Part 35

3K 163 11
                                    

Tepat sebelum Fateh menguapkan amarahnya untuk memukul seseorang yang selalu meremehin dirinya.

Akbar berlari ke arah Fateh berusaha menenangi sahabatnya yang tidak bisa di kendalikan emosinya, ia takut akan terjadi apa-apa dengan Fateh. Sedangkan yang lain hanya sapat mengelilingi Fateh berusaha membuatnya tenang.

Nihil, usaha mereka sia-sia. Fateh bertambah marah saat di lerai. Kesabarannya habis oleh Muntaz dan genknya. Entah apa yang ada di pikiran Fateh, ia seperti tidak sadar dengan apa yang dia lakukan, ia mendorong Akbar yang berusaha menghalanginya.

Muntaz dan genknya bersiap-siap melawan Fateh, semuanya yang menghalangi Fateh, dia selesaikan begitu cepat.

Saat dia tepat di depan Muntaz, ia mengambil paksa handphonenya. Muntaz terkejut ia tidak tahu bahwa Fateh yang dingin dan mengalah itu sekarang semuanya hancur belaka, dia terlihat bagaikan seorang badboy menatap musuhnya dengan tajam bukan dingin.

Saat dia ingin memukul Muntaz dengan keras, tiba-tiba Fateh terjatuh. Ia terduduk di tengah hujan itu, lalu tidak sadarkan diri.
Akbar sengaja memukul kelemahan Fateh dengan keras, ia terpaksa melakukannya karena dia tidak mau Fateh bermasalah. Saat itu, semua genk Muntaz segera pergi meninggalkan mereka.

Akbar melihat sahabatnya itu tidak sadarkan diri, ia merasa menyesal memukulnya tapi itu demi kebaikannnya juga. Ia berusaha membangunkan Fateh, tetapi dia masih saja tidak sadarkan diri.

Akbar dan genknya, membawa Fateh ke dalam mobilnya. Mereka mengelapkan air yang ada di wajahnya.

Akbar melihat wajah sahabatnya yang pucat itu, bibirnya putih karena dia terlalu lama di hujan dan ia memukulnya. Akbar merasa bersalah, ia tak seharusnya melakukan itu semua. Semua mencoba menenangi Akbar, mereka memeriksa nadinya Fateh masih berjalan lancar cuman masih dingin.

Mereka memberi minyak kayu putih kepada hidung Fateh. Terus memberinya hingga jari Fateh bergerak, ia sadar tapi belum semua tenaganya terkumpul.

Saat ia membuka mata, ia tak berada di tengahnya hujan tetapi di mobilnya. Semuanya bahagia saat Fateh sadar, Fateh duduk di menyadar di salah satu bangku.

Ia heran, Kenapa tiba-tiba ia di sini. Akbar menceritakan semuanya, Fateh hanya mengangguk dia masih terlihat lemas wajahnya juga masih pucat walau tidak sepucat tadi.

"Teh! Lo belum makan yah?" tanya Akbar.

Fateh hanya mengangguk pelan dia memeluk tangannya, sesekali memggosokkan untuk lebih hangat.

"Makan cafe yuk!" ajak Syira.

Fateh menatap heran, menunjukkan pakaiannya dan pakaian mereka. Syira mengerti ketawa, ia lupa kalo kita basah-basahan. Jadi Mereka ke rumah Fateh untuk menghangatkan badan mereka di sana. Yang cewek lain mereka tidak ikut mereka memilih ke rumah Syira.Yang mengangguk mengerti mereka mengantarkan mereka ke rumah Syira.

Setiba di rumah Fateh...

Mau tau kelanjutannya?
Sebelum itu.
Follow🚶‍♀
Baca📖
Support stars⭐
Andd
Coment🧐
Anti plagiat

Badboy's cold love [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang