Part 7

4.8K 238 0
                                    

Semua teman-teman sekelas mereka, menatap mereka dengan panjang. Fatim hanya melihat dan kemudian menunduk, sedangkan Fateh menatap dingin seluruh siswa yang memandanginya.

Fatim menduduki bangku dia, Fateh duduk disampingnya. Memandangnya dengan wajah khawatir, dia membersihkan debu yang masih tersisa di pakaian Fatim.

Ia tidak peduli dengan sekitarnya, hanya satu yang membuatnya khawatir yaitu Fatim. Sebenarnya dia merasa Muntaz menatapnya dengan tajam, tapi sekarang bukan waktunya untuk mengurusnya, ia tetap sibuk bertanya apakah baik-baik saja? dan menghapus air matanya yang mulai keluar.

Fateh menghapus dengan pelan penuh lembut, Fatim bisa merasa nyaman berada di dekat Fateh.

"Jangan menangis, gue ngak suka kalo lo menangis. Gue bakal nge-jagain lo, lo ngak perlu takut! Ada gue di samping lo tim." ucap Fateh sambil menghapus air mata Fatim.

"Makasih ya Ateh!Atas semuanya. Maafin gue buat lo khawatir." ucap Fatim yang mulai tersenyum.

Fateh hanya membalas senyuman itu, ia ingin memeluk Fatim tapi tidak mungkin.

Bel masuk berbunyi menghentikan semuanya. Pelajaran hari ini Matematika, Ibu guru hanya memberi tugas dan kembali ke kantor untuk rapat guru. Fateh yang awalnya malas mengerjakan tetapi, setelah dipaksa Fatim ia mengerjakannya.

Lima menit berlalu, Fateh baru mengerjakan empat soal. Dia bingung dengan nomor lima, Fatimpun menunjukkan caranya.
Akhirnya Fateh selesai mengerjakannya.

Ia ingin ke perpustakaan untuk membaca novel Fatim mengikutinya, ia merasa tidak keberatan dan berjalan bersama ke Perpustakaan.

Disana mereka menghabiskan waktu membaca, bercerita dan bercanda. Tidak ada yang berani mengganggu mereka, Karena terlalu asyik mereka lupa kalo jam istirahat berbunyi.

Beruntung Fateh mengingatkan Fatim, mereka ke kantin bersama. Sama seperti di perpustakaan, semua mata memandang mereka.
Ada yang merasa marah, cemburu, pura-pura tidak melihat dan ada bahkan yang berbisik.

Awalnya Fatim merasa risih tetapi karena Fateh menyuruhnya untuk mengabaikan mereka, Fatim merasa sedikit tenang. Ia yakin akan terbiasa dengan keadaan seperti ini.

Mereka berdua duduk di meja paling ujung menghindari ke ramaian. Fateh memesan makanan untuk Fatim dan dirinya, sedangkan Fatim melamun dalam hati memikirkan Fateh.

Ia tidak sadar kalo Fateh sudah ada di depan, Fateh hanya memanggil Fatim. Ia terkejut kemudian salting, Fateh tertawa melihat sikap Fatim. Mereka makan bersama dan kembali ke Perpustakaan.

Setiba disana....

Badboy's cold love [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang