Dario menggendong Brian keluar dari sekolahnya. Sedikit banyak orang tua murid disana membisikan dirinya yang begitu sombong dan pongah. Bahkan mereka merasa tidak terima dipanggil jalang oleh Dario. Dario membiarkan saja, toh, kalau mereka berani, Dario akan melayani mereka ataupun suami mereka
Dario masuk ke dalam mobilnya dan langsung mendudukan Brian di sisinya. Dario menaikan kaki Brian ke atas pahanya dan dia menggulung celana yang dipakai Brian. Rahang Dario mengeras saat melihat luka memar di lutut putranya dan pergelangan kaki putranya yang mulai bengkak
"Tahan sebentar ya jagoan" ucap Dario
Brian mengernyit heran sebelum dia menjerit dan menangis keras saat Dario memijat pergelangan kakinya yang terkilir. Brian bahkan memukul-mukul tangan Dario agar sang ayah berhenti memijat pergelangan kakinya dan tentu saja dia lakukan sambil menjerit-jerit
"Ssshh... Maaf. Sakit sekali ya?" Dario memeluk putranya dengan erat setelah selesai dengan pekerjaannya
Brian mengangguk dalam pelukan Dario. Dario menciumi puncak kepala putranya. Dia juga mengusap punggung dan kepala putranya dengan lembut
"Maafkan Daddy, Ryan. Daddy membuat Ryan terluka lagi" ucap Dario
Brian mengangguk dia memeluk ayahnya bersandar pada ayahnya. Dario akhirnya hanya membiarkan Brian terisak di pelukannya sampai anak itu terlelap
"Astaga! Kenapa kaki Ryan kayak gitu?" Tanya Caroline tepat saat Dario menginjakan kaki di dalam mansion
"Terkilir karena di-bully teman-temannya"
"Kamu memarahi mereka?"
Dario mengangguk. Caroline menggelengkan kepalanya, Dario memang tidak main-main jika itu menyangkut Caroline dan juga kedua anak mereka. Caroline melihat Dario menggendong Brian ke kamar mereka dan hal itu sedikit membuat Caroline penasaran
"Kenapa dibawa kesini?" Tanya Caroline
"Biarkan dia tidur bersama kita dulu untuk sementara waktu. Chea juga"
Caroline mengangguk. Dia mengerti maksud Dario mengajak Chea tidur di kamar mereka juga. Dario bersikap adil pada kedua anaknya. Dario melepaskan sepatu Brian dan meletakannya di lantai. Dario menyusul putranya berbaring di sisi putranya sambil menyangga badannya dengan tangan kirinya. Tangan kanannya mengusap pipi Brian yang masih gembul dia bahkan lupa kalau lengan kanannya juga terluka akibat memukul lemari kaca
"Maafkan Daddy ya Ryan, Daddy janji akan lebih sering bersama Ryan" ucap Dario
.........
Dario mengantar putranya ke sekolah. Dario melihat banyak mobil mewah terparkir di halaman sekolah itu. Jelas sekali ayah dari teman-teman Brian datang hari ini. Dario menyeringai kecil. Dia turun dan menggendong Brian. Banyak ibu-ibu yang berbisik membicarakannya. Saat Dario melangkah masuk terdengar beberapa umpatan dari para ayah disana
"Aku akan menghancurkan mulut sialnya! Berani sekali dia memanggilmu jalang!"
"Siapa dia sampai berani mengataimu?"
"Akan aku hajar dia sudah berani membuat putraku menangis!"
Dario merasakan pelukan Brian di lehernya sedikit mengerat. Dario mengusap kepala putranya
"It's okey, Daddy is here. Don't be afraid!" Ucap Dario menenangkan
Dario melangkah menuju kelas putranya dan saat dia menginjakan kaki di lorong menuju kelas putranya saat itu juga teriakan para ibu yang mengadu pada suaminya terdengar
"Itu dia! Dia yang mengataiku!"
Para pria itu berbalik menatap Dario. Mereka terbelalak. Dario memasang wajah datar dan tatapan tajamnya. Dia mengantar putranya seolah tidak ada yang terjadi. Dario melewati mereka satu per satu dan dia masuk ke kelas Brian. Mendudukan Brian di kursinya
"Yakin tidak apa?" Tanya Dario pada Brian
"I'm okey Daddy. Thank you"
Dario tersenyum dan mengacak rambut putranya
"You're always welcome son. See you soon"
"See you soon"
Dario berbalik dan keluar dari kelas putranya. Dia menutup pintu di belakangnya dan menatap satu per satu orang di depannya
"Do you have any problem with me?" Tanya Dario santai
Seketika para pria itu meneguk ludah mereka kasar. Mereka bahkan berkeringat dingin
"N-no, w-w-we d-d-don't" jawab salah satu pria disana sementara yang lain hanya menggelengkan kepala mereka perlahan
"Good then"
Dario melangkah dengan santai dan menghampiri kepala sekolah itu. Dario berhenti tepat di depannya
"Putraku masih ingin bersekolah disini. Jadi, aku loloskan kalian kali ini. Tapi, jika kejadian ini sampai berulang...." Ucap Dario
"Kau tahu apa yang terjadi pada sekolah Rose Famour di Marvinia?" Tanya Dario dan Mrs. Bella mengangguk
"Itu juga akan terjadi pada kalian" lanjut Dario
Dario melangkah santai melewati kepala sekolah itu. Dia cukup puas melihat reaksi mereka semua. Untuk sejenak, putranya aman dari gangguan. Dario keluar dari sekolah itu. Sementara para ibu marah-marah pada suaminya
"Katanya mau menghajarnya!"
"Kau bilang mau menghancurkan mulutnya!"
"Kalian mau kita jatuh miskin dan kalian menjanda?!" Jawab salah satu pria
"Eh? Kenapa begitu?!"
"Dia orang paling ditakuti di Andlesia dan Marvinia! Dia pemilik Le Ciel dan Briele! Kau tahu dia itu pemilik CaXander corporation yang selalu dijuluki The Kingdom! Kerajaan bisnis yang sedang menaklukan hampir seluruh dunia hiburan malam di dunia"
"Hah?! Berarti dia?"
Para pria itu mengangguk
"He's Alexander. King of The Dark World"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...