'Ryan harap, cukup Ryan saja Mom, Dad. Jangan Chea atau salah satu dari kalian!' batin Brian
Brian berjalan menuju ke dapur dengan pisau di tangannya. Pisau itu tadinya hendak dia letakan di dapur. Akan tetapi, Brian mengurungkan niatnya dan memilih membawa pisau itu ke kamarnya
Brian segera menuju ke kamar mandi dan membuka kotak obat di kamar mandi. Dia membersihkan luka di lehernya dan mulai mengobati luka itu sendiri. Dia meringis saat luka itu terasa amat perih
"Untung tidak terlalu dalam" gumam Brian
Brian mengambil botol obat pereda sakit dan membawa botol itu ke kamarnya. Botol itu dia letakan di nakas bersama dengan pisau yang berhasil menggores lehernya. Brian meminum obat dari botol itu dan segera menutup matanya untuk terlelap
Sementara di ruang santai pasangan suami dan istri itu masih berdebat masalah berita yang sudah mulai tersebar di media
"Sweetheart, please... Dengarkan aku" pinta Dario
Kepala Dario sudah hampir meledak memikirkan cara agar istrinya mau mendengar penjelasannya dan juga bagaimana keadaan putranya yang baru saja terkena lemparan pisau di lehernya. Meski Brian tidak bilang, Dario yakin pisau itu mengenai putranya. Mengkhawatirkan tiga orang di kepalanya membuat kepala Dario benar-benar sakit
"Sweetheart... Please..."
Caroline masih terdiam tidak mau menatap Dario. Mau tidak mau, Dario menghela napasnya dengan berat
"Baiklah, kalau kamu tidak mau melihatku ataupun aku ada di dekatmu untuk sementara ini, tidak apa-apa. Tapi, tolong jangan terlalu stress dan memikirkan ucapan konyol para wartawan yang sepenuhnya tidak benar. Aku tidak mau kamu sampai sakit, terlebih putri kita akan segera lahir, kan? Aku minta maaf..."
Dario berbalik, dia hendak menengok putranya. Dia terlalu khawatir pada putranya, terlebih lagi, luka di kaki dan punggung Brian juga belum sembuh sepenuhnya
"Xander"
Panggilan itu membuat Dario menoleh dan menatap istrinya yang kini perutnya sangat buncit
"Apa benar berita itu hanya bohong?"
Dario mengangguk. Dia mendekati Caroline dan mengulurkan tangannya untuk menangkup pipi sang istri
"Berita itu tidak benar. Aku tidak pernah menyetujui perjodohan apapun. Lagi pula mereka saja mengira kalau perempuan itulah anak ayahku"
Caroline mengangguk. Dia memeluk suaminya dengan erat
"Maaf. Maaf aku sudah marah-marah tanpa mendengar penjelasanmu"
Dario tersenyum. Dia mencium puncak kepala istrinya dengan sayang
"Kamu pantas dan berhak untuk marah. Terlebih jika itu menyangkut apa yang menjadi milikmu dan aku adalah milikmu. Hanya saja, kamu tahukan bagaimana putra kita? Aku juga sudah cerita padamu tentang dia dan apa yang dia lakukan beberapa hari lalu, kan?"
Caroline mengangguk paham. Dia menyandarkan kepalanya di dada sang suami. Caroline menikmati kenyamanan dari pelukan sang suami sampai rasa sakit melanda perutnya dan membuatnya meringis
"Ada apa sweetheart?" Tanya Dario khawatir
"Sepertinya putri kita sudah tidak sabar mau bertemu Daddynya"
Mendengar jawaban itu sontak membuat Dario menggendong istrinya dan segera keluar dari ruang santai
"Winson!!" teriak Dario
"Ya, Sir"
"Siapkan helicopter dan hubungi rumah sakit untuk menyiapkan ruang bersalin!!"
Winson segera menyiapkan semua yang Dario minta. Dia juga langsung menuju ke helicopter milik Dario dan beberapa pengawal sudah berangkat lebih dulu ke Andlesia dengan speedboat. Gael mengkonfirmasi ke rumah sakit dan mengurus segalanya. Regis ditinggalkan di Caxander island untuk menjaga kedua anak Dario
"Tenang sweetheart... Tarik napasmu dalam-dalam dan lepaskan perlahan. Itu akan membantu mengurangi sakitnya" ujar Dario sambil menggenggam tangan Caroline
Sepuluh menit mengudara, helicopter milik Dario turun di atap rumah sakit dan semua dokter juga perawat sudah bersiap disana
"Anda bisa ikut ke dalam, Sir. Mrs. mungkin akan membutuhkan anda untuk memberikan semangat"
Dario mengangguk. Dia ikut masuk ke dalam ruang bersalin dan berada di sisi istrinya
"Calm down sweetheart"
"Ini sakit Xander!"
"I know... Terlebih ini sudah cukup lama sejak Chea lahir. Tentu saja rasanya akan menyakitkan..."
"Aku tidak mau memberikan anak-anak adik lagi!"
Dario mengusap rambut istrinya dengan lembut
"Iya sweetheart, ini bungsu kita. Dia akan menjadi bungsu di rumah kita"
.........
Guys... Aku mau mengadakan voting... Pilihannya:
1. Hari ini up kayak biasa (satu kali aja)
2. Hari ini kan liburan, up dua kali deh... Ini sama satu lagi nanti malam...
Pilih yang mana hayo??? Terus lagi mau minta tolong ke kalian nie guys buat cariin cast-nya si bungsu. Syaratnya perempuan dengan:
1. Rambutnya cokelat gelap
2. Matanya biru...
3. Klo bisa cariinnya buat umur2 ini:
A. 3th-5th
B. 10-14thTolong ya guys bantuannya maaf nih kalau merepotkan
Terus trims buat kak @TasyaNurulAulia atas recommend cast untuk Brian remaja... Dan kakak2 yg lain boleh kok recommend juga buat cast2 yg ada di cerita ini mulai dari Ryan sampai pengawal2 mereka dan si dokter Kanato...
Oh iya... Untuk vote, comment di pilihan A atau B-nya langsung ya... Atau bisa juga komen di tempat biasa dengan ketik "A" atau "B"
Terus untuk cast si bungsu ditunggu sampai tiga hari lagi ya man-teman
Trims banyak untuk kalian yg sdh membaca cerita ini dan semangat comment buat masalah pelik bapak dan anak yg sering cekcok tapi, cepet baikan lagi... Hehehe...
Saya mewakili keluarga Xander, mengucapkan terima kasih banyak...Salam,
Fionna
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...