Part 159

1.8K 133 32
                                    

"Fatim kenapa lo mengubah penampilan lo?"tanya Syira mendekatinya.

Gadis mengubah penampilannya, terlihat seperti orang asing. Wajahnya yang putih tidak terlihat lagi, ia menggunakan masker hitam untuk menutupi wajahnya.

"Fatim kenapa kayak gini?"tanya Kak Iyyah mendekati Fatim juga.

Fatim hanya menggeleng tersenyum meskipun senyuman itu tidak terlihat. Tapi, rautan di matanya terlihat sedang tersenyum.

Melihat Fatim yang terus tidak memberi jawaban, mereka hanya menghela nafas pendek. Menunggu kehadiran Fateh, yang kata Bang Saaih mereka akan berkumpul semua di rumah Fatim.

Tok..tok..tok..
Ketukan berbunyi, Fatim terlihat berjalan mendekati pintu. Ia membuka pintu, ternyata bang Saaih dan Fateh yang sedari berdiri.

Kak Iyyah mendekati Fatim mempersilahkan mereka masuk, Fatim pergi menjauh dari Fateh dan pergi ke dapur mengambil minuman.

Terlihat Fateh yang berusaha mengingat sesuatu di rumah itu, ia menatap kak Iyyah dengan yang lain penuh dengan keasingan. Bang Saaih yang berada di sebelahnya berusaha tidak membuat Fateh tidak memaksakan takut akan amnesianya permanent.

Kini tatapan Fateh ke seseorang yang berjalan membawa minuman untuk mereka. Meskipun setengah wajahnya tertutup tapi Fateh merasa tidak asing dengan mata yang kecil dan hitam itu.

Bang Saaih heran dengan kehadiran seseorang itu, ia melirik ke Kak Iyyah. Remaja yang tidak jauh dari bang Saaih, memberi kode bahwa itu adalah Fatim.

"Tim?"panggil bang Saaih. Mendengar namanya di panggil, Fatim menoleh ke abang Saaih tersenyum tipis.
"Kenapa berpakaian seperti itu?"tanya bang Saaih. Fateh ikut juga menoleh ke Fatim dengan penasaran.

Merasa Fateh juga melirik ke arahnya, Fatim berusaha tidak melirik ke arahnya. Ia tahu Fateh berusaha mengingat sesuatu, sedari tadi ia memegang kepalanya.

"Saya memang berpakaian ini."ujar Fatim membuat semua terdiam kaget oleh jawabannya.
"Tim."panggil kak Iyyah. Fatim hanya tersenyum tipis tanpa berkata apapun.

Di tengah keadaan seperti itu, Fateh yang sedari tadi memegang kepalanya. Mengeluarkan cairan merah dari hidungnya, wajahnya kembali pucat. Bang Saaih kaget mengambil tissu berusaha membersihkan darah yang terus keluar. Tidak hanya bang Saaih yang panik, semuanya panik mengambil tissu atau sesuatu yang dapat menghentikan darah di hidung Fateh.

Hanya Fatim yang masih terdiam, ia sangat khawatir tetapi remaja itu masih berdiri tanpa melakukan sesuatu. Ia baru bergerak saat kakaknya memintanya.
"Tim, ambil kompres dingin."pinta Kak Iyyah yang duduk di sebelah Fateh.
"Baik ka.." ucap Fatim pergi.

Tidak lama kemudian, Fatim berjalan pelan ke arah Fateh. Ia membawa kompres dingin memberinya ke kakaknya tetapi Kak Iyyah malah memintanya kembali untuk memakain ke Fateh. Di karenakan tangan kakaknya itu sedikit terkena darah Fateh.

"M..ma..af.."ucap Fatim meletakkan kompres dingin ke dahi Fateh.

Semakin dekat mata Fatim dengan mata Fatim, di saat itu semakin berusaha Fateh berusaha mengingatnya. Lagi-lagi Fatim menjauh dari Fateh ia kaget melihat di saat seperti itu Fateh sempat menatap matanya.

Badboy's cold love [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang