"Mom! Daddy benar-benar kesakitan... Daddy tidak bohong" jerit Brian
Brian menarik tangannya dari genggaman Caroline dan berlari ke arah Dario. Seolah lupa dengan rasa sakit di sekujur badannya, Brian berlari ke tempat Dario. Caroline yang terkejut menoleh dan melihat Dario tengah bersimpuh dengan Winson, Gael, Neo, Cello dan Jordan yang nampak panik
"Daddy!" Pekik Brian
Brian menggoyangkan lengan Winson dan merengek pada Winson
"Uncle, help my Daddy! Uncle!" Rengeknya
Winson baru saja mau menanyakan dimana obat milik Dario. Namun, Dario keburu pingsan duluan karena rasa sesak yang terus menghimpitnya. Caroline memekik tertahan melihat Dario tumbang seperti itu. Tanpa dia sadari di sudah menangis dan jantungnya berdegup cepat karena khawatir. Winson memanggul Dario di punggungnya. Gael memanggil dokter dan Winson membawa Dario ke ruang VIP yang tadi dipakai untuk merawat Brian
"Maaf, bu" panggil sang dokter jaga yang kebetulan perempuan dan kurang lancar berbahasa internasional jadi, dia berbicara dengan bahasa Inzpia
"Iya"
"Apa ibu keluarganya?"
Caroline terdiam sesaat sebelum mengangguk pelan
"Saya istrinya"
Dokter itu mengangguk sebelum menanyakan hal yang membuat Caroline tertohok
"Apa ibu tahu sejak kapan suami ibu menderita panic attack?"
"Maaf? Apa tadi kata dokter?"
"Suami ibu menderita panic attack. Sebenarnya penyebab panic attack sendiri masih belum jelas apa. Mungkin sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu. Saran dari saya lebih baik suami ibu diterapi ke psikolog agar bisa mengontrol jika memungkinkan menghilangkannya bu"
Caroline hanya terdiam sampai dokter itu pergi. Seorang Dario Alexander yang begitu menyeramkan dan arrogant, menderita panic attack? Bahkan dalam penelusuran Caroline Dario tidak memiliki riwayat penyakit itu
"Mrs" panggil Winson dan Cello
Caroline menoleh. Dia menatap kelima anak buah suaminya, jika mereka belum bercerai. Karena Caroline sudah menandatangani dan mengirim surat cerai pada Dario
"Sir, tidak pernah menandatangani surat cerai dari Mrs" ujar Gael seolah bisa membaca pikiran Caroline
"Semua itu karena Sir, tidak pernah menginginkan perceraian kalian. Sir saat itu hanya marah karena seseorang mengirim foto itu dan juga bukti kalau mrs, diminta menyelidiki keluarganya" lanjut Gael menjelaskan
"Setelah sir tahu yang sebenarnya, sir langsung pulang tanpa pengawalan kami dan menemukan mansion sudah kosong. Mrs. Tidak ada disana. Winson pertama kali menemukan Sir duduk di walk-in closet sedang menangis dengan keadaan seperti tadi"
Caroline diam dan mendengarkan. Dia terduduk di kursi tunggu. Sementara Brian ada di dalam kamar bersama dengan Dario
"Terlebih saat Sir tahu Mrs. tengah hamil saat itu. Sir langsung menangis sambil mengatai dirinya sendiri. Sir sangat frustasi"
"Lupakan hal itu, sejak kapan-?" Potong Caroline
"Sejak young master Lucas tiada" ujar Winson memotong pertanyaan Caroline
"Saat dokter mengatakan young master Lucas tidak selamat, Sir langsung kesulitan bernapas. Kami memberikannya obat penenang. Kami pikir, Sir akan baik-baik saja setelah Mrs. sadar. Tapi, ternyata Sir jadi sering mengalami hal seperti tadi tanpa sebab yang jelas. Kami mengajak Sir memeriksakan diri ke psikolog dan beliau mengatakan itu trauma yang menjadi panic attack. Di perparah saat Mrs. meninggalkan Sir empat tahun lalu. Sejak kepergian Mrs, tidak pernah sehari pun sir tenang tanpa obat penenang. Bahkan saat ini dosisnya terus bertambah"
Caroline terdiam. Dia merasa bersalah pada Dario. Bukan salah Dario jika dia begitu marah pada Caroline saat itu. Siapa pun pasti akan marah jika seseorang memiliki bukti kuat atas sesuatu meski hal itu tidak sepenuhnya benar
"Sir sangat membutuhkan anda. Kami sudah melihat kehancuran Sir karena kepergian anda selama empat tahun ini"
Saat mereka sedang berdiskusi pintu ruang rawat itu terbuka dengan keras. Membuat mereka berenam terlonjak kaget. Terlebih Caroline
"Xander" panggilnya saat lengan kokoh itu memeluknya erat
"Xander, lepaskan" pinta Caroline dan Dario menggelengkan kepalanya
"Xander..." Pinta Caroline
"Setidaknya jangan terlalu erat Xander, kamu mau membunuhku, hm?" Ujar Caroline
Dia tidak berbohong. Pelukan Dario terasa amat erat dan Caroline sedikit merasa sesak
"Maaf" gumam Dario sambil melonggarkan pelukannya
"Ini sudah malam sana tidur" ujar Caroline dan Dario menggeleng
Caroline melepas paksa pelukan Dario lalu, dia berdiri dan menarik tangan Dario masuk ke kamar rawat. Dia memaksa Dario untuk duduk di ranjangnya
"Tidur sekarang Xander!"
"Tapi-"
Caroline mengecup kening Dario
"Tidur lah dulu. Hal lain kita bicarakan besok. Lagi pula Ryan sudah tidur dari tadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...