Jon Pakir kecapekan.
Habis hidupnya ngawur, sih. Iramanya tak menentu. Makan tak teratur. Terkadang kurang tidur berhari-hari, terkadang terlalu banyak tidur berhari-hari.
Badan lungkrah. Gampang masuk angin, meskipun masih kuat main sepak bola. Lha sekarang ini segala lelah dan pusing terpusat di mata. Sekeliling mata rasanya ngilu.
Maka datang seorang sahabat karib menawarkan Aji Pancasona. "Bersujudlah seperti ketika sembahyang," katanya, "kuku cengkeramkan ke tanah, cucupkan mulut sekuat-kuatnya. Apa saja hilang. Pusing, masuk angin, sakit gigi, bahkan juga pengaruh magic."
Lho, kok, bisa?
"Itu namanya mokswa. Kita menyatu dengan bumi. Dengan alam. Sutedjo dalam wayang bisa hidup kembali kalau menyentuh tanah. Kalau saya sakit, cukup nungging begitu. Dua atau tiga menit sembuhlah sudah. Saya tidak bisa menjelaskan apa itu, dan mungkin setiap orang butuh waktu yang berbeda ...."
Walah, terapi kok nungging.
Tapi siapa tahu ada benarnya. Soalnya mau minum pil selalu ada eksesnya. Mau mijat refleksi malas. Ke dokter, kok le manja. Memang ada dokter yang hobinya bikin orang manja. Demam sedikit dianjurkan opname. Sabda dokter seperti sabda Nabi, soalnya dia yang mahatahu kesehatan. Obat-obatan kadang dibikin supaya orang tuman, supaya pasar laris.
Industri kedokteran modern yang profesional juga terkadang suka memelihara orang sakit, penyembuh yang menyertakan sakit yang lain. Maklumlah, pangan dunia kedokteran dan farmasi memang adalah orang-orang sakit.
Maka Jon Pakir coba nungging. Bayangkan joroknya!
Beberapa menit Jon Pakir tak betah lagi sehingga ngilu di mata tak lagi terasa .... []
- Secangkir Kopi Jon Pakir -
KAMU SEDANG MEMBACA
Cak Nun - Sebuah Kumpulan Tulisan
De TodoSeperti yang tertulis pada covernya, "Jangan Berhenti Pada Kata Cinta, Alamilah Getarannya . . .", ini adalah sebuah getar-getar yang mencoba mengurai cinta tak hanya sekedar dari kata, melainkan dari pengalaman kehidupan yang meluas dan mendalam, r...