Part 86

2.3K 135 10
                                    

"Kringg.."
Bel tanda masuk berbunyi..
Biasanya siswa-siswa akan segera memasuki kelasnya takut kena marah, tapi tidak hari ini kelas Fateh kini ramai oleh banyak siswa.

Mereka ingin melihat keadaan Fateh bahkan cewek-cewek yang menyukai Fateh berusaha mendekati Fateh tapi, di larang oleh Akbar dan Syira sedangkan Fatim berusaha membangunkan Fateh dan berusaha menghubungi ambulance.

Suara ambulance terdengar keras di sekolah, membuat para guru-guru bingung dan berkumpul di lapangan.

Akbar yang mendengar hal itu langsung berlari ke bawah untuk menyelesaikan masalah ini.

"Pak.." teriak Akbar.
"Akbar? Kamu yang manggil Ambulance?" tanya kepala sekolah.
"I..iya bu.." ucap Akbar tergesa-gesa.
"Siapa yang sakit Akbar? Kenapa tidak di bawa ke UKS?" tanya seorang guru pembina UKS.
"Hm..F.. Fateh pucat dan mimisan bu!" ucap Akbar kemudian berlari bersama petugas ke kelas mereka.

Setiba di kelas, petugas Ambulance memeriksa keadaan Fateh banyak yang menyaksikan dan ada juga yang merekam kejadian itu.

"Lo semua! Kalo lo ngak mau bantu, pergi dari sini bubar! Fateh bukan pertunjukan, asal kalian tau!" geram Akbar membubarkan ramaian itu.

Memdengar perkataan Akbar, semua akhirnya terpaksa bubar dari kerumanan itu. Fateh pun segera di angkat tepat para guru-guru melihat Fateh yang bukan manusia normal.

Guru-guru tampak kaget melihat keadaan siswa mereka, termasuk kepala sekolah ia menyesal apa yang terjadi karena orang tua Fateh meminta anaknya di jaga selama ia di sekolah.

Akhirnya guru-guru memberi jalan pada petugas yang membawa Fateh, dan memasukkannya ke dalam ambulance bersama Fatim, Syira dan Akbar.

Selama perjalanan Syira hanya bisa memeluk Fatim yang terus-terusan menangis melihat keadaan Fateh.

Sedangkan Akbar menelpon bang Saaih memintanya datang ke rumah sakit tempat Fateh di rawat.

Di rumah sakit...
Fateh segera di larikan ke IGD, Fatim berusaha membangunkan Fateh tapi ia tidak membuka matanya.

"Maaf, anda tunggu di sini! Saya akan memeriksa pasien." larang dokter itu saat ia melihat Fatim yang ingin masuk ke IGD.

"Arghh... Lagi-lagi gue selalu gagal menjaga Fateh! Gue memang sahabat yang becus! Seharusnya gue lebih cepat kejar Fateh!" ucap Akbar di kuasai rasa penyesalan dan keamarahan.
"Akbar lo ngak boleh salahin diri lo!" ucap Syira berusaha menyabarkan Akbar.
"Arghh.. Ini semua salah kalian! Kalo saja kalian lebih cepat tanpa harus ngobrol pasti gue sudah bisa ngejar Fateh!" tunjuk Akbar ke arah Fatim dan Syira.
"Akbar! Lo ngak bisa nyalahin kita, ini semua takdir. Kalo emang nungguin kita, Apa Fateh bakalan baik baik saja? Belum tentu!" ucap Fatim kesal kepada Akbar yang seenaknya menyalahkan Syira dan dia.
"Jadi lo ngak mau Fateh sembuh! Jadi lo selama ini senang Fateh ngak sembuh!" tanya Akbar ke arah Fatim.
"Akbar cukup! Fatim benar, lo seharusnya ngak nyalahin kita ini takdir Akbar" ucap Syira membela Fatim.
"Jadi lo bela dia, jelas-jelas lo dan dia salah! Masih mau ngelak juga? Kalo begini caranya, gue mau kita putus!" ucap Akbar marah.
"Akbar! Bukan itu maksud gue, lo salah!" tangis Syira menahan tangan Akbar.
"Udah gue ngak mau lihat wajah kalian lagi! Pergi dari sini!" teriak Akbar mengusir dan menghempas tangan Syira yang memegang tangannya.

"Maaf! Kenapa di sini ribut-ribut? Ada apa? Kalo ada masalah selesaikan di luar, ini rumah sakit bukan tempat untuk bertengkar." tegas seorang satpam mendengar pertengkaran mereka.
"Maaf bapak! Saya minta bawa keluar mereka sekarang! Saya ngak ingin lihat wajah mereka!" pinta Akbar ke satpam.
"Maaf dek, segera keluar atau saya paksa!" ucap satpam itu menoleh ke Fatim dan Syira.

Dengan terpaksa Fatim dan Syira keluar dari rumah sakit, Fatim merangkul Syira dengan erat.

Syira sangat shock dengan keadaan ini, ia butuh ketenangan beruntung Fatim menenangkan dirinya. Sebenarnya Fatim membutuh ketenangan tapi tidak ia pikirkan karena sekarang Syira membutuhkan dirinya.

Mau tau kelanjutannya?
Ikuti terus cerita ini..
Tapi sebelum itu, Follow, Read, Vote and Coment.
No forget to guyss!

Badboy's cold love [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang