Note:
Hai guys... Maaf ganggu bentar... Jadi nie ceritanya, hari ini upnya aku cepetin yak. Soalnya mataku udah g bisa kompromi... Jadi, daripada aku ketiduran terus bablas dan g up... Upnya aku percepat...
Aku ucapin sekarang aja juga sekalian, selamat menunggu sahur dan juga semangat puasanya besok ya... Sukses terus juga buat kalian semua
Selamat membaca...
..............
"Roger, Sir!"
Setelah Brian mengucapkan itu, Dario mendengar suara tembakan dan kekehan dari Brian
"Cepat kembali atau aku akan menyuruh Cello menjemputmu"
Dario menarik senyumannya saat mendengar jawaban putranya. Dia juga mendengar putranya merapikan pistol miliknya dan langkah kaki putranya yang berjalan santai
"Sepuluh menit Ryan. Atau mereka akan menyusulmu kesana" ujar Dario
Dario hampir terkekeh begitu dia mendengar gerutuan putranya. Dia mendengar Brian berlari dan menutup pintu mobilnya dengan keras. Dario terus mendengarkan ocehan putranya yang menggerutu padanya
Dario yakin putranya akan ke tempatnya dengan cepat. Mendengar dari bagaimana suara mobil milik Brian. Dario berdiri dan keluar dari ruangannya diikuti Gael disana
"Suruh Penjaga membiarkan mobil Brian lewat ke parkiran khusus" ujar Dario setelah dia me-mute-kan panggilannya dengan Brian sejenak
"Mereka akan membiarkan kamu lewat" ujar Dario pada Brian dengan tenang sambil berjalan menuju pintu parkiran khusus
Dario sampai di pelataran parkir dan duduk dengan santai di atas kap mobilnya. Tak lama suara deru mobil yang menge-drift terdengar di telinganya dan nampaklah mobil pabrikan Ar co. milik keluarga Ardlan dengan cat pitch black lewat di depannya dan parkir di sudut kosong
Dario terkekeh kecil saat melihat sosok yang keluar dari dalam mobil itu. Sosok itu menatap jengah dirinya dan sedang berjalan ke arahnya
"Kau keterlaluan Dad" gerutu Brian
"Apa?" tanya Dario santai
"Sepuluh menit dari Le Ciel kesini? Dad pikir aku ini pembalap?"
"Tapi kamu sampai, kan?"
"Hn. Tiga pelanggaran dan polisi mengejarku"
Dario terkekeh dan mengacak rambut Brian perlahan
"Mereka tidak akan mengejar jika mereka lihat kamu masuk ke gedung ini" ujar Dario
"Dad..."
"Hm?"
"Dad baru saja mengajarkan hal buruk padaku. Kalau Mom sampai tahu... Habislah..." ujar Brian santai
"Dasar!" gumam Dario sambil menepuk pelan punggung putranya
Dario mengernyit saat dia menangkap Brian sedikit berjingkat
"Masih sakit?" tanya Dario
"Hanya sedikit. Tidak masalah aku rasa"
Dario mengangguk dan merangkul putranya. Mereka berjalan masuk ke dalam kembali. Brian tiba-tiba mengulurkan tangannya
"Apa?" tanya Dario
"Bayaran misiku. Aku sudah melakukan seperti yang Dad minta. Aku buat dia tidak bisa bergerak tapi, tidak mati dan masih bisa diinterogasi lalu, membuat uncle Ren tahu ada seseorang yang mengincarnya. Aku minta bayaranku"
"Bayaranmu, mobil itu aku legalkan dengan namamu"
Brian menghentikan langkah kakinya. Membuat Dario ikut berhenti. Dia menoleh ke arah Brian dengan tatapan khawatir
"Kenapa?"
"Ujian susulan Sains... Ck! Dad aku pinjam kamarmu..." teriak Brian sambil berlari ke ruangan kerja milik Dario
"Dasar! Membuat orang khawatir saja!" gerutu Dario
Gael dan beberapa anak buah Dario tersenyum geli melihatnya. Tak urung Dario juga terkekeh akhirnya. Dario bersyukur belakangan ini Brian dan dirinya tidak lagi sering berdebat. Entah apa alasannya tiba-tiba saja saat Dario menjemput anak itu beberapa minggu yang lalu di rumah sakit, Brian memeluknya sejenak dan berterima kasih padanya. Dario tanya kenapa, Brian hanya tersenyum dan berjalan menuju ke mobil milik Dario
"Oh gosh!" gerutu Brian
Brian sudah mempelajari semua catatannya selama dua jam tapi, tidak ada satupun yang menyangkut di kepalanya. Brian mendesah pelan. Dia lelah. Tapi, dia harus belajar
"Brian" panggil Dario membuat Brian sedikit berjingkat kaget
Brian membuka pintu kamar ayahnya yang ada di ruang kerja sang ayah dan mengernyit saat melihat meja tamu penuh dengan makanan
"Makan siang dulu. Kamu belum makan dari tadi, kan?"
Brian mengangguk. Dia keluar dan duduk di sofa. Dia mulai memakan makanan yang ada di depannya
"Jangan minum yang itu Ryan!" ujar Dario saat melihat putranya hampir saja meminum salah satu minuman yang dikira Brian adalah coklat atau latte
"Kenapa?" tanya Brian
"Almond. Yang itu ada almond di dalamnya. Yang lain saja"
Brian mengangguk. Dia meminum cola di sebelah minuman itu. Selesai dengan makan siang, Brian berdiri dan berniat kembali ke kamar untuk melanjutkan mempelajari pelajaran yang membuat kepalanya sakit
"Dad..." panggil Brian
"Hm?" Dario mengangkat kepalanya dan menatap Brian
"Makan dulu. Kalau mengurus kerjaan terus, kapan makannya?"
"Hn"
"Nanti juga gak makan pasti" cibir Brian
Brian masuk ke kamar dan mulai belajar kembali. Dario melihat di meja hanya tersisa makanan miliknya sementara bungkus dari makanan Brian sudah anak itu rapikan dan buang ke tempat sampah. Dario tersenyum kecil. Dia meletakkan kertas laporan penjualan di mejanya dan beranjak untuk memakan makan siangnya
"Dad..." panggil Brian tiba-tiba dengan kepala yang menyembul dari balik pintu
"Apa?"
"Nanti malam, Ryan izin keluar ya?"
"Kemana?"
"Mmm... Aku mau main sebentar"
"Tinggalkan mobilmu disini"
"What?! Dad..."
"Kenapa lagi?"
Brian menghela. Dia menyerah dan akhirnya menghampiri ayahnya. Dia duduk di sebelah ayahnya dan menyodorkan ponselnya kepada ayahnya
"Ryan mau ke Black Market Dad. Ini barang langka..."
"Kamu mau membeli ini?"
"Iya"
"Berapa lama kamu kesana?"
"Dua jam. Dua jam dan aku akan kembali kesini..."
Dario diam membuat Brian menunggu sambil berharap cemas. Akhirnya Dario mengangguk
"Two hours, Brian"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...