Part 140

1.8K 126 1
                                    

Seorang remaja perempuan melemparkan kerikil ke sungai, ia terlihat mengenang sesuatu.
Saahabatnya hanya diam di belakang tidak ingin menganggu kesedihan dia itu.

"Teh, lo dimana?" gumam Fatim.
"Gue rindu ama lo.." lirihnya lagi.
"Kapan sih, kita ketemuan." ucap Fatim duduk di hamparan rumput dekat sungai.
"Lo ngak rindu ama gue?"tanya Fatim menatap sungai yang begitu tenang.
"Kalo lo ngak rindu ngak apa-apa tapi jangan bikin gue rindu.." ucap Fatim mengeluarkan air mata.
"Untuk sekian kalinya gue menangis karena lo! Itu yang gue suka teh, lo ngak hanya memberikan gue kebahagian tapi juga kesedihan."ucap Fatim menghapus air matanya.
"Gue akan selalu menunggu kehadiran lo teh, gue akan setia  menunggu lo. Karena gue tahu, lo di takdirkan untuk gue..." ujar Fatim menangis lalu bangkit.

Ia tersenyum menatap sekeloling sungai, berharap seseorang yang di tunggunya segera hadir di kehidupannya. Tetapi, entah kenapa Fatim terjatuh dan tidak sadarkan diri. Syira lebih dahulu berlari ke arahnya menangkap tubuh Fatim dan memeluknya.

"Teh, lo dimana? Lo kenapa ngak kembali... Lo apa tega ngeliat Fatim kayak gini. Lo jahat teh! Jahat!" isak Syira menunduk.

Air matanya Syira jatuh di wajah Fatim, ia tidak tega melihat sahabatnya seperti itu. Akbar segera bawa Syira ke rumah sakit bersama yang lain.

Remaja itu dari tadi menangis melihat sahabatnya yang berbaring, Soleha hanya bisa menghibur Syira.

"Maaf, apakah ada keluarganya?"tanya dokter keluar dari ruangan Fatim.
"Kami sahabatnya." ucap Muntaz.
"Dia ngak apa-apa, hanya depresi karena terlalu banyak pikiran." senyum dokter.
"Makasih dok."ucap Soleha.
"Satu hal lagi, apakah di sini ada yang bernama Fateh?" perkataan itu membuat semua menggeleng.
"Sepertinya gadis itu menginginkan sesorang bernama Fateh ada di dekatnya karena dari tadi ia memanggil namanya." ucap Dokter tersenyum.
"Makasih dokter." ucap Syira pergi ke ruangan Fatim.

Ia melihat Fatim membuka mata perlahan-lahan.

"Fatim?" ucap Syira menghapus air matanya.
"Lo kenapa nangis?"tanya Fatim.
"Ngak apa-apa, lo mau  ke sekolah atau pulang ke rumah?" tanya Syira.
"Ke sekolah aja, bentar lagi pengumuman."ucap Fatim tersenyum.

Syira hanya mengangguk, ia mengerti yang di inginkan sahabatnya. Mereka akhirnya pergi ke sekolah kembali. Tepat saat seorang MC menyebutkan nama Fatim sebagai salah satu siswi pertukarsn pelajar tahun ini.

Fatim meminta temannya melepaskannya, dengan perlahan-lahan Fatim maju ke depan ia tersenyum untuk menutupi kesedihannya.

"selamat Fatim, dan siswa pertukaran pelajar di raih oleh.." ucap MC itu membuat semua ingin tahu..
"Jevan.." ucap MC itu, Fatim terkejut. Ia melihat seseorang cowok berjalan ke arahnya dengan senyuman.

"Bukankah itu cowok yang membuatku tidak fokus saat mengerjakan ujian, ia yang selalu melirik dan tersenyum padaku." batin Fatim sedikit menjauhkan tubuhnya dari Jevan.

"Oke... selamat untuk kalian berdua.. keberangkatan kalian ke korea tiga hari lagi. Akan ada dua remaja asal korea datang bertukaran dengan kalian." senyum MC itu.

Badboy's cold love [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang