Several month later
"Mom... Ryan berangkat" ujar Brian sambil mengambil roti dengan selai blueberry di meja makan. Dario dan Chea hanya bisa menggelengkan kepala mereka
"Hati-hati dijalan Ryan"
"Iya mom"
"See you Dad, princess" ujar Brian pada ayah dan adiknya
"See you"
"See you kak"
Brian langsung berlari keluar dari ruang makan dan kembali lagi ke dalam sana membuat Dario yang baru ingin menyesap kopinya dan Caroline yang baru masuk dari dapur kecil ke ruang makan menjadi heran
"Kenapa? Ada yang tertinggal?" Tanya Caroline
"Ada" ujar Brian
Brian menghampiri Caroline dan sedikit membungkukan badannya. Dia lalu mencium perut buncit ibunya yang sudah sangat buncit
"Kakak berangkat princess" ucapnya
Caroline dan Dario tersenyum geli melihat kelakuan putra mereka. Brian kembali berdiri dan mencium pipi ibunya
"See you mom"
"See you" Caroline menjawab sambil memeluknya
Brian melirik arlojinya dan segera berlari keluar ruang makan sambil mendumal kesal dan mengangkat ponselnya yang berdering tanpa henti
"Hn. I'm on my way, sir..."
"Your fault to tell me about this just a few hours ago!"
Dario dan Caroline terkekeh geli. Putranya memang seorang model yang kini mulai menjadi seorang actor layar lebar. Dan tahukah kalian? Ketua Agency memohon pada Brian untuk kembali karena produser film yang akan Brian jalani ini hanya menginginkan Brian sebagai bintangnya atau, dia membatalkan kontrak dengan agency itu
Brian menaiki mobilnya dan segera membelah jalanan kota Detro dengan cepat. Dia sempat berhenti dan melihat mobil kakeknya melintas di depannya menuju ke Xav company
"Dad tidak akan pulang ke rumah lagi" ujar Brian sambil menghela napasnya
Brian bergegas menuju ke lokasi syuting. Alasan dia menerima syuting ini karena sekarang sedang libur sekolah. Lumayan, waktu satu bulan dia lewati
"Maaf saya terlambat" ujar Brian
"Tidak masalah. Saya memang hanya ingin anda yang menjadi bintang dari film ini. Oh. Perkenalkan, Petter Lawrence"
"Nice to see you Mr. Lawrence and happy new year sir"
Brian menerima uluran tangan pria di depannya dan menjabat tangan pria itu. Katakanlah Brian mengigau tapi, dia merasa tidak nyaman dan tidak menyukai pria di depannya. Dia merasa ada sesuatu yang salah dari pria di depannya. Brian menggelengkan kepalanya dan mengenyahkan pikiran gila di kepalanya
"Cut!" Teriakan sutradara menghentikan akting yang dimainkan oleh para pelakon
"Istirahat sampai nanti malam. Nanti malam kita ambil adegan di pelabuhan Andlesia"
'Sial! Harus apa kesana?' Batin Brian
"Chael, terima kasih untuk kerjamu. Bagus sekali" ujar Mr. Lawrence
"Anda terlalu memuji sir. Saya permisi sir"
Brian memutuskan untuk keluar dan menuju ke toilet. Dia membasuh wajahnya dan segera keluar. Dia hendak pamit pada ketua agency-nya dan saat itu dia mendengar sesuatu yang mencengangkan dari pemilik house production yang entah kenapa sudah dia benci sejak awal
"Aku tidak mau tahu bagaimana caranya! Yang aku tahu kalian akan dan harus melenyapkan Xavierro Dimitry hari ini juga!"
Brian mengernyit mendengar ucapan itu. Dia mendengarkan dengan sangat jelas dan diam di tempatnya
"Pokoknya Xavierro Dimitry harus lenyap! Bukankah lebih bagus lagi kalau dia berada di dekat putranya? Sekalian saja habisi mereka berdua!!!"
Brian langsung pergi mencari ketua agency-nya dan pamit dengan alasan harus menemui ibunya yang kebetulan ada di dekat sana dan dia juga bilang dia akan langsung ke pelabuhan nanti. Brian berlari dan memasuki mobilnya dia bergegas menuju ke sebuah lapangan parkir mall dan dia menuju ke tempat parkir paling atas yanga sangat sepi. Brian keluar dari mobilnya, menutup mobil pemberian ayahnya itu dengan penutup mobil dan dia segera berpindah ke mobil pribadinya yang dia beli sendiri secara ilegal
"Dimana kau grand pa?" Gumam Brian sambil mengutak-atik laptop di mobilnya
"Gotcha!"
Brian langsung menghidupkan mesin mobilnya dan segera mengejar kakeknya. Dia akan dan harus menghalangi rencana pembunuhan kakeknya. Brian menjebol cctv di sudut jalan yang paling dekat dengan kakeknya dan matanya tercengang saat melihat neneknya juga ada di mobil itu
"Double shit!"
Brian menambah kecepatan mobilnya. Lagi Brian meretas cctv di dekat lampu lalu lintas. Kebetulan disana sedang menyala lampu merah dan iringan kakeknya berhenti. Brian menghentikan mobilnya agak jauh, lalu dia memakai jaket ber-hoodie miliknya dengan kerah jaket yang cukup panjang untuk menutupi mulut dan hidungnya. Brian mendekat ke arah mobil kakeknya berhenti dan benar saja disana anak buah kakeknya sedang berkelahi melawan orang-orang kiriman Mr. Lawrence
"Oh God! Masa gue harus turun juga?" Gumam Brian
Brian menutup sebentar matanya dan mengambil napas dalam-dalam. Brian berlari menuju ke tempat Ares sambil bergumam
"Sorry Mom. I break your rules"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...