Part 111

2.2K 145 16
                                    

Fatim kaget dengan yang di lihatnya, ia segera menghampiri Fateh.

"Lo ngak apa-apa Teh?" tanya Fatim membantu Fateh berbaring.
"Sini gue bersihin luka lo.." ujar Fatim membersihkan luka Fateh.
"Lo kenapa sih?" tanya Fatim menatap Fateh yang sembari diam.
"Lo habis dari luar?" tanya Fateh berbalik bertanya.
"Hm..Iya emang kenapa?" tanya Fatim heran.
"Lo lihat ngak seseorang ngintip dari luar?"tanya Fateh.
"Hm..Gue emang dari luar, tapi gue  nyusul Syira ke toilet katanya dia mau nyusul Akbar. Saat gue balik, gue ngak lihat apa-apa ." Jelas Fatim.
"emang kenapa?"tanya Fatim heran.
"Gue lihat peneror itu.." lirih Fateh.
"Terus lo ngak ngak apa-apakan?"tanya Fatim khawatir.
"Ngak.."Lirih Fateh.
"Kenapa selang infus lo lepas?"tanya Fatim heran.
"Gue paksa lepasin, karena gue ingin ketemu dia." jelas Fateh.
"lo kenapa nekad sih teh.." kesal Fatim.
"Gue ngak suka di teror, kalo itu orang mau gue mati kenapa ngak bunuh gue aja langsung. Ngak usah pake acara nyakitin lo!" ujar Fateh kesal.
"Teh!Ngak boleh kayak gitu. Gue tambah tersiksa kalo lo pergi." kaget Fatim.

"Siksa apa?" tanya seseorang dari luar.
"Eh.. ngak ada apa-apa kok." ucap Fatim ke arah Bang Saaih.

Bang Saaih hanya mengangguk, lalu duduk di sofa memakan sarapannya.

"Kok abang sendiri?"tanya Fatim heran.
"Itu orang..
"Kenapa infus Fateh lepas?"tanya bang Saaih kaget menoleh ke arah Fateh.
"Itu..."Ucap Fatim.
"Ateh tadi ke toilet, trus Ateh lepasin. " ucap Fateh membantu Fatim.

Bang Saaih segera berdiri, masang infus Fateh dengan perlahan.

"Terima kasih Bang.." ucap Fateh tersenyum tipis.
"Oke.." ucap Bang Saaih membalas senyuman itu.
"Bang dimana Syira?"Tanya Fatim yang mulai kesal.
"Itu.. pacaran di kantin sam Akbar." ucap Bang Saaih melemparkan bantal sofa ke arah Fatim.
"Apaansih!"kesal Fatim.

Fateh hanya tersenyum melihat mereka, ia melirik ke jam 08.00 am. Hari masih terlalu pagi, ia ingin pulang ke rumah.

"Bang..Ateh ingin pulang..." ucap Fateh resah.
"Belum di bolehin sama dokter." ujar Bang Saaih.
"Kenapa sih! Ateh harus kayak gini. Bosan tau ngak, Ateh pengen kayak dulu. Nongkrong, cari masalah, balapan, ngak kayak gini."  kesal Fateh.
"Kamu harus istirahat Fateh.." ucap Fatim.
"Ngak! Ateh pengen kalian jujur! Ateh sakit apa sih!" bentak Fateh.

Bang Saaih dan Fatim mendengar itu, saling melirik. Bingung mau jawab apa.

Badboy's cold love [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang