46. Death Joke

16.2K 675 21
                                    

Note:
Up sekarang aja deh... Biar g pada penasaran... Berarti aku up lagi besok ya...
Kira2 pak boss kita ngaku gak ya?

Selamat membaca

............

"Kamu sudah menikah Lex?" pertanyaan yang diajukan Ares membuat Dario terkaku. Matanya terbelalak kaget. Untungnya, Dario sedang tidak menghadap ke arah ayah dan ibunya atau kedua orang tuanya bisa melihat ekspresi kagetnya

Dario menuang Scotch ke gelasnya dan dia juga membawa botol Wine untuk ayahnya. Dario berbalik dengan wajah datarnya. Dia tersenyum kecil sambil berjalan menuju ke sofa dimana orang tuanya duduk

"Dad sedang bercanda?"

Ares dan Kanaya mengernyit mendengar ucapan anak sulung mereka. Kanaya menatap putranya meminta penjelasan

"Untuk apa Dad jauh-jauh datang dari Kanzpia kesini, jika aku sudah menikah? Kan, Mom dan Dad sendiri yang sedang berusaha menjodohkan aku. Lalu, kenapa sekarang Dad mengatakan aku sudah menikah? Kalau aku sudah menikah bukankah Dad dan Mom tidak perlu datang kesini?"

Dario menuangkan Red Wine kembali ke dalam gelas ayahnya yang sudah kosong. Kini gelas itu kembali terisi dengan cairan berwarna merah darah itu. Dario sendiri hanya duduk dan menyesap scotch miliknya

"Kalau Dad mempunyai pemikiran aku sudah menikah karena orang yang menyelamatkan Dad, silahkan Dad mencarinya dan bertanya padanya siapa ayahnya" Ujar Dario lagi

Dario berdiri dan segera beranjak dari sofa untuk menuju ke kursinya. Tangannya masih menggenggam gelas scotch miliknya

"Mom dan Dad masih ada yang ingin dibicarakan lagi?"

"Ada!" ujar Kanaya

Dario berbalik dan menatap ibunya dengan kepala yang agak dia miringkan

"Mom mau protes sama kamu! Kenapa kamu jadi jarang sekali pulang ke Kanzpia? Alex umur kamu itu sudah kepala tiga! kapan kamu mau menikah? Mau menunggu sampai kapan?"

"Mom, Alex sedang banyak pekerjaan, karena itu Alex tidak bisa pulang. Lalu, Alex hanya menunggu seseorang yang cocok dengan Alex dan jika orang itu sudah muncul di depan Alex. Alex janji akan membawa dia ke Kanzpia"

"Mom rasa kamu akan jadi perjaka tua" cibir Kanaya

"Ya.. Kalau Mom mau seperti itu ya, tidak apa-apa sih. Alex malah tenang"

"Ares, lihat itu putramu!" omel Kanaya

"Putramu. Kamu yang suka memanjakan dia" jawab Ares santai sambil meneguk wine di gelasnya

Dario melihat semua itu dan terkekeh kecil sebelum dia merubah ekpresinya menjadi merengut seolah dia marah

"Jadi, Mom dan Dad tidak mengakui aku? Ya sudah, itu artinya aku tidak punya kewajiban untuk datang ke semua acara Dimitry maupun Malven. Tidak harus menikah dengan siapa pun. Dan aku juga tidak berkewajiban untuk pulang ke Kanzpia... hhh! Beban Alex berkurang satu...."

"Alex!"

"Alexander Dimitry!" teriak Kanaya dan Ares hampir berbarengan

"Siapa yang bilang begitu?!" tanya Kanaya

"Mom. Mom baru saja mengatakannya tadi dan Dad mengesahkannya. Baiklah, saya masih banyak pekerjaan, kalau Mr. dan Mrs. Dimitry tidak keberatan, bolehkan saya meninggalkan kalian untuk mengerjakan pekerjaan saya?"

Ares menggeram kesal sementara Kanaya sedang terheran bagaimana menjelaskan maksud perkataannya tadi pada putra mereka. Dario tersenyum dalam hati, jujur saja dia merindukan semua ini. Sangat merindukannya. Tapi, dia mempunyai keluarga yang harus dia jaga.

Dario sedikit terlonjak saat Ares meletakan gelas wine di tangannya dengan kasar di atas meja. Bahkan saat Dario mengangkat kepalanya dia melihat sang ibu sedang mengusap dadanya kaget. Belum sempat Dario berucap, tangan ayahnya sudah mencekik lehernya dengan cukup keras, bahkan sekarang posisi Dario bukan lagi duduk di kursinya melainkan berdiri karena, cekikan Ares

"Ares!" pekik Kanaya melihat putranya tercekik oleh tangan suaminya sendiri

"Karena kau bukan anakku dan aku tidak mengenalmu, bagaimana kalau aku menghabisimu sekarang?" tanya Ares

Entah karena kaget atau karena pernah menderita panic attack, yang jelas Dario tidak mulai merasa udara di paru-parunya menipis. Padahal cekikan Ares tidak sekeras dan sekencang itu sampai dia merasa sesak. Dario tidak menjawab apapun, dia sibuk menahan dadanya yang mulai terasa sakit karena kekurangan pasokan udara

"Kenapa tidak menjawab? Kau benar-benar ingin mati, hm?" tanya Ares lagi

"Ares, hentikan! Ini tidak lucu Ares!" ujar Kanaya panik

Tidak mendengar jawaban dari Dario membuat Ares masih mencekik leher Dario dengan kekuatan yang sama dan tidak terlalu kencang. Dario semakin tersiksa dengan cekikan ayahnya, dia mengangkat tangannya dan berusaha menarik tangan sang ayah dari lehernya. Dario mencengkram lengan ayahnya dan berusaha menariknya. Ares hanya tersenyum miring melihat Dario seperti itu

"Kenapa? bukankah lebih baik kalau kau lenyap saja dari dunia ini? Lagi pula kau bukan anak kami"

Dario masih menarik lengan ayahnya sampai akhirnya dia berhenti dan tangannya bahkan sudah sangat lemah sampai dia tidak bisa bergerak sedikitpun. Dario memejamkan matanya, menahan sakit dan sesak di dadanya. Kehabisan napas, Dario memilih mengalah dari sang ayah

"Dad... Please..." ujarnya dengan lemah dan kecil sekali

Ares mendengar ucapan putranya, tadinya dia sengaja melakukan hal itu agar Dario menyadari kebodohannya dan meminta maaf pada Kanaya. Tapi, begitu dia mendengar suara lemah dan serak yang sarat dengan rasa sakit, senyuman di bibir Ares hilang dan berganti khawatir. Ares melepaskan cekikannya dan saat itu juga Dario terhuyung. Ares menahan badan putranya dan mendengan Dario terbatuk dengan napas yang tidak beraturan

"You okey?"

[KDS #2] Xander's 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang