"Daddy!" Panggil Ryan dengan teriakannya yang cukup memekakan telinga Dario
"Ada apa?" Tanya Dario setelah dia sempat menjauhkan ponselnya sejenak dan mendekatkannya kembali ke telinganya
"Mom bilang, mom mau Daddy pulang dan memasakan Mommy steak dengan berat 300 gr setelah dimasak bukan sebelum dimasak lalu, harus bagian Rib tidak boleh yang lain"
Dario hanya bisa menganga sejenak sebelum kembali ke wajah datarnya dan mengucapkan iya. Dario menutup sambungan itu dan segera mengambil jasnya. Dario keluar dari ruangannya di kantor sang ayah dan menghampiri Gael. Dia memberikan jasnya pada Gael
"Hari terakhir di Xav company. Setelah ini aku hanya harus fokus pada bisnisku dan keluarga kecilku" gumam Dario
Dario memasuki mobilnya dan Gael langsung menanyakan tujuan mereka
"Ke supermarket sebentar" ujar Dario
"Baik sir"
Dario sibuk mencari resep membuat steak dan juga bahan-bahan apa saja yang diperlukan. Sesampainya di supermarket, Dario menggulung lengan kemejanya sebatas siku dan segera masuk mengambil bahan-bahan yang dia perlukan. Semua barang itu dia letakan di trolley. Dario pergi ke bagian daging
"Ada yang bisa saya bantu sir?" Tanya pegawai itu
"Emmm... Begini. Jika saya harus menyajikan steak yang beratnya 300 gram setelah dimasak, berapa berat yang harus saya beli?"
Pegawai itu menjelaskan dengan rinci pada Dario. Mulai dari pertanyaan, seberapa matangkah Dario memasak dagingnya. Dengan segera Dario menghubungi istrinya
"Sweetheart"
"Hm?"
"Aku mau bertanya tingkat kematangan mana yang kamu pilih saat menyantap steak?"
"Medium rare"
"Okey"
"Jangan beli di luar! Aku mau kamu yang masak!"
"I know. Aku hanya bertanya"
"Ya sudah. See you"
"See you"
Dario menggeleng melihat istrinya yang terkadang sangat galak tapi, biaa berubah menjadi sangat manja dalam sekejap. Kembali ke daging, Dario memberitahu pegawai yang sudah berbaik hati membantunya. Pegawai itu menimbangkan daging pilihan Dario dan mengajarkan cara mengolah daging itu dengan benar. Setelah mendapat semua bahan, Dario segera membayar belanjaannya dan bergegas pulang sebelum ratunya murka dan ngambek tidak mau bicara padanya
...........
Several month later
"Daddy!!!" Pekikan itu kembali membuat Dario menjauhkan ponselnya
"Daddy gawat cepat pulang!!! Mommy sejak tadi kesakitan!!" Teriak Brian membuat Dario langsung menyambar kunci mobil sportnya
"Ada siapa di dekatmu?"
"Uncle Fioz di bawah"
"Minta dia antar mommy dengan heli ke rumah sakit terdekat!"
"Tapi..."
"Panggilkan dia!"
Dario mendengar Brian berteriak memanggil Fioz dan Winson. Sebelum suara Winson menyambut telinganya
"Antarkan Caroline ke rumah sakit terdekat dengan heli. Lalu, kirimkan nama rumah sakitnya padaku! Aku segera berangkat"
Winson mendengar deru mobil Dario sudah terdengar. Winson hanya mengucapkan iya dan menutup panggilan itu. Winson menggendong Caroline dan membawa nyonya mereka ke helipad
"Young master, ayo ikut" ajak Fioz
Winson bersama Fioz duduk di depan sementara Caroline Winson dudukan di belakang bersama dengan Brian. Sekitar sepuluh menit, mereka sampai di rumah sakit. Caroline langsung di gendong Winson untuk masuk ke dalam. Dengan segera dokter membawa Caroline. Fioz menghubungi Dario untuk memberitahu dimana mereka saat ini
Dua puluh menit kemudian, Dario sampai di rumah sakit dengan iringan Gael, Gavel, Cello, dan Jordan di belakangnya
"Parkirkan mobilku Gael!" Ujar Dario sambil melemparkan kuncinya pada Gael
Dario berlari ke meja receptionist. "Dimana ruang bersalin?" Tanya Dario
Perawat yang bertugas bukan menjawab malah terkesima pada wajah tampan Dario. Perawat itu sibuk memandangi Dario tanpa berkedip
"Holy shit!!" Umpat Dario sambil menggebrak meja
"Just tell me where is it before I ripped your fuckin mouth!!" Bentak Dario membuat perawat itu terlonjak kaget
"Di-di ujung lorong ini. Di sebelah kanan sir" ujar perawat itu takut
Dario berlari menuju arah yang ditunjukan dengan cepat. Hati berdoa agar istri dan anak mereka baik-baik saja. Kaki Dario berhenti tepat sebelum beberapa langkah lagi sampai di ruang bersalin saat mendengar suara tangisan anak bayi
"Daddy! Adik Ryan sudah ada" ujar Brian sambil berlari memeluk kaki ayahnya
Dario tersenyum kecil dan bernapas lega. Dia menggendong Brian dan mencium pipi gembul Brian. Tak lama dokter keluar dari ruangan itu
"Keluarga Mrs. Alexander?" Panggil Dokter itu
"Saya"
"Anda?"
"Suaminya"
Dokter itu mengangguk. "Selamat tuan. Anak kedua anda perempuan yang lucu dan sehat. Kami akan membawa Mrs. Alexander ke ruang rawat dan putri anda ke ruang bayi"
Dario mengangguk dan mengucapkan terima kasih pada sang dokter. Tak lama sebuah box bening berisi bayi mungil di bawa keluar dari ruangan itu
"That's our little princess"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...