17. Pregnant Again?

25.8K 1K 8
                                    

"Ryan tidur?" Tanya Caroline saat dirinya memasuki ruangan Dario setelah hampir satu jam dia duduk di luar

Dario mengangguk. Tangannya masih mengusap rambut pirang anaknya. Dia melihat Caroline duduk di sisi kanannya. Mata Caroline menatap salep untuk mengobati memar yang ada di atas meja

"Ini buat apa?" Tanya Caroline setengah berbisik

Dario tidak menjawab, dia hanya menaikan pakaian Brian dengan perlahan dan mencabut cool patch yang sejak tadi menempel di punggung putranya

"Astaga!" Pekik Caroline walau dengan volume kecil

"Kenapa bisa begitu?" Tanya Caroline

Dario memakaikan salep itu di punggung Brian. Dia memijatnya dengan perlahan dan lembut. Sesekali bibir Dario menenangkan Brian yang mulai terusik tidurnya karena pekerjaan sang ayah

"Dia dibully temannya" ujar Dario pelan sambil meletakan salep itu kembali ke meja

"Tadi Ryan bilang, ada beberapa temannya yang meledek, mengerjai dan sekarang memukulnya" lanjut Dario

Caroline menganga mendengar ucapan suaminya. Dario menurunkan pakaian Brian dan mengusap pelan rambut putranya yang sedang terlelap itu

"Aku bilang padanya, kalau ada yang memukulnya lagi, maka dia harus melawan"

Caroline mengangguk setuju pada ucapan Dario. Dario meminta Caroline mengambilkan jasnya dan juga coat-nya. Caroline menurut, dia mengambilkan apa yang Dario minta dan dia letakan di sisi kosong sofa yang Dario duduki. Dario mengambil jas-nya dan membungkus badan Brian dengan jas-nya

"Pakai itu. Di luar dingin" ujar Dario pada Caroline sambil menunjuk coat-nya yang cukup panjang

Caroline hanya mengangguk dan memakai coat yang nampak sangat besar di badannya. Dario berdiri dengan Brian di gendongannya. Tangan kiri Dario merangkul pinggang Caroline. Begitu mereka bertiga keluar dari ruang kerja Dario, para pengawal yang bertugas pun langsung menyiapkan mobil dan mengawal mereka sampai ke parkiran

"Dia mirip sekali denganmu" bisik Caroline saat mereka ada di dalam lift. Wajah kanak-kanak milik Brian membuat Caroline tersenyum kecil

"Tentu saja mirip denganku. Aku ayahnya, kalau dia mirip dengan salah satu pengawalmu akan aku habisi pengawal itu!" Kesal Dario

Caroline terkekeh geli sementara para pengawal yang mendengarkan sedikit bergidik ngeri. Walaupun ucapan Dario hanya seperti angin lalu saja tapi, rasanya sungguh menakutkan

.........

Next day, 10 a.m

"Mommy..?" Panggil Brian heran. Sudah sejak kemarin Caroline nampak sedikit pucat

Brian dan Dario menatap Caroline dengan sangat intens membuat Caroline munundukan kepalanya

"Kalian berdua benar-benar mirip!" Gerutu Caroline

Dario dan Brian terkekeh bersama. Dario mendekati Caroline dan merangkul pinggangnya. Sebelah punggung tangan Dario dia letakan di kening Caroline

"Sedikit demam. Sudahlah, tinggalkan perlatan masaknya dan istirahat di kamar" ujar Dario

"Lalu, kalian makan apa?" Tanya Caroline

"Aku akan makan memesan makanan untuk makan siang kita. Ayo, istirahat ke kamar"

Caroline mengangguk, Dario menggendong Caroline ke kamar mereka diikuti oleh Brian dari belakang. Dario membaringkan Caroline di ranjang king size mereka, menyelimutinya dan mengambilkan handuk hangat untuk diletakan di kening Caroline

"Tidurlah. Jangan memikirkan apapun!" Ujar Dario lembut namun menuntut

Caroline memejamkan matanya, tak sampai lima menit Caroline sudah terlelap nyenyak. Dario mengusap pipi Caroline sejenak sebelum berbisik

"Have a nice dream sweetheart"

Dario menoleh dan menggendong Brian. Tak lupa Dario mencium pipi gembul Brian yang sudah kembali mulus

"Ayo kita keluar, biarkan mommy tidur sebentar" ajak Dario setengah berbisik

Brian mengangguk setuju. Dario menggendong putranya sambil melangkah keluar dari kamar itu. Dario membawa Brian ke dapur. Dia menarik sebuah kursi dan dia letakan di dekat meja dapur lalu, dia mendudukan Brian di kursi itu

"Duduk disini dulu jagoan, Daddy mau masak makan siang kita" ujar Dario

Brian mengangguk. Dia menunggu makan siang yang dibuatkan oleh ayahnya. Brian tersenyum melihat ayahnya memotong semua sayur dengan sangat cepat. Hanya butuh waktu sembilan puluh menit, Dario menyelesaikan makan siang mereka

"Ryan mau makan duluan?" Tawar Dario

"Ryan mau tunggu mommy tapi, Ryan sudah lapar dad"

Dario mengacak puncak kepala Brian

"Makanlah duluan. Daddy mau lihat mommy dulu"

Brian mengangguk, setelah mengambilkan nasi dan lauk-pauk untuk Brian, Dario beranjak dari ruang makan

"Zarvel, Neo, tolong awasi Ryan sebentar" titah Dario pada anak buahnya

"Yes sir"

Dario kembali ke kamarnya dia berniat mengecheck keadaan Caroline. Dahi Dario sedikit berkerut saat istrinya tidak ada di ranjang mereka, Dario berjalan masuk dan segera menuju ke kamar mandi di kamar mereka

"Sweetheart...." Panggil Dario sambil mengetuk pintu kamar mandi

Tak lama setelahnya Caroline membuka pintu kamar mandi dan menampakan wajah pucatnya. Dario langsung melingkarkan tangannya di perut Caroline saat gadis itu limbung ke depan

"Thanks" ujar Caroline

Dario membawa badan Caroline untuk bersandar padanya

"Are you okey? Kita ke rumah sakit saja ya?"

Caroline menggeleng. "Aku nggak apa-apa hanya sedikit pusing dan mual"

Dario mengernyit sejenak. 'Pusing dan mual?' Pikir Dario

"Sweetheart, are you probably pregnant again?"

[KDS #2] Xander's 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang