31. Daddy's Care

18.6K 771 16
                                    

"Ryan. Mau kemana kamu?" Tanya Dario saat dia memasuki mansionnya. Dario baru saja kembali dan dia melihat putranya sudah rapi dengan kaus hitam dan jaket abu-abunya juga ransel di punggungnya

 Dario baru saja kembali dan dia melihat putranya sudah rapi dengan kaus hitam dan jaket abu-abunya juga ransel di punggungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pergi" jawab Brian ketus

Dario menahan tangan Brian saat anak itu hendak beranjak keluar

"Setidaknya beritahu kemana kamu akan pergi bisa, kan?"

Brian mendengus. "Memberitahu kemana aku pergi? Harusnya Dad lakukan itu dulu baru bicara seperti itu padaku" jawab Brian

"Kau!"

"Dad mau marah? Harusnya mom dan aku yang marah saat ini pada Dad! Heran aku bagaimana bisa Mom tahan bersama pria seperti Dad!"

"Ryan!"

"Jangan membentakku Dad! Jangan membentakku ketika Dad pergi tanpa mengatakan apapun dan kembali seolah tidak terjadi apapun!!"

Dario terdiam. Dia memang salah. Pergi selama dua hari penuh tanpa mengabari keluarganya

"Ponsel dad lowbat"

"Daddy hidup dijaman apa? Jaman batu? Bisakan Daddy minta uncle Winson memberi kabar! Ryan muak dengan semua urusan Daddy dan keluarga Daddy! Kalau tidak bisa membawa kami kesana setidaknya pikirkan kami saat Dad ada disana! Jangan malah seolah kami tidak ada di dalam kehidupan Dad!"

"Ryan! Jaga bicaramu!"

Brian baru mau membalas akhirnya dia mengalah. Dia membenarkan letak ranselnya dan melepaskan tangannya dari cekalan ayahnya. Tapi, tangan Dario semakin mencekalnya dengan kuat

"Apa lagi? Ryan tidak punya waktu untuk meladeni Dad sekarang. Ryan harus ke Detro membeli obat untuk Chea!"

"Membeli obat untuk Chea? Chea sakit?"

"Oh, Dad masih peduli? Setelah kemarin aku semalaman aku menelpon Dad dan tidak ada jawaban lalu, ponselmu tidak aktif"

"Chea sakit apa?"

"Gejala Tifus. Sudahlah Ryan mau pergi sekarang"

Dario melepaskan tangan putranya dan Brian melangkah menjauh dari sana menuju speed boat milik ayahnya. Jangan kaget jika Brian naik speed boat. Tinggal di dekat laut membuat dia mau tidak mau bersahabat dengan rasa takutnya dan rasa takut itu hilang dengan sendirinya

"Oh, Dad" panggil Brian tanpa menoleh

Dario berbalik menatap punggung putranya yang mulai meninggi

"Kalau mom tanya bilang saja Dad terjebak urusan keributan di Le Ciel. Kemarin aku bilang seperti itu pada mom. Dan sebisa mungkin buatlah seperti Dad sudah tahu Chea sakit sejak kemarin" ucap Brian pada Dario

"Hn. Baiklah"

"Ryan berangkat" ucap Brian sebelum menaiki speed boat milik ayahnya

Dario tersenyum miris. Putranya seperti sedang menjauh darinya. Dia benar-benar ingin membawa keluarga kecilnya ke Kanzpia dan mengenalkan mereka tapi, Dario tidak bisa mengambil resiko keluarga kecilnya dijadikan incaran Louis

Dario memasuki mansionnya dan langsung menuju ke kamar putrinya. Disana ada Caroline yang sedang membujuk putri mereka untuk makan

"Chea" panggil Dario

Caroline dan Chea menoleh ke arah pintu. Dario tersenyum kecil. Dia menghampiri putrinya dan mencium pipi putrinya

"Maaf Daddy baru bisa pulang sekarang" ujar Dario pada Chea

"Maaf, Sweetheart aku baru bisa kembali sekarang"

Caroline menggeleng. "Sudah selesai?" Tanya Caroline

"Ya. Sudah. Mereka semua diurus oleh pihak kepolisian dan korban yang luka juga sudah ditangani medis"

"Lalu berita?"

"Sudah selesai. Tidak akan ada berita tentang kejadian itu"

'Maaf aku berbohong sweetheart' batin Dario

Caroline mengangguk. Dia hendak menyuapi Chea tapi, gadis itu menolak. Dario mengambil mangkuk bubur di tangan Caroline dan dia naik ke sisi ranjang putrinya yang kosong

"Daddy suapi ya?" Tawar Dario

Chea menggeleng

"Kenapa?"

"Tidak ada rasa. Chea tidak mau. Lagi pula Chea akan mual nanti"

Dario menunduk. Dia menampakan wajah sedihnya

"Kalau princess tidak makan, princess tidak sehat-sehat. Daddy jadi sedih nanti" ucap Dario

Chea akhirnya mengambil mangkuk dari tangan ayahnya dan memakan bubur di mangkuk itu. Dario dan Caroline tersenyum melihatnya

"Sudah habis? Sekarang princess tidur. Daddy temani" ucap Dario

Chea berbaring dan menutup matanya. Chea menggenggam tangan kiri Dario dengan erat. Dario mengusap pipi putrinya dengan tangan kanannya

"Cepat sembuh Princess"

Brian yang baru kembali tersenyum di ujung pintu kamar adiknya. Brian memilih ke dapur untuk memberikan obat yang dia beli pada ibunya

'Dad masih peduli'




Note:

kakak2, maaf ya kalau ke depannya kayaknya komen kalian bakalan gak terbalas dan publish bakalan molor dan makin gak ke prediksi kapan waktunya. soalnya, kan selama ini aku ngerjain semua work aku itu di tablet. nah, parahnya tablet ku itu nge-hang, terus pas di restart/ reboot dia malah gak mau start-up. mandek aja di logo tabletnya. jadi, kayaknya aku harus bilang ke kakak aku dulu sooalnya itu juga tablet dari dia, dan pastinya aku bakalan kena diomelin yah pokoknya, doain aja ya kakak2 teman-teman semoga tabletnya bisa cepet bener dan gak rusak parah. maklum juga tabletnya sudah mulai tua...

untuk publish juga saya memanfaatkan hp saya yg merupakan warisan dari kakak saya dan umur hpnya jauh lebih tua dari tabletnya jadi udah lemot juga. kadang2 keypad g muncul2, jadinya lama kalau untuk ngetik. makanya saya minta kemaklumannya ya kakak2.

maaf banget atas ketidak nyamanannya. saya sih berharap aja semoga saya nggak dimarahin yg sampe gak boleh megang tablet lagi dan semoga juga itu tablet bisa dibenerin dalam waktu yang sebentar dan nggak lama... amin...

sekali lagi maaf ya kakak2 dan teman2 kalau komen kalian nggak kebalas


trims.


salam hangat,

fionna_yona

[KDS #2] Xander's 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang