26. Angry Daddy

20.7K 946 16
                                    

Brian duduk di kursinya dan seperti biasa teman-temannya akan mengolok dirinya. Brian sudah terbiasa dengan hal itu. Sejak di Inzpia dia selalu mendapat perlakuan seperti itu

"Apa bedanya dulu dengan sekarang? Ada atau tidaknya Daddy aku akan tetap dibilang anak haram. Tidak mempunyai ayah" gumam Brian dengan lesu

Brian terus diam. Dia hanya berharap pelajarannya hari ini cepat dimulai. Dan saat guru memasuki kelasnya saat itu senyuman kecil muncul di bibir Brian. Brian mengikuti pelajaran di sekolahnya dengan tenang. Disisi lain, Dario baru saja sampai di sekolah Brian sekitar pukul 11.50 dan langsung disambut tatapan memuja milik orang tua murid yang menunggui anak-anak mereka. Dario yang hanya berbalut vest itu terlihat cukup tampan

"Selamat pagi sir" sapa seorang perempuan berkaca mata padanya

"Pagi" jawab Dario singkat

"Ada perlu apa Sir?"

"Aku mencari kelas K2-C dimana kelas itu?"

"Maaf sir ini mencari siapa?"

"Michael Brian"

"Oh, Michael sedang mengikuti pelajarannya saat ini sir. Perkenalkan saya Bella kepala sekolah di sekolah ini"

Dario hanya mengangguk. Dia melirik ke arah taman. Dario memang tidak pernah menginjakan kaki di tempat ini. Selama ini memang selalu Gael yang mengantar putranya sampai ke depan pintu bagian dalam sekolah, sementara Dario selalu menunggu di dalam mobil di depan gerbang sekolah itu

"Kapan mereka selesai belajar?"

"Sekitar lima menit lagi sir"

Dario kembali mengangguk. Dia melirik arlojinya dan kembali menatap perempuam di sampingnya

"Boleh saya masuk ke dalam?"

"Tentu sir, silahkan. Mari saya antar"

Sebenarnya beberapa orang tua murid juga ikut masuk ke dalam karena Dario masuk ke dalam. Mereka merasa takjub melihat seseorang yang tampan memasuki sekolah anak mereka. Dario menangkap suara keributan dari arah lorong sebelah kanannya

"Pembohong... Pembohong..." Ucap salah satunya

"Tidak punya ayah tidak punya ayah"

"Kata ibuku kalau tidak punya ayah itu berarti ibunya tidak benar! Makanya dia tidak punya ayah"

"Stop! Mommyku tidak seperti itu! Aku punya ayah!!" Teriak Brian

"Dasar pembual... Rasakan ini!" Ucap salah satu anak sambil mendorong badan Brian hingga Brian tersungkur

Brian berdiri dan hendak membalas tapi, anak lain kembali mendorongnya sambil mengejek dan menertawakannya

"Kata ayahku, anak sepertimu tidak pantas hidup! Sana ke neraka!!" Ujar salah satu anak itu lagi sambil mendorong keras Brian

Brian menutup matanya rapat-rapat. Dia sudah membayangkan kepalanya akan membentur lemari kaca tempat piala-piala dipajang. Brian menahan napasnya

Brugh

Brian terkejut saat tubuhnya justru menabrak sesuatu yang tidak terlalu keras tapi tidak lembek juga dan apapun yang dia tabrak, Brian bersyukur setidaknya dia tidak menubruk lemari kaca itu. Brian merasakan pelukan di badannya

"Daddy..." Panggil Brian saat dia mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang memeluknya

Dario tidak menjawab. Dia hanya memeluk putranya erat-erat dan matanya menyorot tajam ke arah kepala sekolah dan juga anak-anak yang membully putranya

"Bagaimana cara kalian mendidik anak-anak ini?" Tanya Dario dingin

"Berani sekali kalian menghina putraku dan juga melukainya" ucap Dario lagi

"Daddy.." Panggilan Brian membuat Dario menunduk

"Hey jagoan. You okey?"

Brian mengangguk. Dario mengusap rambut putranya

"Panggil orang tua mereka hari ini juga" suruh Dario pada kepala sekolah itu

"Tapi Sir"

Dario menoleh dan menatap kepala sekolah dengan tajam

"Kau mau biarkan masalah ini? Membiarkan putraku menjadi bahan olokan mereka?"

"Sir, ini hanya masalah anak-anak"

"Masalah anak-anak? Kalau aku tidak menangkapnya apa yang terjadi padanya? Saat itu terjadi apa yang akan kau lakukan? Apa yang kau katakan pada istriku? Putra kami terjatuh dari ayunan?"

Kepala sekolah itu terdiam kaku. Dia tidak bisa berkata apapun. Dario melihat Brian hendak mengambil tasnya yang sudah rusak dengan buku-buku yang rusak juga. Dario menahan tangan putranya saat dia melihat Brian jalan terpincang

"Daddy?" Panggil Brian heran

Prang!!

Dario memukul lemari kaca di belakangnya dengan sangat keras hingga lengan kanannya tergores oleh kaca-kaca dari lemari itu. Membuat semua orang terkejut. Gael tahu tuannya tengah murka. Brian juga tahu ayahnya sedang marah

"Daddy...." Cicit Brian sedikit takut

Tatapan mata Dario semakin tajam. Seluruh orang disana bergidik ngeri. Teman-teman Brian menangis keras. Hanya Brian yang terpaku menatap ayahnya

"Hanya karena kalian tidak pernah melihatku mengantar atau menjemput putraku kalian berani menghina melukainya? Dasar Jalang! Tidak tahu diri!!! Menjijikan!!!" Bentak Dario pada setiap ibu dari anak-anak yang sekelas dengan Brian

"Daddy... Ayo pulang" ajak Brian

Dario menoleh dan menggendong Brian dengan sebelah tangannya. Dia mencium pipi putranya dan membisikan maaf di telinga Brian

"Thank you for coming Daddy" balas Brian sambil memeluk leher ayahnya

"Sentuh dan hina putraku sekali lagi, saat itu juga aku pastikan kalian menerima ganjarannya"

[KDS #2] Xander's 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang