Part 128

2K 147 25
                                    

"Keadaan pasien sangat baik, hanya saja penyakitnya terus meningkat dan berkembang. Saya harap anda bisa membawanya ke New york untuk melakukan terapi paling kurang satu kali sebulan." ujar dokter.
"Ba..baik dok.." ujar mereka serentak.

Setelah itu dokter pergi, mereka semua saling bertatap. Bagaimana caranya mereka ke New York kalo masalah keuangan mereka bisa tetapi masalah Fateh mereka ragu untuk mengatakan.

Seseorang keluar dari ruangan berdiri menatap mereka yang resah. Seolah-olah mereka ada masalah, tetapi ragu.

"Ada apa?"tanya Fateh.
"Kenapa lo keluar?"tanya Syira.
"Kata dokter, gue boleh pulang." ujar Fateh.
"Masuk  Teh! kamu baru bangun. Jangan keras kepala dong!" ujar Fatim sedikit membentak.
"Ma..maaf.."ucap Fateh memasuki kamarnya sendiri.

FATEH POV

Kini ia di dalam ruangannya sendirian, ia tidak memiliki siapa-siapa. Mereka membenci dirinya karena selalu merepotkan.

Fateh bertekad akan pergi London, ia ingin memulai hidup baru di sana. Tidak ada yang bisa melarangnya, tidak ada rssa kerepotan.

Ia menulis surat untuk mereka, dan pergi diam-diam saat mereka tidak ada di luar ruangan lagi.
Fateh berhasil kabur tanpa mereka tahu, ia memesan taksi menuju bandara.

Di dalam perjalanan Fateh mengingat semua kenangan ia bersama sahabatnya.

Flashback On

"Teh kotak!" teriak Akbar.
"Apa sih!" teriak Fateh.
"Gue manggil  teh kotak, lo merasa yah?"tawanya.
"Makanya teh, telinga lo di pasang bukan di gantung." ledek Syira.
"Lo tau ngak beda lo sama monyet!" ucap Fatim menahan ketawa.
"Apaan?" ketus Fateh.
"Kalo monyet ya monyet, tapi kalo lo keturunannya." tawa Fatim diikuti yang lain.
"Fatim!" teriak Fateh menggelitikinya.
"Gue manusia woii, lo bisa ngak bedain." tambah Fateh.
"Kagak tuh!" ucap Fatim tertawa.
"Gue gelitiki lo!"ucapnya.
"Oke² lo manusia paling ganteng yang gue liat" ucap Fatim membuat Fateh baper.
"Hahah.. ternyata di balik sifat dingin lo, bisa juga lo baper yah. Tuh wajah lo merah."ledek Akbar.
"Apaan sih lo!"ketus Fateh.
"Hahah.."tawa mereka.

Flashback Off

Kenangan itu begitu indah untuk diingat, tak terasa air mata Fateh jatuh mengingat semua itu.

"Ngak! gue ngak boleh nangis. Gue badboy, seharusnya gue kuat! gue kuat! mereka lebih bahagia jika ngak ada gue!" batin Fateh.

Badboy's cold love [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang