Jduagh!
Brian memukul pria yang hampir saja mendekati mobil kakek dan neneknya. Dia menghajar setiap orang yang mendekat. Setelah keadaan cukup sepi, dia mengetuk kaca mobil itu. Tidak mendapat respon apapun. Brian menuliskan tulisan di kaca mobil itu dan kembali melawan setiap orang suruhan yang ditugaskan membunuh kakeknya ketika mereka mendekat
'Ayolah grandpa, haruskah aku memanggilmu grandpa dulu baru kau mau membuka kaca jendelamu?' Batin Brian kesal sambil menghajar setiap orang disana
Tok! Tok! Tok!
Brian mengetuk jendela itu lagi dan kali ini Ares membukanya walau sangat kecil bahkan tidak sampai seperempatnya. Brian hanya bisa menghela kecil
"Anda tidak aman disini sir. Lebih baik anda ikut dengan saya. Saya antar anda ke Le Ciel" ujar Brian
"Dari mana saya tahu anda bukan salah satu dari mereka?"
Brian menggeram kesal. Bagaimana tidak kesal? Setelah sejak tadi dia berkelahi melawan para pembunuh bayaran itu dan kakeknya justru menanyakan hal semacam itu! Demi apapun Brian ingin sekali menjerit mengatakan 'aku ini cucumu!' Pada Ares
Brian menahan kemarahannya. Dia kembali berbalik dan menghajar orang yang datang mendekat kembali ke mobil kakeknya
"Sir... Jika saya ingin membunuh anda sudah saya lakukan sejak anda menurunkan kaca mobil anda walau hanya sedikit" ujar Brian
Ares membuka pintu dan Brian malah menutupnya, membuat Ares dan Kanaya bingung dengan pemuda di depan pintu mobil mereka
"Tunggu sebentar sir. Biarkan saya menghajar mereka dulu" ujar Brian
Ares mengunci pintu dan jendela mobilnya. Dia menyaksikan bagaimana pemuda dengan jaket hitam pekat dan celana jeans itu menghajar orang-orang yang mencegatnya. Dia sedikit mengernyit melihat bagaimana pemuda itu berkelahi
"Same with him" gumam Ares
Tak lama Brian kembali mengetuk jendela mobil Ares dan Ares membuka pintu mobilnya. Mereka bertiga menyelinap di tengah kekacauan yang terjadi. Ketika seluruh anak buah Ares teralihkan perhatiannya karena banyaknya orang yang mengepung mereka, Brian menunjukan jalan menuju mobilnya pada Ares dan Kanaya
"This way sir" ujarnya
Brian membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Ares dan Kanaya masuk ke mobilnya. Brian sendiri langsung masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobil itu ke Le Ciel
"Siapa kau sebenarnya?" Tanya Ares
"Anggap saja saya orang yang mengagumi kemahiran anda dalam berbisnis" ujar Brian tenang
"Terserah siapa pun dirimu, yang jelas terima kasih sudah membantu" ujar Kanaya sambil menepuk lengan kanan atas Brian dan hal itu membuat Brian meringis
"Anda terluka?" Tanya Kanaya saat dia merasakan telapak tangannya basah
"Not really" ujar Brian. Dia semakin menambah kecepatan mobilnya dan berhenti di persimpangan jalan yang berjarak empat blok dari Le Ciel
"Kenapa berhenti?" Tanya Ares
"Kita akan jalan kaki"
Ares menatap curiga ke arah Brian
"Saya sudah membunuh anda sejak tadi jika saya mau"
Ares menurut dan mengajak Kanaya turun. Tangan Ares mulai bersiaga dengan pistol di balik jas-nya. Brian tahu hal itu. Dia hanya berusaha menyelamatkan kakeknya saja dan itu terasa sulit dilakukan. Brian sengaja berjalan kaki dan melewati beberapa gang kecil untuk mencari tahu berapa banyak pembunuh bayaran yang disiagakan disana
Sementara di Le Ciel, Dario mendapat telepon dari Allen kalau orang tuanya menghilang. Sontak saja, Dario menurunkan seluruh anak buahnya
"Cari dimana ayah dan ibuku! Dan Gael, siapkan mobil di lobi" titah Dario
Seluruh anak buahnya pergi dan Dario memasuki kamar kecil di kantornya. Dia menggeser nakas disana dan menekan sebuah tombol. Salah satu dinding kamar itu bergeser, Dario masuk ke dalam sana dan mengambil beberapa pistolnya. Selesai dengan senjata, dia menutup kembali ruang rahasia itu dan segera keluar menuju lobi
Kembali ke Brian. Dia berjalan bersama kakek dan neneknya. Ketika mereka hampir sampai di Le Ciel, Brian berbalik dan menarik kakek juga neneknya ke arahnya
Sraat!
Sebuah peluru menggores kakinya. Brian meringis dan menyuruh Ares dan Kanaya berlari di depannya, sementara dirinya mengeluarkan pistolnya dan menembak pelaku dengan cepat. Brian menyusul Ares dan memberi arahan petunjuk jalan menuju Le Ciel
"Watch out Ma'am!" Ujar Brian
Brian memeluk neneknya dan dia mendapat luka sayatan di punggung kirinya. Ares tercengang. Dia diam tidak berkutik sebelum akhirnya dia menarik pistol milik Brian dan menembak orang yang melemparkan pisau itu ke arah istrinya. Brian menarik jaketnya yang turun agar kembali menutup setengah wajahnya
"Sir, my gun" ujar Brian dan Ares mengembalikan pistol itu
Brian benar-benar mengantar mereka sampai Le Ciel. Tepat sebelum Dario berangkat. Ares dan Kanaya menyeberangi jalan yang dipenuhi anak buah Dario
"Mom, Dad!" Panggil Dario. Dia menerima pelukan ibunya dengan erat
Matanya menangkap siluet putranya berdiri di seberang jalan dengan wajah sedikit memar. Hanya sebentar karena, saat Dario kembali menoleh siluet itu menghilang
"Are you okey mom?"
"I'm fine. Someone help us"
"Who?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
רומנטיקהKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...