Part 34

3K 159 2
                                    

Pelajaran telah usai, tetapi sebagian dari Mereka masih lebih menunggu di sekolah. Karena hujan turun dengan lebat namun tidak selebat tadi pagi.

Fatim dan Fateh pulang awal, karena mereka memakai mobil. Tak perlu takut kebasahan, Fatim memperhatikan gerak-gerik Fateh.
Ia selalu melihat kebelakang seperti ada yang mengikuti mereka.

Ia heran kenapa dari tadi Fateh terus melihat ke belakang padahal di belakang tak ada yang memperhatikan dan mengikuti mereka. Walau terdapat beberapa siswa tapi dia sepertinya tidak mengikuti.

Jalan raya tampak sepi, Fatim hanya diam memperhatikan orang-orang berlari mencari tempat yang teduh.

Hanya beberapa motor yang berusaha berjalan di tengah hujan.
Fateh hanya diam, ia sangat fokus memperhatikan mobil dan motor yang lewat.

Setelah mengatarkan Fatim, Fateh meningkatkan kecepatan mobilnya. Ia melihat dua mobil yang mengikutinya, walau Fateh mencoba menghindar dengan mempercepatkan kecepatan. Tapi mobil itu tidak melepaskan Fateh begitu saja.

Hingga sampai di jalan yang benar sepi, tiba-tiba di depannya terlihat seekor itik yang menyebrang. Membuat Fateh berhenti mendadak, itik itu segera berlari menuju ke pertikungan.

Sialnya, mobil yang mengikuti Fateh berhasil menghadangnya di depan.

Membuat Fateh tidak bisa berbuat apa-apa dia hanya duduk di dalam mobil menunggu seseorang itu datang padanya.

Orang itu keluar walau dia tau hujan turun dengan deras tetapi dia tidak mempedulikannya. Bersama para genknya ia menuju ke mobil Fateh, berusaha membuat Fateh keluar dari mobil.

Fateh hanya diam menatap dingin jalanan itu, awalnya dia tampak biasa saja tali makin lama mereka membuat Fateh keluar dari mobil.

Ia keluar dari mobil, menatap dingin orang itu, Ya dia adalah Muntaz. Sepertinya mereka mengetahui maksud tatapan Fateh pada mereka.

Mereka mencoba mengelilingi Fateh dan mobilnya, Fateh masih tidak peduli ia menatap dingin semua, baju seragamnya basah dan handphone yang masih ia pegang.

Muntaz mengambil handphone itu secara paksa, Fateh berusaha mengambilnya saat genknya ingin menahan Fateh, Muntaz melarang mereka karena ini urusan dia dengan Fateh bukan yang lain.

Ia tidak memeriksanya, cuman memutarnya dengan jarinya seperti memutarkan spinner dan menghinanya . Fateh masih menatap dingin, ia terlihat marah. Benar-benar marah tak ada yang bisa mengendalikan amarahnya.

Mau tau kelanjutannya?
Sebelum itu.
Follow🚶‍♀
Baca📖
Support stars⭐
Andd
Coment🧐
Anti plagiat

Badboy's cold love [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang