"Sweetheart, are you probably pregnant again?" Pertanyaan itu membuat Caroline mendongak dengan cepat
Memang sejak dia bertemu kembali dengan Dario, mereka seperti orang gila yang takut kehilangan satu sama lain. Terhitung sejak saat itu sampai saat ini, entah sudah berapa kali mereka melakukannya. Caroline memejamkan matanya sekilas mengingat-ingat kapan terakhir kali dia kedatangan tamu bulanannya
"Tanggal berapa sekarang?" Tanya Caroline
"March 23rd "
Caroline membulatkan matanya sempurna
"I think you're right" gumam Caroline pada Dario
"Serius?"
Caroline mengangguk pelan. "Setelah diingat-ingat sudah hampir dua bulan aku tidak kedatangan tamu bulanan. Aku pikir karena terlalu lelah dan sibuk merawat Ryan dan mengurus perpindahan sekolahnya kesini"
Dario langsung meletakan kedua tangannya di sisi pinggang Caroline dan dia mengangkat gadisnya, membuat Caroline memekik kaget
"Thank you. Thank you so much sweetheart" ucap Dario tulus dia bahkan menghujani bibir Caroline dengan kecupan-kecupan singkat
"Turunkan aku Xander..." Pinta Caroline
Dario menurunkan gadisnya dan menyelipkan rambut Caroline yang terurai ke belakang telinga. Dario mengecup kening Caroline dengan sangat lembut
"Belum pasti juga, kan?" Ucap Caroline
Dario tersenyum. "Pasti iya. Nanti setelah makan siang kita ke rumah sakit" ajak Dario
Caroline mengangguk. Belum apa-apa, Dario sudah mengusap perut Caroline sambil berbisik
"Baik-baik di dalam ya nak, jangan nakal!" ucap Dario
"Ayo kita makan mommy to be" aja Dario
"I already am become a mommy" ralat Caroline sambil menautkan jemarinya dengan jemari Dario. Meski masih merasa pusing dan sedikit mual serta wajah yang juga masih pucat, Caroline menarik senyum di bibirnya
"Mommy..." Panggil Brian
Caroline duduk di sisi Brian dan mencium kening Brian, sementara Dario mengambilkan makanan untuk Caroline
"Ini kalian beli?" Tanya Caroline
"Bukan mommy... Daddy masak ini semua tadi" ujar Brian membuat Caroline sedikit kaget
"Masak? Kamu bisa masak? Sejak kapan?" Tanya Caroline lagi
"Sejak entahlah. Aku cuma masak sesekali jadi, aku lupa sejak kapan aku bisa memasak" ujar Dario sambil meletakan piring berisi makanan di depan Caroline
"Neo" panggil Dario
"Siapkan mobil, setelah ini kami berangkat ke rumah sakit" ujar Dario membuat Neo dan Brian mengernyit.
"Mommy masih sakit?" Tanya Brian
"Tidak jagoan. Mommy tidak sakit" jawab Dario
"Terus kenapa kita ke rumah sakit?"
"Mau memeriksa sesuatu"
"Sesuatu apa Daddy?"
"Sesuatu yang berhubungan dengan adikmu"
"Adik? Ryan mau punya adik? Yeay! Ryan punya adik"
Melihat Brian begitu gembira membuat Caroline dan Dario menggelengkan kepalanya. Caroline mengusap rambut putranya dengan lembut
"Masih belum pasti sayang. Jangan terlalu gembira dulu!" Ujar Caroline menasihati
"Biar saja! Ryan yakin Ryan akan punya adik. Adik cantik seperti mommy atau tampan seperti Ryan dan Daddy" seru Brian yakin
Dario dan Caroline hanya bisa terkekeh mendengarnya. Dario mengajak Caroline dan Brian melanjutkan makan siang mereka. Selesai makan siang, mereka bergegas mengganti pakaian berangkat ke rumah sakit dengan Brian dalam gendongan Dario
.........
Marvinia, 8.30 p.m
Dario membersihkan badannya, bibirnya tidak berhenti tersenyum. Seluruh anak buahnya mengucapkan selamat pada dirinya dan Caroline. Putranya begitu gembira sampai Dario sendiri tidak bisa menyuruhnya diam
"Kamu sedang apa jagoan?" Tanya Dario pada putranya sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah
"Sejak tadi big brother to be kita ini terus duduk dengan pose seperti itu. Aku ajak naik dia tidak mau" ujar Caroline
Dario terkekeh, dia memasuki walk-in closet miliknya dan memakai kaus v-neck hitam juga celana training berwarna abu-abu. Dario kembali ke kamarnya dan Brian masih di posisi yang sama yakni, duduk bersimpuh di tepi ranjang kedua orang tuanya sambil menopang wajah gembulnya dengan sebelah tangannya. Mata anak itu terus menatap ke arah ibunya
Dario duduk di tepi ranjang dan mengusap rambut Brian dengan lembut"Beritahu Daddy, kenapa kamu berpose seperti itu sejak satu jam yang lalu? Apa kamu tidak pegal?" Tanya Dario
Brian menggeleng pelan, masih dengan posisinya yang tadi
"Tidak Dad, Ryan tidak lelah"
"Okey... tapi, kenapa kamu terus menatap Mommy seperti itu?"
"Ryan menunggu adik Ryan untuk keluar dan bermain dengan Ryan"
Jawaban polos dari Brian membuat tawa Dario dan Caroline meledak dalam kamar mereka. Dario menarik Brian ke dalam pangkuannya, dia mencium puncak kepala putranya masih sambil tertawa
"Itu masih lama sayang" ujar Caroline di sela tawanya
"Hm?" Brian memiringkan kepalanya bingung
"Adikmu masih akan ada di perut Mommy sampai tujuh setengah bulan lagi. Kira-kira bulan Oktober tahun depan" sahut Dario
"Yah.... Masih lama dong" seru Brian kecewa
Dario mengusap rambut anaknya dan menepuk pelan puncak kepala putranya
"Sabar ya, big brother to be. Bagaimana kalau malam ini kamu tidur sama Daddy dan Mommy?" Ajak Dario pada putranya
"Mau..."
Dario menurunkan Brian dari pangkuannya dan anak itu langsung merangkak ke tengah ranjang. Dario beranjak dan naik di sisi ranjang yang kosong. Dario dan Caroline menarik bantal mereka dan mendekatkannya untuk menjadi bantal Brian
"Good night baby boy" ujar Caroline sambil mengecup pipi kanan Brian
"Good night jagoan. Have a nice dream" ucap Dario sabil mengecup pipi kiri Brian
"Good night Daddy, Mommy and little my siblings"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...