Salahnya Tak Pakai Helm
Repot juga meladeni para tetangga ngurus masalah helm. Tak hanya di kantor, di rumah, di warung, atau di jalanan, orang mendiskusikan helm. Bahkan para pramuwisma di sumur dan di dapur, juga ibu-ibu yang petan, tak mau ketinggalan omong soal helm.
Sampai-sampai, asyik-asyik saya tadarrus Al-Quran sehabis Isya' tadi malam, para tetangga menyeret: "Ayo, Mas Jon! Kita se-RT diskusi helm. Ikut rembuk, dong!"
"Sebentar," jawab saya, "saya selesaikan Al-Fath ini dulu ...."
"Alaaa! Jangan ngaji melulu. Helm juga penting, lho!"
"Lho, ngaji dan shalat itu helm yang terbaik ...!"
Tapi saya tetap diseret. Terpaksa saya meniati melanjutkan nanti sehabis tengah malam.
Wah, riuhnya. Helm. Helm. Helm. Yang satu pro, lainnya kontra. Rupanya para tetangga saya ini, meskipun jarang yang makan-sekolahan, ternyata pakar-pakar juga. Yang pakar birokrasi bilang, pokoknya peraturan harus ditaati. Yang pakar hukum bilang, peraturan helm kurang dilandasi oleh kejelasan aturan main bagaimana SK-SK menteri boleh dibikin. Yang pakar agama omong, kenapa helm-helm perlindungan dari api neraka kurang diperhatikan. Yang pakar ilmu jiwa bersungut, kenapa pemerintah tak membiarkan rakyat mendidik dirinya sendiri untuk bertanggung jawab atas keselamatannya sendiri. Bahkan ada juga social engineer yang bicara keras: kalau memang pemerintah mau melindungi rakyatnya, lindungi juga, dong, ekonomi mereka, politik mereka, kebudayaan mereka ...!
Lha, saya sendiri malah bengong. Soalnya punyanya cuma sepeda. Tapi sebaiknya pemerintah mewajibkan pengendara sepeda pakai helm juga, dong. 'Kan kalau nanti ditabrak colt atau truk bahaya juga.
Dulu, Achmad Wahib, sahabat saya, enak-enak jalan di trotoar, ditubruk motor. Dan meninggal. Salahnya tak pakai helm! []
BUKU - SECANGKIR KOPI JON PAKIR

KAMU SEDANG MEMBACA
Cak Nun - Sebuah Kumpulan Tulisan
RandomSeperti yang tertulis pada covernya, "Jangan Berhenti Pada Kata Cinta, Alamilah Getarannya . . .", ini adalah sebuah getar-getar yang mencoba mengurai cinta tak hanya sekedar dari kata, melainkan dari pengalaman kehidupan yang meluas dan mendalam, r...