42. Well...

16.2K 681 5
                                    

Berada di kamar perawatan sendirian sepanjang hari tanpa akses apapun. Rasanya, ingin sekali Brian melemparkan barang di sekitarnya ke luar jendela. Brian duduk diam di atas ranjangnya. Caroline baru saja membantunya mengganti perban dari lukanya. Dario kembali bekerja seperti biasa. Meski Dario ingin menanyakan banyak hal pada putranya sebenanrnya

"Mom..."

"Hm?"

"Apa Dad bilang kapan dia pulang?"

"Tidak. Daddy-mu hanya bilang dia ingin dan akan berbicara padamu saat dia kembali"

"Oh... Lalu, dimana Chea?"

"Di kamarnya sedang bermain dengan beberapa pelayan"

Brian kembali mengangguk. Dia memakan makan malamnya dan meminum obat yang disediakan oleh ibunya. Obat anti biotik menurut kata Kanato kemarin. Brian berbaring di ranjangnya dan mulai memejamkan matanya walau dia sedikit enggan sebenarnya

"Mom..."

"Hm?"

"Don't go anywhere! Just stay here, please"

Caroline duduk di tepi ranjang yang Brian tempati. Dia mengecup kening putranya dengan lembut dan menggenggam tangan putranya

"I'll be right beside you" ujar Caroline

Brian tersenyum dan perlahan matanya mulai menutup karena efek obat yang dimakannya. Caroline mengusap rambut putranya. Caroline mengerti jika putranya masih sedikit kaget dengan kejadian yang menimpanya. Tidak memungkiri kenyataan bahwa putranya mengalami trauma ringan akibat kejadian itu, dan karena itu lah, baik Caroline maupun Dario akan saling bergantian menjaga putra mereka

Bukannya Brian pengecut atau bermental lemah. Tapi, biar bagaimana pun Brian masih berusia tiga belas tahun, wajar jika dia merasa takut dan trauma pada kejadian yang menimpanya. Caroline ingin Dario segera menemukan pelakunya tapi, di sisi lain dia tidak mungkin membuat Dario menanyakan secara paksa siapa pelakunya pada Brian. Caroline tidak mau hal itu melukai putranya

"Sleep tight and forget everything baby boy..."

..........

"Dia tidur sejak tadi?" Tanya Dario saat dia baru kembali, tak lupa dia mengecup kening istrinya

"Hn. Seperti biasa, dia tidak ingin ditinggal" jawab Caroline sambil mencium bibir suaminya singkat dan cepat

"Istirahat dulu Sweetheart. Biar aku yang jaga Ryan"

Caroline menggeleng. Dia menolak permintaan suaminya. Dario berjongkok di depan sang istri, tangannya terulur mengusap pipi istrinya yang mulai agak mengurus karena masalah putra mereka

"Istirahatlah Sweetheart. Kamu tahu kamu tidak sendirian kan sekarang? Ada yang harus kamu jaga kesehatannya disini selain Brian" ujar Dario sambil mencium perut Caroline

Caroline menghela pasrah dan mengangguk

"Baiklah. Aku ke kamar dulu ya"

"Hn. Istirahat dulu dan jangan lupa makan"

"Iya"

Dario tersenyum. Dia mencium bibir istrinya dengan lembut

"Good night sweetheart"

Dario juga mencium perut istrinya dengan lembut

"Good night baby..." Ujar Dario

"Good night Daddy" Caroline menjawab dengan suara seperti anak kecil

Yap. Caroline memang sedang mengandung. Usia kandungan Caroline sudah menginjak bulan kelima. Dan kedua anaknya yang tahu itu lebih dulu dari Dario. Dario baru menyadarinya saat kandungan istrinya menginjak bulan keempat. Saat itu dia tengah tidur dengan posisi memeluk istrinya seperti biasa tapi, dia merasakan perut istrinya sedikit membuncit dan jauh lebih keras dari biasanya. Jika mengingat hal itu Dario benar-benar kesal pada istrinya. Dia yang menghamili tapi, dia menjadi yang paling terakhir tahu tentang kehamilan istrinya

Selepas Caroline keluar dari kamar itu, Dario masih memilih duduk di lantai sambil memainkan ponselnya. Dia sering melakukan Chat dengan kelima temannya yang kini sama-sama sibuk seperti dirinya. Suara erangan Brian membuat jemari Dario berhenti memainkan ponselnya dan beralih menatap putranya dengan tangan yang terulur mengusap rambut putranya

"Ssshh... It's okey. Daddy's here" bisik Dario

Brian terbangun dan tangannya langsung menarik lengan ayahnya bahkan mencengkramnya dengan kencang. Dario menggeram kesal melihat keadaan putranya saat ini. Dia kesal pada pelakunya sampai tahap ingin mencincang pelakunya hidup-hidup

"Dad?" Panggil Brian dengan suara serak saat dia melihat lengan yang dia tarik

"Hm? Kenapa jagoan?" Tanya Dario

Dario mendengar Brian terkekeh kecil

"Ryan bukan anak kecil lagi Dad. Berhenti memanggil Ryan jagoan"

Dario beranjak dari lantai dan pindah duduk di tepi ranjang putranya

"Sampai kapan pun kamu tetap jagoan buat Daddy dan Mommy. Dan akan selalu begitu"

"Jadi, sudah siap memberitahu Dad siapa orang itu? Dan apa yang sebenarnya terjadi saat itu?" Tanya Dario

Brian terdiam sejenak sebelum menutup matanya dan mulai bercerita tentang kejadian itu

"Well..."

[KDS #2] Xander's 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang