Dario merengut kesal saat dirinya lagi-lagi ditarik oleh sang ayah secara paksa dari Le Ciel ke Etra, Kanzpia hanya untuk menemaninya berbisnis dengan Rayzen dan Daverick. Sang ayah membawa Kanaya membuat Dario tidak bisa menolak. Daverick juga membawa Erika bersamanya membuat Dario lagi-lagi harus menurut
"Dad, Alex harus mencharge ponsel Alex" ucap Dario jujur
Ponselnya memang hampir kehabisan daya. Ares tidak mendengarkan ucapan Dario, membuat pria itu mendengus kesal. Tak lama dering ponsel Daverick membuat semua orang menatap ke arahnya terlebih raut wajah bapak tiga anak itu berubah
"Tunggu disana princess, Daddy pulang sekarang. Jangan dekat-dekat dengan mereka, okey?" Ucap Daverick sambil menarik kunci mobilnya
Sontak saja Dario ikut keluar dari ruangan itu bersama dengan Daverick. Dario mengekor di belakang sahabatnya itu menunggu sampai sahabatnya menutup panggilan itu
"Ada apa?" Tanya Dario
"Si kembar berkelahi dan Vannya terlalu takut untuk memisahkan mereka"
"Daripada lo naik mobil bukannya lebih cepat kalau lo naik heli?" Saran Dario
Daverick mengangguk. Dario dan Daverick naik ke helicopter milik Dario yang terparkir di atas gedung milik ayahnya. Mereka segera bergegas kembali ke Vicel city. Dario melihat raut khawatir di wajah sahabatnya itu. Dario menepuk bahu sahabatnya
"Mereka saudara dan lagi mereka kembar, tidak mungkin mereka saling melukai" ucap Dario dan Daverick menggeleng
"Mereka kembar tapi, kalau sudah saling berkelahi sulit dipisahkan"
Sekitar lima belas menit mereka sampai di mansion milik Daverick. Daverick turun dari helicopter menyusul Dario di belakangnya. Daverick melihat siluet Vannya berdiri di halaman rumah besar itu bersama beberapa pengawal yang terluka
"See... Gue udah bilang, mereka kembar tapi, kalo sudah bertengkar susah dipisahin" ucap Daverick pada Dario
Daverick memeluk putri sulungnya yang kini sudah menginjak usia dua belas tahun
"Vannya takut Dad, mereka berdua menyeramkan" adu Vannya pada ayahnya
Daverick mengusap punggung putrinya dan mengecup kening putrinya dengan lembut. Dia tersenyum dan menyakinkan putrinya kalau kedua adiknya akan baik-baik saja. Daverick melangkah masuk ke dalam sana. Dario sendiri ditahan oleh Vannya kerena gadis itu masih takut
"It's okey, ada uncle dan Daddy-mu disini" ucap Dario menenangkan
Daverick memasuki rumah besar itu dan menemukan putranya tengah beradu lempar guci dan perabot rumah mereka. Daverick menggeleng melihat rumahnya hancur berantakan
"Rex! Rey!" Panggil Daverick dan tentu saja tidak mereka hiraukan
Daverick akhirnya membantu salah seorang pengawal di rumah itu yang terluka akibat amukan dua pangeran Ardlan itu. Daverick membawanya keluar dan memberikan ponselnya pada Vannya
"Tolong telfonkan Charles, Jammy dan Marlyn kesini" ucap Daverick pada putrinya dan Vannya mengangguk
Daverick kembali masuk ke dalam. Kali ini Dario ikut mengekor dengan Vannya yang menarik kemeja Dario erat-erat dari belakang. Daverick masuk lebih dulu dan meninggalkan Dario yang berjalan perlahan karena Vannya terus menariknya
"Rey! Rex!" Teriak Daverick saat melihat kedua putranya sudah memegang benda tidak lazim di tangan mereka
"Lo diem!" Ucap Rey pada Rex
"Lo yang diem njing!"
"Bangke!"
Rey menodongkan pisau di tangannya yang dia ambil. Sedangkan Rex melepaskan pengaman dari pistol di tangannya yang mengarah pada Rey
"Stop it!!" Bentak Daverick. Kaki Daverick berlari dengan langkah lebar ke arah kedua putranya
"Mati Lo!" Umpat Rex
"Lo yang bakal mati, njing!" Balas Rey tak kalah sengit
Dor!
Jleb
"Kkkhhh...."
"Dave!!" Teriak Dario saat melihat sahabatnya tertembus oleh peluru dan pisau secara bersamaan
Dario langsung berlari menghampiri Daverick. Dia menopang badan sahabatnya itu. Tangannya mencabut pisau yang menancap di perut kiri Daverick. Sementara kedua anak yang sejak tadi berperang itu terdiam di tempat mereka
"Dave... Hang on. Bentar lagi aunty Marlyn dateng" ucap Dario
"Rex.... Rey..."
"Mereka gak pa-pa. Jangan pikirin mereka dulu! Pikirin diri lo!"
"Gue gakh apahh" ucap Daverick sambil menahan sakit dari dua luka di badannya
"Astaga! Pangeran kecil!" Pekik Jammy
Jammy segera menggotong Daverick dengan bantuan Dario dan Charles juga Winson yang kebetulan mengemudikan helicopter tadi
"Uncle, bawa dia pakai helicopter saja!" Suruh Dario dan Jammy menurut
"Uncle, aunty, titip Dave. Nanti Alex nyusul!" Pinta Dario
Selepas helicopter miliknya pergi membawa Daverick ke rumah sakit terdekat. Dario masuk ke dalam untuk mengurus keponakannya
"Lo berdua gila! Kalau Daddy kenapa-kenapa gimana?!" Omel Vannya sambil menangis keras
"Uncle" panggil Rey
"Sudah? Kalau belum lanjutkan saja sampai salah satu dari kalian tewas" ucap Dario sarkas
"Dia duluan tuh yang mulai!" Ucap Rex
"Apa kata lo?!"
"Emang lo yang mulai!"
Dario geram pada dua keponakannya. Dia secara tidak sadar meninju dan menendang kedua keponakannya yang baru berumur delapan tahun itu
"Masih berani berkelahi? Sudah menjadi jagoan hah?!" Bentak Dario
Dario berdiri di depan kedua anak itu dengan wajah datar dan tatapan tajamnya
"Sini maju! Kita lihat seberapa hebat kalian!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...