In the Forest of White Wood

83 0 0
                                    

In the Forest of White Wood

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat ikut menghadiri sebuah acara yang mengharukan di Imogiri.

Warga tim tadarus dari berbagai tempat, ratusan muda-mudi yang dikoordinir oleh Angkatan Muda Masjid dan Mushalla, beramai-ramai naik sepeda ke sana. Ada yang dari South Mount (Gunungkidul), dari Convention (Pakem), West Prog (Kulon Progo) atau Limitation (Wates), bahkan ada yang dari Shrimp River (Kaliurang) segala.

Mereka berkumpul in the forest of white wood (di hutan pohon kayu putih), di lereng barat bukit tempat pemakaman raja-raja Mataram.

Wah, bukan main asyik-masyuknya. Ngaji bersama, nyanyi bersama, ada pembagian hadiah untuk para pelopor, ada ceramah, ada pertunjukan gitar klasik Barat segala. Semua itu berlangsung di lereng bukit yang indah, di atas rerumputan, di sela garis-garis pepohonan kayu putih, matahari yang cerah dan langit yang penuh kedamaian.

Dan yang terpenting dari semua itu ialah semangat spiritual mereka. Jauh-jauh bersepeda: dengan semangat Al-Quran!

Bayangkanlah. Di tengah dunia yang makin sekuler. Di tengah kebudayaan modern yang makin materialistik. Di tengah berbagai kegelisahan tentang dekadensi moral remaja, tentang kumpul kebo dan freesex, serta di tengah berbagai tantangan yang seolah makin menjepit posisi umat dan kebudayaan Islam: berkumpullah anak-anak muda, bahkan yang kecil dan tua, beratus, beribu, dari ratusan masjid-masjid, mushala-mushala ... untuk mendekati Al-Quran, mempelajari Al-Quran, meyakini kembali Al-Quran, mencintai Al-Quran - sebagai literatur utama kehidupan.

Hmmm. Wa qul ja'al-haq wa zahaqal-bathil ... jika datang kebenaran, sirnalah kebatilan.

Semoga proses awal ini akan meningkat menuju nilai yang lebih dalam dan jauh sebagai gerak keagamaan, gerak kebudayaan, gerak politik, gerak Islam yang kaffah. Allahumma amin. []

BUKU - SECANGKIR KOPI JON PAKIR

Cak Nun - Sebuah Kumpulan TulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang