Note:
Cuma mau kasih tahu kyk part2 ke belakang bakalan banyak bikin baper jadi klo bisa jangan kebawa baper ya...
Selamat berbuka puasa guys
Siapkan hati ya, Jan Baper dan
Selamat membaca
...............
Tiga hari tinggal di Kanzpia dalam hotelnya, Dario hari ini mendapat panggilan telepon yang tidak kunjung berhenti dari ibunya. Permasalahannya ya hanya satu. Menyuruh Dario pulang untuk makan malam di DA Mansion
"Dad sudah mau berangkat?" tanya Brian
"Hn. Kenapa?"
Brian menggeleng. Lagi-lagi Brian memeluk ayahnya. Entah kenapa hal ini justru membuat Dario merasa takut dan khawatir. Dario merasa semua ini tidaklah benar. Seperti ada sesuatu yang salah dari Brian putranya. Dario membalas pelukan putranya dengan erat
"Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya Dario akhirnya
Brian menggelengkan kepalanya. Dia hanya bersandar pada dada bidang ayahnya. Tidak peduli jika sikapnya sudah seperti anak gadis. Brian menghirup dalam-dalam wangi parfum yang beraroma kopi, sabun mint dan sedikit bau alkohol di badan ayahnya
"I just..." suara Brian tertahan
"I just..." Brian tidak bisa mengucapkan apapun
Dario mengusap punggung putranya. Dia mengeratkan pelukannya pada Brian
"It's okey..." ujar Dario
"I don't know why but, I'm scared"
Dario mencium puncak kepala Brian. Dia mengecupnya dengan cukup lama
"Don't worry. Everything will be alright. Aku jadi tidak mau berangkat"
Brian langsung menjauhkan dirinya dari sang ayah
"Jangan Dad! Semua orang sudah menunggu Dad disana"
"Tapi, terakhir kali aku tetap pergi aku kehilangan sesuatu yang sangat penting"
"Kak Lucas?"
"Hn" Dario mengangguk
"Itu dulu Dad. Kali ini ada aku. Aku akan menjaga Mom. Lagi pula hampir setengah pasukan Dad ikut kesini"
Dario mengangguk. Dia mengecup kening Brian
"Dad titip Mom, dan dua princess kita ya"
Brian mengangguk mantap
"See you soon" ujar Brian
"See you soon"
Dario menciumi pipi dan kening kedua putrinya. Lalu, pamit pada Caroline. Dia sempat menoleh dan melihat Brian sudah membawa adik-adiknya ke kamar
'Benar-benar pengertian' pikir Dario
"I'll see you soon sweetheart" ucap Dario sambil mengecup kening istrinya
"Call me if something happen" ujarnya lagi yang dibalas anggukan kepala Caroline
Dario mencium bibir istrinya singkat. Dia menangkup pipi istrinya
"I'm gonna miss you" ujar Caroline
Caroline merangkulkan tangannya di leher Dario dan menarik leher itu mendekat padanya. Dia mencium bibir suaminya. Dari ciuman ringan sampai akhirnya ciuman itu bukan hanya ciuman melainkan hisapan dan gigitan di bibir Dario
Tidak tinggal diam. Dario menarik pinggang dan tengkuk Caroline untuk memperdalam ciuman mereka. Seolah tidak ingin berhenti mereka saling mengecap satu sama lain. Dan getar ponsel Dario membuat mereka berdua tersadar dan menyudahi 'perang' mereka dengan kekehan kecil dan napas memburu. Caroline bisa mencium wangi mint dan kopi dari napas suaminya
"Sebaiknya kamu berangkat sekarang atau kamu akan terlambat honey"
Dario mendaratkan bibirnya lagi di bibir Caroline dan tersenyum
"See you soon"
Selepas Dario pergi, Caroline memesan makan malam untuknya dan anak-anaknya. Sekitar tiga puluh menit dan makanan pesanan mereka sampai. Caroline mengajak ketiga anaknya untuk mulai makan malam mereka. Tahun ini, makan malam pergantian tahun mereka tanpa Dario
"Mom. Setelah ini aku mau menemani Chea sebentar ya" izin Brian
"Kemana?"
"Memulangkan dompet yang Chea temukan. Kami akan segera kembali kok Mom" ujar Brian lagi
"Ichelle itut" ujar Michelle
"Boleh mom?"
Caroline menggelengkan kepalanya. "Ichelle kan sedang demam"
Michelle menggembungkan pipinya dan memajukan bibirnya. Mengambek pada sang ibu
"Hhh..." Caroline mendesah berat. "kalian tidak lama, kan?" tanya Caroline
"Tidak mom. Hanya mengembalikan saja kok"
Caroline mengangguk
"Ya sudah, Ichelle boleh ikut tapi, jangan nakal okey?"
Michelle mengangguk mantap. Dia langsung memakan makanannya dengan lahap. Brian, Chea dan Caroline hanya bisa terkekeh melihat si bungsu yang begitu menggemaskan
"See you Mommy" ujar Michelle
"Brian berangkat dulu Mom. Uncle Fioz dan uncleJoshef ada di depan"
Caroline mengangguk dan mencium pipi putranya
"I know. Hati-hati di jalan"
Brian menggendong Michelle sementara Chea berjalan disisinya. Mereka meminta Dean dan Fred mengantar mereka ke tempat tujuan mereka
"Mudah-mudahan dia tidak salah paham lagi" ujar Chea
"Kakak akan menjaga kalian. Jangan takut"
"Chea beruntung mempunyai kakak seperti kak Ryan dan orang tua seperti Dad dan Mom"
Brian tersenyum dan mengacaj rambut adiknya. Dia juga mengusap rambut Michelle yang ada di pangkuannya sambil bermain game di ponsel milik Chea
"Nah, ini tempatnya" ujar Dean
Brian dan Chea menoleh dan melihat pagar tinggi menjulang dan tembok tinggi. Brian mengajak Chea turun dan menyuruh Michelle menunggu di dalam mobil sebentar
"Excuse me, Mr" ujar Brian
Penjaga di dekat pagar itu menoleh ke arah Brian
"Benar ini kediaman Aura?" tanya Brian lagi
"Kalian siapa?" tanya penjaga itu
Chea mengeluarkan dompet yang dia temukan dan mengulurkannya pada penjaga itu
"Dompetnya kemarin terjatuh dan kami mau mengantarnya" ujar Chea
Penjaga itu melihat isinya dan membaca nama yang ada di selipan kartu. Kartu member dari salah satu mall milik keluarga Malven atas nama Vannya Aura
"Iya benar ini dompet nona kami"
Chea mengangguk. "Kalau begitu tolong berikan padanya dan kami pamit"
"Nona berpesan jika ada yang mengembalikan dompetnya, orang itu harus mengantarnya sendiri ke tangannya. Kalian dan pengawal kalian masuk saja ke dalam"
Brian dan Chea mengangguk dan menerima dompet itu dari si penjaga mereka masuk ke dalam mobil kembali
"Masuk saja Uncle, penjaga itu sudah mengizinkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...