Part 19

3.4K 194 3
                                    

Hari ini pagi yang berbeda, Fatim tidak semangat. Karena ia tidak bertemu Fateh di sekolah.

Kak Iyyah mengantarkannya ke sekolah. Fatim berjalan dengan menunduk, setiba di kelas Fatim hanya menunduk membaca novel kesukaan Fatim dan Fateh.

Bel masuk berbunyi, Fatim memasukkan buku novelnya ke dalam laci. Entah kenapa Fatim terlihat dingin terhadap orang lain.
Saat guru atau temannya menanyakan keadaaan Fateh dia hanya menjawab sakit.

Ketika bel berbunyi istirahat pun, ia tidak mau keluar, ia lebih suka membaca buku. Jika ada yang mengajaknya keluar main, Fatim hanya menjawab dingin tidak.

Muntaz menyadari sifat Fatim, berubah. Saat pulang tiba dia menyusul Fatim.

"Tim! Fatim! Tunggu!" Muntaz menyusul Fatim.
Fatim yang menyadari mengenal suara itu, ia tetap melanjutkan jalannya.Fatim ingin cepat sampai di rumah sakit.

"Tim, lo kenapa ngak berhenti pas gue manggil lo?" tanya Muntaz.
"Gue buru-buru" dingin Fatim.
"Mau kemana? Ke rumah si Fateh?" tanya Muntaz, terpaksa menyebutkan nama Fateh.
"Emang kenapa? Masalah buat lo?" dingin Fatim.
"Lo kenapa sih! Gara dia lo berubah!" ketus Muntaz.

Fatim hanya diam, ia tidak di jemput oleh Akbar bukan Kak Iyyah. Sekalian Akbar ingin bertemu dengan Muntaz.

Fatim pergi, ia menunggu do belakang sekolah. Muntaz mengikutinya dengan cepat.

Di sana mobil Fateh, telah datang. Muntaz terkejut kenapa ada mobil Fateh di sana. Bukan kah Fateh tidak datang.

Seseorang keluar dari mobil, itu Muntaz mengenali wajahnya. Tetapi bukan Fateh melainkan seorang yang membuatnya mundur saat perkelahian kemaren.

"Lo!Sini lo pengecut!" teriak Akbar.
Fatim hanya diam, dia tidak tahu harus berbuat apa.
"Lo ngapain lo di sini! Mana teman lo itu?" ketus Muntaz.
"Gara-gara lo Fateh masuk ke rumah sakit!" bentak Akbar.
"Cuman hal yang kemaren aja? Sampai masuk ke rumah sakit?" jawab Muntaz tersenyum licik.
"Diam lo! Udah gue bilang kalo lo ngak kenal Fateh lo ngak usah hina dia!" bentak Akbar.

Akbar tidak bisa menahan tangannya, ia kemudian memukul Muntaz. Muntaz hanya mundur beberapa langkah.

Seorang satpam sekolah yang berada di Mushala sekolah mendengar ributan, ia langsung menuju ke belakang sekolah.

"Ada apa ini?" tanya satpam itu.
"Dia ingin berkelahi dengan saya pak!" tunjuk Muntaz ke arah Akbar.
"Kamu segara pergi! Ini bukan tempat perkelahian!" usir satpam.

Akbar hanya menatap Muntaz dengan tatapan tajam. Seperti ia mengatakan awas saja lo.

Fatim mengajak Akbar pergi, dan tidak meladeni Muntaz. Fatim memasuki mobil diikuti Akbar yang masih dalam keadaan marah.

Mau tau kelanjutannya?
Sebelum itu.
Follow🚶‍♀
Baca📖
Support stars⭐
Andd
Coment🧐
Anti plagiat

Badboy's cold love [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang