Dario menunggui putranya di rumah sakit. Caroline juga baru menghubunginya untuk menanyakan keadaan putra mereka. Caroline tidak bisa berangkat kesana karena dia masih harus menunggu acara milik salah seorang teman Chea selesai. Chea tidak diizinkan pulang oleh temannya sampai acara itu selesai dan Caroline tidak mungkin memberitahu kalau putranya sedang sakit. Terlalu berbahaya jika mereka mengetahui keadaan Brian
"Selamat sore Mr. Alex" sapa dokter jaga
"Sore"
"Maaf mengganggu anda. Saya harus memeriksa keadaan putra anda"
Dario mengangguk dan bergeser. Dia menatap dokter di depannya memeriksa putranya dengan cukup teliti. Tidak ada hal mencurigakan yang dilakukan dokter itu. Setelah memeriksa tekanan darah dan detak jantung Brian, dokter itu berbalik menatap Dario
"Putra anda sudah jauh lebih stabil sekarang. Mungkin nanti malam atau paling lambat besok pagi dia akan sadar" ucap sang dokter
Dario mengangguk dan mengucapkan "terima kasih". Dokter jaga beserta perawat disampingnya keluar dari ruangan itu. Dario kembali duduk di sisi putranya. Dia menggenggam tangan putranya dan mengusapnya perlahan
"Get well soon, son"
Dario terus menunggui Brian tanpa menutup matanya. Mulai dari duduk tegak sampai duduk dengan wajah yang dia pangku di atas telapak tangannya pun sudah dia lakukan. Sudah jam dua belas tengah malam dan Brian masih belum sadar. Dario menyuruh Caroline datang besok karena, Chea dan Caroline baru kembali dari acara itu sekitar pukul sepuluh malam
"Ryan..." Panggil Dario pelan
Dario mengingat awal pertemuannya dengan putranya. Bagaimana anak berwajah tembam itu menangis hanya karena melihat dia kesakitan. Dario tersenyum, dia mengerti pada dasarnya Brian menyayangi dirinya. Hanya saja, mungkin Brian mulai jenuh dengan keadaan yang dia, ibunya dan adiknya jalani
"Maafkan Daddy Ryan. Daddy belum bisa membawa kalian ke keluarga Daddy" ucap Dario
Dario mengeluarkan ponselnya saat ponselnya bergetar. Sahabatnya menghubungi dia untuk sekedar menanyakan kabar. Dario berbincang dengan sahabatnya itu sampai jam dua pagi. Lumayan menghabiskan waktu tapi, Brian masih belum sadar
"Cepatlah bangun jagoan. Daddy mulai khawatir melihatmu tidak kunjung bangun" ucap Dario sambil mengusap rambut putranya
........
Vian Internasional Hospital. 7 a.m
"Pagi honey" sapa Caroline
Dario yan sedang berdiri dengan tangan bersedekap sambil bersandar di sisi jendela pun menoleh dan memeluk istrinya
"Pagi sweetheart" ucapnya
"Jagoan kita belum bangun?"
Dario menggeleng sebagai jawaban. Caroline tahu suaminya tidak tidur semalaman. Terlihat jelas di wajah yang agak pucat itu, terlebih lagi kantung mata yang mulai menghitam. Caroline sudah hafal bagaimana tindak-tanduk suaminya jika hal itu menyangkut keluarganya
"Tidurlah. Aku yang akan menjaga Ryan" saran Caroline
Dario menggeleng. Caroline sudah tahu suaminya pasti menolak. Sebelum Brian bangun Dario tidak akan tidur. Caroline mengusap pipi suaminya dengan lembut
"Sana tidur. Kalau kamu ikutan sakit nggak ada yang jaga Ryan nanti" bujuk Caroline
Dario menurut. Dia pindah ke ruang tamu dan duduk di salah satu sofa. Dario menopang kepalanya dengan tangan kanannya. Perlahan mata biru itu terpejam. Caroline hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat bagaimana kelakuan suaminya
"Engh.." Lenguhan kecil keluar dari bibir Brian
Caroline mendekat dan melihat putranya sedang mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum membuka sempurna kedua matanya
"Hey, boy. How's your feeling?" Tanya Caroline
Brian menoleh dan melihat wajah ibunya. Sementara sosok sang ayah tidak ada disana. Brian merasa kecewa. Dia berpikir ayahnya pergi lagi
"Ryan?" Panggil Caroline heran
"Better than before mom" jawab Brian seadanya sambil melepas masker oksigen yang terpasang di area mulut dan hidungnya
Caroline mengangguk. Dia melihat sorot kecewa di mata biru putranya. Caroline mengusap rambut pirang kecokelatan milik putranya
"Daddy baru saja tidur di ruang tamu" ucap Caroline seolah bisa membaca pikiran Brian
"Hah?"
"Sejak kemarin ayahmu tidak tidur dan tidak makan. Dia menjaga kamu terus-menerus. Menunggu sampai kamu sadar tapi, kamu masih betah tidur. Mom baru saja datang tadi lalu, mom menyuruh ayahmu tidur, itupun mom sedikit memaksanya. Dia tidak mau tidur sebelum kamu bangun"
Brian menunduk senyuman kecil muncul di bibirnya. Brian kembali memejamkan matanya sekilas. Dia mengingat ayahnya langsung menggendongnya dan membawanya kesini. Bahkan di dalam mobil pun Dario memeluk erat-erat putranya
"Mau makan? Mom bawakan bubur untukmu" tawar Caroline
"Nanti saja mom. Ryan masih ngantuk"
"Sudah tidur seharian penuh masih mengantuk?"
Melihat Brian mengangguk akhirnya Caroline mengalah. Dia merapikan selimut putranya dan mengecup kening Brian dengan penuh sayang
"Have a nice dream"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...