Alexander's Mansion, Caxander Island, West Andlesia. 3 pm
Dario kembali menginjakan kakinya di markas besar miliknya yang juga rumahnya. Rumah bagi keluarga kecilnya. Sesampainya dia di rumah dia langsung membawa putranya ke kamar yang cukup besar disana. Kamar milik putranya
"Sweetheart, nanti kita piknik ya?" Ajak Dario
"Piknik? Bersama Ryan?"
"Tidak. Ryan akan kita titip pada Winson"
Sedikit tidak rela dan tidak tega pada Ryan, Caroline menolak. Tapi, Dario begitu bersungguh hati mengajaknya, akhirnya dia menganggukan kepalanya dan mengiyakan ajakan Dario
Sekitar pukul tujuh malam, Dario mengajak Caroline keluar. Tidak jauh dari rumah besarnya. Hanya ke sebuah jalan setapak berpasir putih yang tidak pernah Caroline lewati. Dario menggenggam tangannya dengan erat juga lembut
"Kita mau kemana sih?" Tanya Caroline dan Dario hanya menoleh ke arahnya sambil tersenyum hangat
Ketika Dario berhenti Caroline masih menatap wajah Dario dengan heran dan dia belum sempat menoleh ke depan. Dario melirik Caroline yang masih menatapnya. Akhirnya, Dario menangkup kedua pipi Caroline dan membelokan kepala itu ke arah yang seharusnya. Ke arah depan
Caroline terperanjat dengan apa yang ada di depannya. Sebuah taman kecil dengan rumput hijau sebagai alasnya yang Caroline yakini merupakan rumput sintetis. Lupakan soal rumput, taman itu benar-benar indah, dengan beberapa jenis bunga di sekitarnya, kolam kecil di tengah taman beserta air mancur dan sebuah Gazebo disana. Lalu, ada susunan bunga yang menjadi dinding di sekeliling taman kecil itu, bunga mawar, dengan banyak warna
"It's so beautiful..." Gumam Caroline
Dario mengajak Caroline untuk duduk di kursi yang ada di Gazebo. Mereka mulai memakan makan malam mereka dengan sesekali tertawa. Selesai makan, mereka menatap keindahan langit malam yang bertabur bintang
"Eh?" Caroline terkaget saat Dario tiba-tiba ada di sisinya dengan tangan terulur padanya
"Mau berkeliling?" Ajak Dario
Memang disana juga ada sebuah pintu dari besi yang dirambati oleh tanaman mawar. Caroline mengangguk menjawab pertanyaan Dario. Dario kembali menggenggam tangan istrinya dan berjalan menuju pintu itu
"Labirin?" Tanya Caroline heran saat mereka sudah melewati pintu pembatas
"Ya. Kecil memang tapi, cukup menyenangkan. Terlebih lagi labirin ini dipagari dengan tanaman Mawar"
Mereka memasuki labirin itu mencari jalan untuk sampai ke tengah-tengah labirin. Dario dan Caroline berjalan dengan tenang. Waktu lima belas menit terlewati dan mereka sampai di tengah labirin itu. Disana terdapat sebuah lampu taman yang indah dengan model besi yang meliuk-liuk
"Indah sekali..." Ucap Caroline dengan tatapan kagumnya
Dario tersenyum melihatnya. Diam-diam dia mengambil foto istrinya itu melalui ponselnya dan dia simpan. Dario memeluk pinggang Caroline dan dengan sedikit menurunkan badannya dia menyandarkan dagunya di bahu sang istri
"Wanna dance?" Tanya Dario
"Tidak" jawab Caroline dengan cepat. "Minta dengan benar Xander" lanjutnya
Dario terkekeh dan melepaskan pelukannya. Dia menjauh dari Caroline dan berdiri di depan istrinya
"Would you dance with me?" Tanya Dario sambil membungkuk dengan sebelah tangan terulur ke arah Caroline
"With my pleasure Mr. Xander" jawab Caroline sambil menyambut tangan Dario
Mereka berdansa di bawah langit malam yang cukup indah malam ini, dikelilingi dengan dinding yang penuh bunga mawar. Dan jangan lupakan semilir angin laut yang menerpa mereka
"You're so beautiful" bisik Dario di telinga Caroline
"Thank you for your compliment Mr."
"Stop call me that!"
Caroline terkekeh. Mereka terus berdansa dan saling menatap dalam jarak yang sangat dekat. Sangat dekat sampai hidung mereka bersentuhan karena, Dario terus menunduk untuk menatap istrinya
"You look like an angel and luckily you're mine" bisik Dario lagi
"I'm your personal angel then"
"I think so. My perfect angel" Dario mengecup kening Caroline. Caroline memejamkan matanya
"My world" Dario mengecup kedua kelopak mata Caroline yang terpejam
"My life" kali ini Dario mencium pipi kiri Caroline
"My breath" lanjut Dario mencium pipi kanan Caroline
"My place to came back" seolah tidak berniat berhenti Dario mencium dagu Caroline
"And the important thing is" lalu, ciuman Dario naik ke ujung hidung istrinya. Caroline menunggu kata-kata berikutnya dengan jantung yang sudah berdegup kencang
"You're my wife" Dario menutup ucapannya dengan ciuman lembut di bibir Caroline. Tangannya memeluk pinggang Caroline untuk lebih merapat padanya
"You're my everything. Please, don't go anywhere just as you wish! I've told you before, that I can't life without you" bisik Dario saat dia melepaskan bibir istrinya untuk sejenak karena setelahnya dia kembali menyambar bibir istrinya dengan rakus dan menuntut
Caroline mengalungkan tangannya di leher Dario. Dia meremat rambut belakang Dario dengan pelan saat bibir dan lidah Dario terus bermain dengan bibirnya
"Don't... Do me here" bisik Caroline menggoda terlebih dengan napas yang masih terengah dan suara agak serak. Dan jujur saja, Dario tidak tahan lagi. Dia menggendong Caroline kembali ke rumah mereka
"Ryan di rumah" ucap Caroline di tengah perang lidah mereka
Dario menyudahi "perang kecil" mereka sejenak
"Sudah jam 10, Ryan pasti sudah tidur di kamarnya"
"Slowly okey? We've got someone company us tonight"
Dario baru ingat ada anak mereka di perut Caroline. Dario mengangguk sebagai jawaban atas permintaan Caroline
'My angel. Mine'
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...