untuk berterima kasih dan meminta maaf pada istrinya setelah ini. Dario cukup kewalahan menjaga putri kecil mereka saat Caroline tengah merapikan sedikit kekacauan di agensi majalah miliknya

"Ssshh... Jangan menangis princess, nanti kakak bangun" ucap Dario

Dario terus mengayun putrinya yang ada di ayunan bayi. Susu juga sudah diberikannya tapi, bayi mungil itu sepertinya masih ingin mengerjai ayahnya. Dario pasrah, akhirnya dia mengangkat putrinya ke dalam gendongannya

"Kamu mau Daddy gendong ternyata" ucap Dario saat putrinya berhenti menangis tepat saat dia menggendongnya

"Jangan nangis lagi ya sayang" ucap Dario

Perlahan Dario membaringkan putrinya saat bayi itu sudah terlelap. Tapi, begitu badan bayi itu menyentuh kain tempat tidurnya, dia kembali menangis. Dario terkejut dan segera menggendong kembali putrinya

"Daddy..." Panggil Brian

Dario menghampiri putranya dan sedikit berjongkok untuk mencium kening putranya

"Maaf mengganggu tidur siangmu jagoan. Chea agak sedikit nakal hari ini"

Brian hanya mengangguk. Dia menemani Dario menunggui adiknya sambil sesekali menguap. Dario yang tidak tega, mengajak Brian tidur di ranjangnya. Melihat Brian terlelap membuat Dario mengusap helaian rambut putranya

"Sleep tight son" bisik Dario

Dario meletakan putrinya di ranjangnya. Dario ikut berbaring di sebelah anak-anaknya. Ketika putrinya mulai terusik, Dario menepuk pelan perut dan dada putrinya

"Ssstt... Daddy disini sayang. Jangan takut" ucap Dario

Dario mencium pipi gembul anaknya dengan ujung hidungnya. Dan seketika putri kecil itu terlelap nyenyak. Dario tersenyum dia menatap kedua anaknya yang terlelap. Merasa bersyukur atas hadirnya kedua malaikat kecil itu

"Have a nice dream baby" gumam Dario sebelum dirinya ikut terlelap di samping putrinya

Sekitar pukul tujuh malam Caroline kembali. Melihat rumah besarnya sepi membuat dia merasa heran. Caroline melangkah ke kamarnya dan menemukan ketiga orang yang dicintainya tengah terlelap. Caroline mengeluarkan ponselnya dan segera mengabadikan pemandangan itu. Setelahnya, Caroline beranjak ke arah ranjang untuk mengambil putrinya

"Sudah pulang sweetheart?" Tanya Dario dengan suara agak serak membuat Caroline urung mengangkat putrinya

"Sudah. Baru saja. Terima kasih sudah menjaga anak-anak kita"

"Sudah seharusnya. Mereka berdua juga anakku"

Caroline tersenyum. Dia mencium pipi Dario. Sementara Dario sudah kembali ke alam mimpi

"Sleep tight honey. Have a nice dream"

Caroline membersihkan badannya dan segera bergegas turun ke bawah. Beberapa pegawai menyambutnya dan Caroline hanya tersenyum sesekali menanyakan apa mereka sudah makan malam. Caroline mengeluarkan bahan makanan dari dalam kulkas dan mulai mengolah makanan itu untuk dirinya dan juga anak buah suaminya. Berbakal ilmu memasak dan dengan bantuan istri Regis dan Carvel, juga ibu dari Cello dan Neo, Caroline mulai menyiapkan makan malam bersama

"Mommy..." Panggilan itu menghentikan Caroline dan dia menoleh menatap putranya yang sudah melewati usia lima tahun

"Hey, jagoan mommy sudah bangun" ucap Caroline sambil mencium pipi Brian yang masih agak gembul

"Ayo cuci muka dan tunggu sebentar ya. Makan malam akan segera siap" ujar Caroline

Brian berlari ke kamar mandi dan mencuci wajahnya agar lebih segar. Caroline melanjutkan acara memasak dengan para ibu. Dario memang sengaja mempekerjakan istri dari anak buahnya untuk menjadi pelayan di rumahnya. Dengan gaji lumayan besar dan tempat tinggal nyaman, tentu saja mereka ingin mendapat pekerjaan itu

Sekitar pukul setengah sembilan makan malam mereka baru selesai. Caroline menyiapkan makan malam untuknya dan keluarga kecilnya dalam mangkuk dan wadah lainnya

"Ini. Selamat makan. Maaf kalian jadi makan malam terlambat" ucap Caroline sambil memberikan makanan yang masih ada di panci pada pelayanannya

"Terima kasih nyonya" ucap Melisa istri dari Regis

Inilah yang membuat para pengawal Dario dan semua orang yang bekerja di mansion itu betah dan loyal. Dario dan istrinya tidak pernah membedakan mereka. Apa yang Dario dan keluarganya makan itu juga yang para pegawainya makan, selalu begitu. Bahkan jika mereka memesan makanan di luar, mereka akan tetap membelikan makanan yang sama bagi pegawainya. Tak jarang mereka malah bertanya makanan apa yang ingin para pegawainya makan, dan hal itu mulai menurun pada Brian

Dario turun sambil menguap kecil dengan Chea di gendongannya. Caroline tersenyum melihat suami dan anaknya yang begitu dekat. Dario duduk di kursi kosong dengan tangan masih mengusap pipi putrinya

"Makanlah dulu, berikan Chea padaku" ucap Caroline dan Dario menggeleng

Akhirnya, Caroline dan Brian sibuk menyuapi Dario secara bergantian sampai makan malam mereka habis

[KDS #2] Xander's 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang