"Ryan?" Panggil Dario
Brian mengangkat kepalanya dia menatap ayahnya dan tersenyum sebelum matanya menutup dan badannya terhuyung ke depan. Sontak saja, Dario langsung berlari dan menangkap badan putranya. Dario merasakan pakaian pada bagian perut kanan putranya basah
"Ryan?" Panggil Dario sekali lagi dan Brian tidak menjawab sama sekali
Brian hanya mengerang dan itu membuat Dario segera memeriksa putranya
"Jemput Kanato kesini!" Titah Dario setengah berteriak pada anak buahnya. Gael langsung menghubungi Winson untuk menjemput dokter andalan Dario yang cukup hebat dan bisa dipercaya
Dario menggendong putranya dan segera berlari menuju ke mansionnya. Dia berharap putranya tidak terluka parah. Dario langsung membawa Brian ke kamar khusus yang ada di lantai tiga mansionnya. Dario memang sengaja membuat ruangan khusus yang bisa difungsikan sebagai ruangan pengobatan. Semua peralatan medis ada disana
"Ryan? Stay with me" ujar Dario saat dia membaringkan putranya
Di ruangan terang ini Dario bisa melihat jelas putranya dipenuhi luka dan juga darah di perut kanannya yang sudah membasahi kemeja miliknya. Caroline masuk ke ruangan itu dan memekik kaget melihat putranya terbaring disana dengan banyak luka dan suaminya sedang menutup dan menekan luka di perut anaknya dengan perban yang dia libatkan di tangannya
"Kenapa Ryan bisa seperti itu? Siapa yang melakukannya?!" Tanya Caroline pada Dario
"Tenanglah Sweetheart, aku akan mencari tahu dan membunuh pelakunya. Tapi sekarang, Ryan lebih penting" ujar Dario mencoba memberikan penjelasan pada sang istri
Beruntung Caroline mengerti. Dia mengangguk dan berniat membantu Dario tapi, justru dilarang oleh suaminya
"Honey!"
"Tidak Sweetheart, lebih baik kamu jaga Chea agar dia tidak keluar. Aku akan disini dengan Ryan"
"Tapi..."
Dario mencondongkan kepalanya. Dia mengecup kening dan bibir Caroline yang ada di seberangnya
"Tidak apa. Jagoan kita kuat! Dia akan baik-baik saja. Aku janji akan menjaga jagoan kita" ujar Dario meyakinkan Caroline
"Baiklah. Kabari aku setiap perkembangannya" ujar Caroline
"I promise. Jaga putri kita untukku sweetheart"
Caroline mengangguk dan keluar dari kamar itu. Kegentingan terjadi di Caxander Island. Pejagaan disana dinaikan dengan ketat. Helicopter milik Dario kembali mendarat dan dokter kepercayaan Dario segera dibawa oleh Gael ke ruang khusus di lantai tiga
"Kanato cepat masuk dan jangan diam saja disana!" Teriak Dario pada dokter sekaligus teman bisnisnya
Kanato mengangguk dan masuk ke dalam. Dia memeriksa keadaan dan tingkat kesadaran Brian
"Punya stok darah untuk golongan darah putramu?" Tanya Kanato
"Apa golongan darahnya?"
Kanato menganga kaget. Dia menggelengkan kepalanya dan mengeluarkan alat untuk mengecheck golongan darah
"B" ujar Kanato
"You can take mine" ujar Dario
Kanato mengangguk. "Have morphine?"
"Don't use that to my son!"
"Okey. Tapi, obat bius lo punya kan?"
"Di lemari di belakang lo semuanya ada! Cepatlah sedikit sebelum aku menghajarmu!"
Kanato langsung membuka lemari besar itu dan mengambil semua yang dia butuhkan. Dia cukup kagum dengan semua alat medis yang Dario miliki. Sangat lengkap dan sebanding dengan rumah sakit ternama. Kanato kembali dengan semua yang dia butuhkan
"Lo bisa lepas itu sekarang" ujar Kanato
Dario melepaskan tangannya dari perut Brian yang terluka. Kanato mulai mengerjakan tugasnya. Dia mengobati semua luka termasuk menjahit luka di perut kanan Brian. Selesai dengan pekerjaannya dia mengambil darah milik Dario untuk dia berikan pada Brian
"Lo yakin dia ada di lokasi ledakan?" Tanya Kanato sambil membersihkan peralatan yang dia gunakan. Kantung darah juga sudah dia transfusikan ke Brian
"Dia disana. Karena itu, gue bertanya ke lo. Lukanya itu karena apa?" Ujar Dario sambil memejamkan matanya guna menghilangkan pening di kepalanya pasca mendonorkan darahnya dengan jumlah yang tidak bisa dibilang sedikit
"Lukanya bukan dari ledakan. Malah, sebenarnya paket itu meledak di laut. Gue lihat itu dari atas. Anak lo itu luka karena berkelahi. Perutnya luka terkena tusukan pisau, cukup dalam memang. Tapi tidak sampai tahap membahayakan nyawa, organ vitalnya aman"
Dario mengangguk. Dia mendengarkan penjelasan Kanato dengan teliti
"Gue balik dulu. Besok gue dateng lagi"
"Hn"
Kanato membawa tas-nya dan melangkah menuju pintu
"Oh iya, Yo" ujar Kanato
"Hm?"
"Anak lo cukup tangguh juga untuk ukuran anak seumurnya"
Dario terkekeh. "Dia baru berumur tiga belas tahun, Kanato"
Kanato terkejut. Dia mengira Brian berusia enam belas tahun
"Gue tarik ucapan gue tadi. Anak lo bukan cukup tangguh tapi, terlalu tangguh"
KAMU SEDANG MEMBACA
[KDS #2] Xander's 2
RomanceKetika kehidupan seorang Dario Alexander jungkir balik hanya karena salah paham. Akankah dia mendapatkan kembali dunia, nyawa, dan hidupnya? Akankah keluarga kecilnya kembali utuh? -"Don't go, please. Sweetheart, don't leave me! I'm sorry"- Dario Al...