Kini Fateh mengikuti genk Muntaz, perasaannya tidak baik. Dia sekarang memerlukan seseorang, nadinya semakin lemah.
Kini mereka sampai di sebuah tempat, di tempat yang sepi dan sangat sulit di temukan.
"Teh! Lo harus mati di tangan gue!" ucap Muntaz.
"Maksud lo.. Lo kenapa benci gue sampai lo ingin gue mati! " bentak Fateh masih lemah.
"Lo udah hancurin semuanya! " bentak Muntaz lebih keras di banding Fateh.
"Kalo begitu seterah lo! Gue ngak akan lawan" ucap Fateh memancing Muntaz.Tanpa menunggu Muntaz memukul Fateh hingga mengenai tembok di belakangnya, kondisinya semakin parah. Nadinya mulai lemah, apakah ini terakhir kali Fateh melihat dunia.
Matanya semakin buram, ia masih bisa melihat Muntaz akan memukulnya.Tetapi ada dua orang berteriak, Fateh mengenal suara itu. Tapi dia terlalu lemah dan tidak sadarkan diri sebelum ia melihat wajah mereka.
"Gue udah yakin lo yang bikin Fateh jauhin gue dan Fatim! " tunjuk Akbar ke arah Muntaz.
Muntaz sangat terkejut kedatangan Fatim dan Akbar, bagaimana mungkin mereka bisa mengetahui lokasi ini.
Flashback On
Kini Fatim dan Akbar berjalan menuju ke parkiran. Mereka berencana pulang bersama dan meminta maaf kepada Fateh.
"Eh! Tim itu bukannya Fateh dan Genknya Muntaz? " tanya Akbar.
"Iya, kemana mereka membawa Fateh?" tanya Fatim kembali.
"Gue ngak tau seperti Fateh terpaksa. " ucap Akbar.
"Akbar, Fateh begitu pucat! Dia memegang nadinya! Gue yakin dia pasti belum makan dan minum obat! " cemas Fatim.Tanpa menunggu mereka mengikuti Fateh dan genk Muntaz. Mereka sangat peduli sama Fateh walaupun Fateh tak ingin menganggap seperti dulu tapi sebagai orang asing. Rasa peduli mereka masih kuat sebagai sahabat. Ikatan mereka masih ada, hanya saja Fateh butuh waktu untuk mendengar semuanya.
"Akbar mereka bawa Fateh kesini?ngapain?" tanya Fatim masih penasaran.
Tapi Akbar menyuruh Fatim diam, biar dia bisa mendengar dengan jelas perkataan Fateh dan Muntaz. Ia sangat terkejut saat Fateh di pukuli, padahal Fateh masih pucat dan dia sangat marah saat Muntaz mengatakan kalau ia ingin menghabisi Fateh.
Karena kemarahannya, Akbar keluar dari tempat persembunyian, di ikuti Fatim mulai berlari ke arah Fateh. Muntaz dan genknya terkejut kedatangan dirnya dan Fatim.
Akbar menyerang mereka habis-habisan. Membuat mereka terpaksa mundur, Akbar berlari ke arah Fateh, wajahnya pucat dan masih terlihat dingin tidak sadarkan diri.
Karena takut Fateh kenapa-napa, Akbar mengecek detak nadi Fateh. Betapa terkejutnya ia saat mengetahui detak nadi Fateh lemah, lalu ia membawa Fateh ke rumah sakit terdekat.
Setiba di rumah sakit..
Fateh di bawa ke IGD, terlihat dokter sangat tergesa-gesa melihat detak nadi Fateh, berbagai cara ia lakukan. Fatim hanya bisa berdoa bersama Akbar, hanya itu yang bisa mereka lakukan sekarang.Mau tau kelanjutannya?
Sebelum itu.
Follow🚶♀
Baca📖
Support stars⭐
Andd
Coment🧐
Anti plagiat
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy's cold love [completed]
Подростковая литература!!!Belum di revisi!!! Kedinginan ku takkan berubah walau mentari mencairkannya, tapi setekad tekadpun mentari mencairkan, masih menyisakan air yang meleleh. -Fateh Halilintar Ku akan menjadi mentari, walau ku tau dinginmu takkan berubah. Tapi ment...